Sambut 2020 Ketua Sinode GMIT, Pendeta Mery Kolimon Sebut NTT Masih Punya Utang Besar

Sambut 2020 Ketua Sinode GMIT, Pendeta Mery Kolimon sebut NTT masih punya utang besar

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon 

Sambut 2020 Ketua Sinode GMIT, Pendeta Mery Kolimon sebut NTT masih punya utang besar

POS-KUPANG.COM | KUPANG - "Sebentar lagi kita akan menyambut tahun 2020, ada catatan positif untuk NTT namun kita perlu ingat kita juga masih punya utang besar di tahun 2019 yang harus kita selesaikan."

Demikian disampaikan Ketua Sinode GMIT, Pendeta Mery Kolimon saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (29/12/2019).

Dia katakan, tahun 2019 Provinsi NTT kembali terpilih sebagai provinsi dengan tingkat toleransi dan kerukunan agama tertinggi kedua setelah Papua. Menurutnya catatan positif ini perlu terus dipertahankan.

Ratusan Dos Petasan Didatangkan ke NTT Jelang Tahun Baru

Namun Pendeta Mery mengingatkan ke depan tantangan kita makin berat karena kita berada dalam situasi politik-ekonomi yang rentan terhadap radikalisme dan ekstrimisme.

Di sisi lain, lanjut Pendeta Mery, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan yakni soal human traficking, sampah plastik, kekeringan dan berbagai persoalan yang melilit kaum muda dan remaja.

Dia menyebut jumlah TKI asal NTT yang meninggal di luar negeri dari tahun ke tahun terus meningkat dan hampir semua yang meninggal tersebut merupakan TKI Ilegal.

Curi Hp Milik Sepupu, Wiliam Oktovianus Warga Naikoten 1 Kupang Dipolisikan

Untuk itu, Pendeta Mery berharap tahun 2020 ada sinergi yang lebih baik dari berbagai pihak yakni pemeritah dan semua elemen masyarakat yang peduli terhadap persoalan human traficking.

"Ini harus dipandang sebagai persoalan yang amat serius karena soal kemanusiaan. Ini persoalan kita bersama sebagai bangsa. Jadi butuh sinergisitas yang lebih baik lagi," ungkapnya.

Lanjutnya, NTT juga punya catatan kebakaran hutan dan lahan yang tertinggi di Indonesia. Menurutnya hal ini perlu diperhatikan secara serius, kalau tidak NTT akan berhadapan dengan degradasi kualitas lingkungan hidup.

Pendeta Mery mengapresiasi kemajuan Pariwisata di NTT, namun ia menegaskan, perlu ada keberpihakan terhadap masyarakat kecil sehingga kemajuan di sektor pariwisata bisa berdampak positif kepada masyarakat.

Khusus untuk kaum muda dan remaja, Pendeta Mery katakan, kaum muda dan remaja saat ini tengah ada dalam arus kemajuan teknologi komunikasi, informasi dan ilmu pengetahuan.

Menurutnya, jika kemajuan ini tidak dibarengi dengan pendidikan nilai maka generasi penerus kita menjadi budak dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.

Dia tegaskan, keluarga harus sungguh-sungguh berperan membekali kaum muda dan remaja dengan pendidikan nilai.

"Ini harus kita perhatikan dan keluarga harus aktif. Orangtua dengan segala kesibukan mereka harus tetap memprioritaskan anak, karena keluarga merupakan basis pendidikan nilai," tegasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved