Ketua PSMTI NTT Sebut Budaya dan Tradisi Tidak Setara Dengan Firman Tuhan
Ketua PSMTI NTT sebut budaya dan Tradisi tidak setara dengan Firman Tuhan
Penulis: PosKupang | Editor: Kanis Jehola
Ketua PSMTI NTT sebut budaya dan Tradisi tidak setara dengan Firman Tuhan
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sebagai penganut agama Kristen Katolik, Warisan budaya dan tradisi yang dilestarikan keturunan Tionghoa di NTT tidak bisa ditempatkan setara (equivalent) dengan Firman Tuhan.
Hal ini dikatakan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia ( PSMTI) NTT, Hengky Lianto seusai mengikuti perayaan ekaristi dalam upaya menerjemahkan makna imlek. Sabtu, (25/1) di Gereja Katedral Kristus Raja.
• Singa Lompat dan Terkam, Warga Oesapa Kota Kupang Histeris
Alasan mendasar yang melatarbelakangi warisan tradisi tidak bisa ditempatkan secara dengan firman Tuhan, ujar Hengky, karena masyarakat keturunan Tionghoa yang ada di NTT telah menjadi anak-anak Tuhan dan murid-murid Kristus.
Dikatakan Hengky, Imlek menjadi hari yang penting di seluruh dunia termasuk juga di Kupang. Imlek biasanya dikenal juga dengan istilah Sin Cia dan dari dialek bahasa Hokea yang berarti bulan kalender dan pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 bulan pertama dan berakhir pada tanggal 15 atau biasa diistilahkan dengan Cap Go Meh ( bulan purnama).
• 30 Januari, Penyidik Polres TTS dan BPKP Ekspos Kasus Korupsi Pembangunan RSP Boking
Melalui perayaan imlek ini, ujar Hengky, pada intinya sebagai keturunan Tionghoa kami bersyukur, berterimakasih kepada orang tua atau leluhur karena sudah memberikan contoh dan teladan dalam hal kasih.
Dikatakan Hengky, mungkin leluhur pada saat itu belum mengenal Tuhan. Akan tetapi, salah satu kebajikan dalam firman Tuhan telah dilaksanakan dengan cara mengumpulkan anak-anak beserta rumpun keluarga besar untuk belajar hidup rukun, saling menghormati dan menghargai yang lebih tua dan sebagai balas jasanya anak-anak kecil yang belum berkeluarga mendapatkan angpao.
Menurut Hengki, tradisi yang diwariskan leluhur tersebut boleh diinternalisasikan dan diselenggarakan setiap tahun. Akan tetapi, sebagai insan ciptaan Tuhan, kita perlu takut akan Tuhan sebagaimana yang dikutip dirinya dalam nas dalam Kitab Amsal, seorang yang peduli takut akan Tuhan, dan mengandalkan-Nya, maka masa depannya akan sukses, tandas Hengky. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Vinsen Huler)