Ayo Indonesia dengan UPTD Langke Majok Beri Pelatihan Pelayanan Kesehatan Ramah Disabilitas
Yayasan Ayo Indonesia dengan UPTD Langke Majok beri Pelatihan Pelayanan Kesehatan Ramah Disabilitas
Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
Pada kesempatan itu, Rodulf memberikan beberapa cara atau kiat melayani orang dengan disabilitas yang datang ke puskesmas yaitu
pertama, petugas Kesehatan harus memberi salam dengan ramah dan mengajak penyandang disabilitas untuk berkomunikasi kemudian membimbingnya ke loket pendaftaran,
Kedua, petugas loket mesti dengan sabar dan tulus menanyakan kepada penyandang disabilitas terkait semua data yang diperlukan untuk memperlancar proses pelayanan. Sebagai contoh, petugas loket harus meminta dokumen penunjang berupa KTP, Kartu BPJS dan kelengekapan administrasi yang lain.
Ketiga, petugas loket juga perlu menanyakan kembali masksud dan tujuan kehadiran setiap orang termasuk pengunjung puskesmas yang mengalami disabilitas.
Keempat, setelah mengetahui kebutuhan penyandang disabilitas tunanetra, petugas mesti segera memberi kartu atau nomor urutan pemeriksaan berdasarkan poli yang dibutuhkan.
Dan, kelima, kemudian mengantar dengan cara menggandeng tuna netra menuju tempat antrian dan jangan lupa untuk membacakan kembali nomot antrian tersebut.
Lebih lanjut, Rodulf menjelaskan, hal yang rentan terjadi dengan anak disabilitas adalah terburu-buru, para petugas kesehatan perlu mengingatkan dan menyadarkan anak disabilitas supaya tidak terburu-buru bergegas dari tempat duduk ketika dipanggil untuk diperiksa.
"Maksudnya adalah agar tidak terjadi benturan dengan benda-benda tajam atau keras bahkan dengan orang lain yang ada di sekitar. Selayaknya petugas memberitahukan langsung bahwa ada petugas yang akan mengantarnya ke ruang poli yang bersangkutan," jelas Rodulf.
Sedangkan Sabinus Kadu, S.Pd , salah satu staf pengajar di SLBN Tenda dalam pemaparan materinya yang berjudul prinsip-prinsip menuntun tunanetra menekankan kepada peserta tentang cara menuntun tunanetra agar perjalanannya terasa nyaman, menyenangkan dan kehadiran petugas kesehatan sungguh-sungguh membantu.
Jika petugas kesehatan mau menuntun tunanetra, saran Sabinus, jangan lupa minta terlebih dahulu kepada yang bersangkutan, sambil mengkomunikasikan tawaran anda untu menuntun si tunanetra tersebut.
"Jika dia bersedia maka yang dilakukan kemudian adalah sentuhkan tangan anda ke punggung tunanetra, hal ini dimaksudkan agar orang tunanetra tersebut dapat mengetahui dengan pasti bagian yang harus ia pegang, apakah itu lengan, tangan atau bahu anda. Jadi bukan anda yang memegang orang tunanetra melainkan orang tunanetralah yang memegang anda; semisal lengan, tangan, ataupun bahu anda tergantung anda merasa nyaman pada bagian mana. Pegangan tunanetra harus cukup kokoh tapi seringan mungkin agar tidak terasa mengikat dan sakit," ujar Sabinus.
Kemudian pada sesi terakhir, peserta mengikuti simulasi tentang cara melayani orang disabilitas yang datang ke Puskesmas Langke Majok, simulasi ini dipandu oleh Rodulf mulai dari loket, tempat pendaftaran, ruang tunggu, ruang pemeriksaan, poli dan bagian farmasi.
Yang diajarkan kepada peserta pada simulasi tersebut adalah cara menyambut, berkomunikasi dan menuntun penyandang disabilitas Tunanetra.
Menurut Maksi, salah satu petugas kesehatan di UPTD Langke Majok yang menjadi peserta Simulasi bahwa dengan pelatihan ini mereka mengetahui cara melayani orang dengan disabilitas tunanetra dan Jenis disabilitas yang lain sebab di Desa Nao terdapat 130 orang penyandang disabilitas. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)