Pendeta Mery Kolimon Imbau Masyarakat Rayakan Tahun Baru 2020 dengan Tertib dan Damai
Ketua Sinode GMIT Pendeta Mery Kolimon imbau masyarakat Rayakan Tahun Baru 2020 dengan tertib dan Damai
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Ketua Sinode GMIT Pendeta Mery Kolimon imbau masyarakat Rayakan Tahun Baru 2020 dengan tertib dan Damai
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ketua Sinode GMIT Pendeta Mery Kolimon mengimbau masyarakat, khususnya kaum muda agar merayakan Tahun Baru 2020 dengan tertib dan damai.
"Kita bersyukur atas kasih Tuhan yang telah menyertai kita sepanjang tahun 2019 dan mari kita sambut tahun baru dengan penuh suka cita dan jangan lupa kita rayakan dengan tertib dan damai," ungkap Pendeta Mery kepada POS-KUPANG.COM, Senin (30/12/2019).
• Sambut 2020 Ketua Sinode GMIT, Pendeta Mery Kolimon Sebut NTT Masih Punya Utang Besar
Dia katakan, masyarakat khusunya orang muda harus bisa mengendalikan diri agar tidak merayakan secara berlebihan.
"Kita harus bertenggang rasa terhadap yang lain, jangan sampai perayaan yang berlebihan malah menganggu orang lain atau bahkan bisa menimbulkan kekacauan," ungkapnya.
Ia juga menyoroti penggunaan kembang api. Menurutnya, kembang api memiliki zat-zat tertentu yang bisa mencemari lingkungan. Oleh karena itu, lanjutnya, masyarakat hendaknya merayakan tahun baru dengan cara-cara yang tidak hanya ramah terhadap sesama tetapi juga ramah terhadap lingkungan.
• Ratusan Dos Petasan Didatangkan ke NTT Jelang Tahun Baru
Ia berharap tahun 2020, Provinsi Nusa Tenggara Timur semakin maju sebagaimana yang dicita-citakan oleh Pemerintah Provinsi yakni NTT Bangkit dan Sejahtera.
Dia katakan, tahun 2019 Provinsi NTT kembali terpilih sebagai provinsi dengan tingkat toleransi dan kerukunan agama tertinggi kedua setelah Papua. Menurutnya catatan positif ini perlu terus dipertahankan.
Namun Pendeta Mery mengingatkan ke depan tantangan kita makin berat karena kita berada dalam situasi politik-ekonomi yang rentan terhadap radikalisme dan ekstrimisme.
Di sisi lain, lanjut Pendeta Mery, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan yakni soal human traficking, sampah plastik, kekeringan dan berbagai persoalan yang melilit kaum muda dan remaja.
Dia menyebut jumlah TKI asal NTT yang meninggal di luar negeri dari tahun ke tahun terus meningkat dan hampir semua yang meninggal tersebut merupakan TKI Ilegal.
Untuk itu, Pendeta Mery berharap tahun 2020 ada sinergi yang lebih baik dari berbagai pihak yakni pemeritah dan semua elemen masyarakat yang peduli terhadap persoalan human traficking.
"Ini harus dipandang sebagai persoalan yang amat serius karena soal kemanusiaan. Ini persoalan kita bersama sebagai bangsa. Jadi butuh sinergisitas yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Lanjutnya, NTT juga punya catatan kebakaran hutan dan lahan yang tertinggi di Indonesia. Menurutnya hal ini perlu diperhatikan secara serius, kalau tidak NTT akan berhadapan dengan degradasi kualitas lingkungan hidup.
Pendeta Mery mengapresiasi kemajuan Pariwisata di NTT, namun ia menegaskan, perlu ada keberpihakan terhadap masyarakat kecil sehingga kemajuan di sektor pariwisata bisa berdampak positif kepada masyarakat.