Head Line News Hari Ini
Warga Tionghoa NTT Sambut Imlek: Atur Tempat Berdoa, Pasang Pernak Pernik Hingga Siapkan Angpao
Pernak pernik Imlek dijumpai di kawasan Terminal Kupang, Kelurahan Lai Lai Bissi Kopan (LLBK) Kota Kupang.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Warga Nusa Tenggara Timur (NTT) etnis Tionghoa mempersiapkan diri menyambut Imlek 2571 atau Tahun Baru Cina yang diperingati pada Sabtu (25/1/2020).
Di Kota Kupang, nuansa Imlek mulai terasa. Pernak pernik yang didominasi warna merah menghiasi rumah, toko, tempat berdoa (klenteng) dan beberapa fasilitas publik.
Pernak pernik Imlek dijumpai di kawasan Terminal Kupang, Kelurahan Lai Lai Bissi Kopan (LLBK), Kecamatan Kota Lama. Banyak lampion digantung pada tali hingga menyerupai jaring laba-laba. Sedangkan di Jembatan Liliba, Kelurahan Lliba juga terdapat lampion Imlek.
• Komjen Pol Firli Bahuri: Masuk KPK karena Kehendak Tuhan (1)
Sementara itu, Marga Lay membersihkan dan menata Rumah Abu Siang Lay untuk pelaksanaan rangkaian acara Imlek. Rumah Abu sudah berusia tiga abad, berdiri tahun 1865.
Letak Rumah Abu di Kelurahan LLBK. Cukup sulit menemukan Rumah Abu, karena dikelilingi pertokoan. "Rumah ini akan kami jaga dan kami rawat, kenapa disinilah leluhur kami tinggal," kata Roby Lay, Kamis (23/1/2020).
Roby dan beberapa anggota keluarga Lay sedang membersihkan pelataran doa di Rumah Abu. Ada dua lampion besar di ruangan doa, sementara di halaman depan, belasan lampion berukuran sedang, digantung di pohon.
• Komjen Pol Firli Bahuri Menjiwai Lagu Didi Kempot (2)
Pada dinding ruangan doa tampak tulisan-tulisan China. Menurut Roby, tulisan itu merupakan nama-nama leluhur Marga Lay. "Jumlahnya sangat banyak. Saya bahkan tidak menghafalnya, kami sangat menghormati mereka," ucapnya.
Ada juga dupa, digunakan dalam ritus ibadat. Dupa didatangkan dari Surabaya.
Ukuran dupa dan isinya bervariasi. Setiap bungkus terdapat 10, 20 hingga 100 batang dupa.
Menurut Roby, jelang perayaan Imlek, banyak orang yang berkunjung ke Rumah Abu. "Banyak yang datang waktu sembayang. Tetapi di sini tidak ada perayaan. Karena ini Rumah Abu, hanya doa bersama."
• Ignatius Genjot Rasio Elektrifikasi NTT, Bertekad Semua Rumah Tangga Berlistrik
"Tempat ini bukan Klenteng. Ini Rumah Abu Marga Lay. Di sini tidak ada ajaran agama dan tidak ada biksu," tandas Roby.
Dengan beribadat di Rumah Abu, kata Roby, sebagai perwujudan penghormatan kepada leluhur atau orang tua yang telah meninggal. "Imlek biasanya dirayakan dengan berkumpul dan mengadakan perjamuan makan malam bersama keluarga," katanya.
Bagi Angpao
Terpisah, Sekretaris Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi NTT, Hengki Famdale mengatakan, PSMTI NTT bekerja sama dengan PSMTI Kota Kupang telah melakukan pembagian angpao kepada para lansia dan anak-anak berusia 5-12 tahun.

Pembagian angpao kepada para lansia dilaksanakan tanggal 18 Januari. Sedangkan kepada 150 anak akan dibagikan pada tanggal 26 Januari atau tepat pada puncak hari Raya Imlek, bertempat di Restoran Oriental Kupang.
"Tujuan kami memberikan angpao kepada anak-anak yakni kami mau mengdurasikan apa manfaat angpao, sehingga sejak kecil sudah tertanam dalam pikiran dia, menghargai orangtua sebagaimana budaya Tionghoa dan sebelum menikah, anak-anak diberikan angpao," terang Hengki saat ditemui di kediamannya, Kamis malam (23/1/2020).