Atasi Kelangkaan BBM, Kapal Mini Tanker PT Hikam Belum Dapat Izin Berlabuh dari Pemda Lembata

Atasi Kelangkaan BBM, Kapal Mini Tanker PT Hikam Belum Dapat Izin Berlabuh dari Pemda Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/RICKO WAWO
Antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat di Agen Pengisian Minyak dan Solar (APMS) di Kota Lewoleba, Jumat (21/11/2019) pagi. 

Atasi Kelangkaan BBM, Kapal Mini Tanker PT Hikam Belum Dapat Izin Berlabuh dari Pemda Lembata

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Sudah dua bulan ini Kapal Mini Tanker SPOB Sembilan Pilar terkatung-katung di perairan Teluk Lewoleba karena belum mendapat izin sandar oleh Pemkab Lembata.

Kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) ini dihadirkan oleh PT Hikam guna mengatasi kelangkaan BBM di Kabupaten Lembata.

Bupati Malaka Kunjungi Penginapan Tim Persebi Bima di Kota Betun

PT Hikam sendiri merupakan transportir BBM dari PT Pertamina Patra Niaga yang ditunjuk untuk mendistribusikan BBM di wilayah Pulau Lembata.

Direktur PT Hikam, Nurhayati mengatakan Kapal SPOB Sembilan Pilar ini akan menggantikan kapal pengangkut KM Lembata Jaya yang memiliki kapasitas angkut sangat terbatas.

Dalam surat PT Hikam yang ditujukan kepada Komisi II DPRD Lembata tertangal 5 November 2019 disebutkan bahwa permintaan muatan BBM semakin bertambah seiring dengan bertambahnya dua SPBU di Lembata yakni SPBU Waijarang dan SPBU Balauring.

Pelatih Persebi Bima, Syafuddin: Kami Turunkan Kekuatan Penuh

Oleh karena itu, dengan kapasitas muatan yang terbatas, KM Lembata Jaya tidak maksimal melayani permintaan muatan untuk dua lokasi SPBU dan di lokasi pengisian Agen Pengisian Minyak dan Solar (APMS) Lewoleba yang dikelola PT Hikam sendiri.

Menurut Nur izin pengoperasian kapal mini tanker keluaran tahun 2010 itu juga sudah dikeluarkan pihak Pertamina dan kepengurusan administrasinya sudah beres.

"Kapalnya siap muat saja. Untuk berlabuh masih tunggu izin dari pemda untuk berlabuh di sini," kata Nur kepada Pos Kupang di kediamannya, Kamis (21/11/2019).

Lebih lanjut, Nur menambahkan kapal mini tanker yang masih berada di perairan Lewoleba itu sudah bisa mengangkut sampai 350 Kilo Liter BBM.

Tentu saja jumlah ini jauh lebih banyak dari yang selama ini diangkut oleh kapal yang lama. Karena itu, kapal ini bisa memuat stok BBM di Lembata untuk satu minggu dan diambil langsung di Maumere.

Menurut Nur meskipun keberadaan kapal mini tanker itu saat ini masih mubazir sambil menunggu izin, pihaknya tetap harus mengeluarkan dana operasional kapal tersebut.

"Dulu disarankan untuk adakan kapal mini tanker, sekarang kita sudah adakan tapi belum ada izin," ungkap Nur.

Pihak PT Pertamina Patra Niaga juga sudah melayangkan surat kepada Pemda Lembata perihal permohonan izin sandar Kapal SPOB Sembilan Pilar di Pelabuhan Umum Lewoleba.

Namun saat ini Pemda Lembata belum menerbitkan surat izin sandar kapal dimaksud.
Berdasarkan surat yang dikeluarkan Pemda Lembata yang ditujukan kepada GM Regional III PT Pertamina Patra Niaga tertanggal 24 Oktober 2019 disebutkan empat pertimbangan belum dikeluarkannya izin sandar Kapal SPOB Sembilan Pilar.

Di surat itu disebutkan, demi menjamin keselamatan dan keamanan aktivitas di Pelabuhan Laut Lewoleba, maka aktivitas bongkar muat BBM yang menggunakan kapal tanker dan kapal angkutan BBM jenis lainnya tidak diperkenankan dilakukan di Pelabuhan Umum, melainkan dilakukan di terminal khusus, atau terminal untuk kepentingan sendiri.

