Berita Tamu Kita

Tamu Kita: drh. Bambang Haryanto: BBPP Kupang Pusat Incubator Agribisnis

Sosok drh. Bambang Haryanto, MM merupakan 'orang baru' di lingkup Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Apolonia Matilde
Dokumentasi keluarga
Kepala BBPP Kupang, drh. Bambang Haryanto, MM bersama keluarga 

Tugas saya adalah bagaimana melaksanakan tugas memimpin lembaga ini agar berjalan baik dan dapat memberikan kontribusi positif bagi daerah ini dalam bidang peternakan.

Dalam kepemimpinan Anda ke depan, apa program utama yang jadi skala prioritas?
Sebelum menjadi pimpinan di BBPP Kupang, hampir 28 tahun saya menghabiskan waktu bertugas di Karantina.

Jadi setiap hari saya di pelabuhan memeriksa semua jenis barang yang akan diimpor.

Kalau di BBPP lebih banyak mengajarkan orang soal bagaimana menjadi petani peternak yang sukses dan maju. Makanya langkah awal yang saya lakukan adalah membuat peta rencana kerja. Walaupun memang "orang baru" di lingkup BBPP Kupang, tetapi dalam hal manajerial bukan hal baru.

Beberapa UPT pernah saya pimpin sehingga tidak sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

Saya sudah membaca visi dan misi BBPP Kupang dimana untuk Visi: Terwujudnya Balai Besar Pelatihan Peternakan yang Andal Dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia Peternak yang Profesional, Berjiwa Wirausaha, Berwawasan Global dan Berdaya Saing Berorientasi Bioindustri Berkelanjutan".

Sedangkan misinya ada beberapa seperti mengembangkan manajemen, metode, model, teknik diklat fungsional dan diklat teknis bidang ternak potong bagi aparatur dan non aparatur pertanian, Mengembangkan manajemen, metode, model, teknik diklat teknis bidang teknologi lahan kering bagi aparatur dan non aparatur.

Jadi rencana saya yang jadi skala prioritas adalah penguatan pakan ternak dengan memanfaatkan jerami padi.

ZODIAK BESOK Selasa 19 November: Aries Lagi Rajin, Gemini Rumah Tangga Cekcok, Leo Bertengkar

Apa alasan utama sehingga Anda menjadikan program utama dalam hal penguatan Pakan Ternak?
Kita semua tahu bahwa NTT dulunya terkenal dengan gudang sapi untuk dikirim kemana-mana.

Kenapa sekarang nama itu sudah tenggelam. Tentu ada hal yang masih kurang dan tidak diperhatikan secara serius. Persoalan utamanya itu apa, ketersediaan pakan.

Alam NTT yang tingkat curah hujannya sedikit, imbasnya pada ketersediaan pakan akan berkurang.

Lalu dengan keterbatasan itu maka ternak sapi yang harus rutin diberikan makan, mau diambil dari mana.

Ini yang saya bilang perlu penguatan pakan. Kita di BBPP Kupang akan membangun kerjasama dengan petani sawah.

Ada sawah dan ketika padi digiling maka jeraminya tentu dibuang begitu saja. Kita manfaatkan jerami itu dengan pengolahan yang profesional.

Kita siapkan alat, petani membawa jerami ke kita. Jadi ada potensi untuk pakan tersedia, tapi kita belum optimalkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved