Hujan Angin Landa NTT
BREAKING NEWS: Korban Bencana di Oebelo Mengamuk, Pemkab Kupang Dinilai Lamban dan Apatis
BREAKING NEWS: korban bencana di Oebelo mengamuk, Pemkab Kupang dinilai lamban dan apatis
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
BREAKING NEWS: korban bencana di Oebelo mengamuk, Pemkab Kupang dinilai lamban dan apatis
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Bencana hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang pada Minggu (24/11/2019).
Sebanyak 13 rumah rata dengan tanah dan puluhan rumah, satu rumah ibadah dan satu sekolah mengalami kerusakan di desa itu.
Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Sosial dan DPRD Kabupaten Kupang turun untuk memantau lokasi kejadian.
• Keluarga Setuju Jazad Anselmus Wora ASN Dishbub Ende Diautopsi
Hadir Kepala Dinas Sosial, Anis Masneno dan anggota DPRD Kabupaten Kupang, Tome da Costa serta Babinsa Desa Oebelo.
Saat tiba di lokasi kejadian di RT 22 RW 8 Dusun 4 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, korban bencana melakukan protes dan mengamuk.
Gilberto Grasa Gomes (56), korban yang dua rumahnya rusak berat mengamuk dan menilai Pemkab Kupang apatis dalam menyikapi bencana tersebut.
• Mengenal Wula Tabba, Guru Matematika Bupati dan Ketua DPRD TTU Saat Ini
Gilberto memiliki dua unit rumah berdekatan di wilayah itu. Satu unit rumah Gilberto rata dengan tanah dan satu rumah lainnya mengalami kerusakan berat akibat amukan angin kencang disertai hujan.
Cucunya yang bernama Raikel Tamono (4 bulan) pun menjadi korban dalam bencana itu di mana diterbangkan angin bersama atap rumahnya sejauh 40 meter.
Saat kedua pejabat Kabupaten Kupang beserta rombongan hendak pulang pada pukul 12.30 Wita, Gilberto melakukan proses dan mengamuk.
Gilberto menilai Pemkab Kupang apatis dan lamban menyikapi persoalan yang dialaminya. Padahal, lanjut Gilberto, bencana serupa sudah tiga kali dialaminya.
Pemkab Kupang, lanjut Gilberto, hanya sekedar turun untuk mendata dan melakukan dokumentasi tanpa realisasi bantuan bagi masyarakat yang menjadi korban.
"Sudah tiga kali bencana dan yang datang foto tidak ada guna," teriak Gilberto di hadapan Kepala Dinas Sosial, Anis Masneno dan anggota DPRD Kabupaten Kupang, Tome da Costa.
Bahkan, anak kandung Gilberto bernama Amadio Grasa Gomes (21) melarang Pemkab Kupang untuk memasuki area rumahnya karena merasa kecewa dengan pemerintah. "Jangan ada yang masuk pintu pagar," kata Amadio.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Anis Masneno tidak berbicara dan melangkah menuju mobilnya.