Ini Penyebutan 6 Penyakit yang Hanya Ada di Indonesia, Termasuk Masuk Angin dan Angin Duduk
Melansir dari website penyedia informasi obat dan kesehatan di Asia Pasifik, Mims, sistem penamaan penyakit yang digunakan saat ini mempunyai sejarah
Diberitakan Kompas.com (11/3/2017), Ketua UKK Respirologi IDAI, dr. Nastiti Kaswandani Sp.A(K) mengatakan sebenarnya tidak ada terminologi paru-paru basah.
“Ini adalah istilah awam untuk menyebut kondisi paru-paru terisi cairan,” katanya.
Gejala paru-paru basah adalah batuk sampai sesak napas, karena pemasukan oksigen berkurang.
Pada kondisi pneumonia berat dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan oksigen mencapai otak dan jantung.
“Gejala yang khas adalah dadanya sampai cekung, tertarik ke dalam ketika batuk, serta napasnya memburu seperti orang yang habis lari,” kata Nastiti.

5. Kesemutan
Melansir dari Kompas.com (1/7/2010), Dr Tiara Anindhita, SpS dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM mengatakan kesemutan atau dalam istilah medis disebut parestesia.
Kondisi tersebut merupakan sensasi spontan yang abnormal pada daerah persarafan tertentu.
Secara normal, manusia bisa merasakan sensasi tertentu setelah ada rangsangan atau stimulus yang sesuai.
Sementara pada parestesia, sensasinya muncul spontan tanpa ada stimulus.
Parestesia atau kesemutan adalah terminologi untuk suatu gejala dan bukan diagnosis penyakit.
Itu sebabnya gejala parestesia bisa dijumpai pada berbagai penyakit yang mengenai saraf, terutama saraf di bagian perifer.
6. Bengek/Mengi
Bengek atau mengi adalah kondisi di mana timbul suara khas yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit.
Melansir dari Hello Sehat, biasanya, penyebab paling umum dari mengi berulang adalah asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).