Selain itu, dermaga bongkar muat BBM di Lembata itu ada di Dermaga Jober di sebelah barat Pelabuhan Laut Lewoleba yang berada dalam otoritas Pemda Lembata.

Pemanfaatan dermaga/terminal untuk kepentingan sendiri dikenakan tarif jasa pelabuhan/terminal untuk kepentingan sendiri yang diatur sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Jadi untuk saat ini Pemkab Lembata belum mengizinkan izin Kapal SPOB Sembilan Pilar melakukan aktivitas bongkar muat BBM di pelabuhan umum maupun di terminal untuk kepentingan sendiri (dermaga jober) selain oleh kapal angkutan BBM yang telah beroperasi selama ini hingga menunggu pembicaraan lebih lanjut PT Pertamina Patra Niaga dengan Pemkab Lembata.

Kamis kemarin pihak Pertamina Partha Niaga sudah melakukan survei lokasi di dermaga jober.
"Masih tunggu hasilnya layak atau tidak pelabuhan jober itu karena pemda arahkan ke jober," tandas Nur.

Sementara itu, pada saat rapat paripurna Ranperda APBD Tahun Anggaran 2020 di Kantor DPRD Lembata, Senin (18/11/2019), Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menjelaskan kelangkaan BBM di Lembata itu ada pada masalah kuota dan transportir bukan pada penambahan SPBU.

"Dengan penambahan dua SPBU dan trasportir laut yang hanya 30 ton, itu juga tidak bisa full, itu juga belum bisa melancarkan transportasi, apalagi solar dan lain-lain itu ambilnya di Maumere, pertalite dan premium itu ambilnya di Larantuka. Saya sudah melakukan pendekatan untuk bisa mencari solusi ini dan bisa mendapatkan satu kapal sementara. Saya juga sudah minta untuk tambahan kuota. Tinggal saja persoalan transportir," papar Bupati Sunur.

Kepada Pos-Kupang.Com saat itu, Bupati Sunur menuturkan pemerintah juga sedang mempersiapkan pelabuhan jeti sebagai tempat aktivitas bongkar muat BBM.

"Ini kita akan lihat kelayakan sandar dia, kelayakan lain dan kontribusi untuk daerah supaya ada pendapatan daerah. Itu kan sudah bicara bisnis. Bukan pelayanan lagi karena harga tetap satu harga. Jadi masuk bisnis ini. Kita bicara bisnis, jangan bicara dari pemerintah dan bisnis. Tidak nyambung. Pemerintah kan bicara melayani orang, tapi mereka (pengusaha) bisnis, mereka bisa beli kapal lagi dari uang dari Lembata yang masuk," tegasnya.

Dia menambahkan Pemkab Lembata juga sudah membuat surat untuk penambahan kuota.

Dikonfirmasi terpisah pada Kamis (21/11/2019), Wakil Ketua DPRD Lembata, Ibrahim Begu, pihaknya akan membuat rapat kerja antara dewan dan pemerintah membahas masalah BBM di Lembata.

"Kita panggil semua pemilik SPBU kira-kira persoalannya di mana. Apakah kuota kurang atau seperti apa. Sehingga dari itu kita bisa cari solusi," ungkap Begu di Kantor DPRD Lembata kemarin.

Antrean Panjang dan BBM Habis Lebih Cepat

Antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat di Agen Pengisian Minyak dan Solar (APMS) di Kota Lewoleba sudah berlangsung lama. Hampir setiap hari antrian panjang di depan APMS Jalan Trans Lembata jadi pemandangan lumrah.

Bahkan, saban hari puluhan kendaraan roda empat seperti pikap, truk kayu dan bus sudah mengantre sejak malam hari.

Selain itu, stok BBM yang ada di APMS Lewoleba juga habis lebih cepat. Kalau dulu, aktivitas pengisian di APMS bisa sampai sore hari, maka sekarang APMS tutup lebih awal karena stok BBM sudah habis rata-rata sekitar pukul 11.00 Wita.

Direktur PT Hikam yang mengelola APMS Lewoleba, Nurhayati menjelaskan KM Lembata Jaya mengangkut BBM yang terbatas untuk dua SPBU dan satu APMS. Kuota 20 Kilo Liter (KL) itu dibagi lagi untuk ketiga lokasi pengisian tersebut. Rinciannya Premium 20 KL, Solar 10 KL, Minyak tanah 10 KL. Dari total 40 KL BBM itu dibagi ketiga lokasi pengisian. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved