Bom Medan

Politisi Ini Unggah Ceramah Ustadz Abdul Somad Soal Beda Gerakan Syahid & Bom Bunuh Diri Ini Isinya!

Politisi Ini Unggah Ceramah Ustadz Abdul Somad Soal Beda Gerakan Syahid & Bom Bunuh Diri Ini Isinya!

Editor: maria anitoda
Youtube TV One
Politisi Ini Unggah Ceramah Ustadz Abdul Somad Soal Beda Gerakan Syahid & Bom Bunuh Diri Ini Isinya! 

Politisi Ini Unggah Ceramah Ustadz Abdul Somad Soal Beda Gerakan Syahid & Bom Bunuh Diri Ini Isinya!

POS-KUPANG.COM - Politisi Ini Unggah Ceramah Ustadz Abdul Somad Soal Beda Gerakan Syahid & Bom Bunuh Diri Ini Isinya!

Dua hari sebelum bom Medan meledak, Ferdinand Hutahaean lewat status twitternya, @ferdinandhaean2; pada Senin (11/11/2019), memposting ulang potongan video yang berasal dari akun @wagimandeep.

Potongan video tersebut berisi pernyataan Ustadz Abdul Somad tentang beda gerakan syahid dengan aksi bom bunuh diri.

VIDEO Aliansi Pro Rakyat TTS Gelar Aksi, Protes Penyidik Kasus Korupsi RS Pratama Boking Dimutasi

Wow! Pusat Bahasa Unipa Sediakan Kursus Bahasa Untuk Usia Dini

Berdalih Tak Perawan Ayah Kandung Perkosa Anak Gadisnya 9 Kali, Sang Ibu Syok Lihat Kondisi Putrinya

Pernyataan tersebut terlihat dari potongan ceramah ketika Ustadz Abdul Somad menyampaikan Kajian Subuh Sabtu di Masjid An-nur sekitar dua hingga tiga tahun lalu.

Ketika itu, Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang makna aksi bom bunuh diri di Palestina.

Dalam tausiahnya, Ustadz Abdul Somad menjelaskan dalil tentang Amaliyah Istisyhadiyah.

Dalil yang disampaikan ketika Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat berjuang dalam perang uhud itu berisi penjelasan beda bom bunuh diri dengan gerakan syahid.

Menurut Ustadz Abdul Somad, Adapun orang yang mengejek tentang Amaliyah Istisyhadiyah atau gerakan syahid menurutnya merupakan kaki tangan bangsa asing.

Sebab umat muslim yang melakukan gerakan Amaliyah Istisyhadiyah merupakan orang-orang yang meninggal dunia dengan syahid.

Padahal sesuai dengan katanya, syahid merupakan salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan kepada seorang muslim apabila meninggal ketika berperang atau berjuang di jalan Allah.

Penghargaan bagi seorang yang meninggal karena syahid pun sesuai dengan firman Allah SWT akan diganjar dengan kekal di dalam surga.

Alasannya karena seorang muslim yang melakukan gerakan syahid atau Amaliyah Istisyhadiyah itu telah berjuang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam menegakkan agama Allah.

"Amaliyah Istisyhadiyah, itu dalil perang Uhud, ada pun orang yang mengejek 'ini mati konyol', ini adalah antek-antek zionis Amerika, orang mati syahid mereka katakan mati konyol," ungkap Ustadz Abdul Somad.

"Kita pun ikut latah mengatakan,'berita pagi ini, telah mati, gerakan bom bunuh diri'. Jangan katakan bom bunuh diri!," tegasnya.

Dirinya pun menyayangkan ketidakmampuan wartawan dalam menempatkan istilah aksi Amaliyah Istisyhadiyah sebagai bom bunuh diri.

Dirinya menjelaskan jika hal tersebut bukanlah gerakan bunuh diri, tetapi gerakan mati syahid.

Karena itu, Ustadz Abdul Somad kembali menegaskan perbedaan beda bom bunuh diri dengan gerakan syahid.

"Ini banyak wartawan-wartawan yang tidak Islami memakai istilah-istilah kafir tanpa dia sadari. 'Gerakan bunuh diri', padahal 'gerakan mati syahid', 'bencana alam', padahal adzab dari Allah, dia malah katakan bencana alam," jelas Ustadz Abdul Somad.

"Alam membuat bencana sendiri, kalau pun mau katakan 'bencana alam', rubah, pakai 'bencana Allah'. Jangan bencana alam!," tegasnya setengah berteriak.

Terkait pernyataan Ustadz Abdul Somad, Ferdinand tidak banyak berkomentar.

Politisi partai Demokrat itu hanya menuliskan kengeriannya usai menyaksikan potongan ceramah Ustadz Abdul Somad mengenai beda bom bunuh diri dengan gerakan syahid.

"Ngeri kali puang..!! (tuan) Dihhhh..!!," tulis Ferdinand.

Wow! Pusat Bahasa Unipa Sediakan Kursus Bahasa Untuk Usia Dini

Begini Cara Siswa-Siswi di Perbatasan RI-RDTL Mengenang Pahlawan

Guru SD dan SMP di Manggarai Timur Ikut Pelatihan Teknis Seni Budaya

Postingan tersebut pun segera dikeluhkan sejumlah warganet.

Mereka menyebut Ferdinand hanya menyajikan potongan video, sehingga tausiah yang disampaikan Ustadz Abdul Somad tidak lengkap.

"Jangan nonton video UAS kalau km gak punya paket kuota internet takutnya sepotong2 nontonnya," tulis Diranlewat akun @dirsry.

"Hindari klo mau komen video yg beginian bro.. videonya ga utuh.. klopun mmng betul.. 100% saya yakin umat Islam ga setuju bom bunuh diri termasuk saya. Mari ciptakan masyarakat yg damai bro," tambah Ridwan Djafar lewat akun @ridwan_djafar.

Sementara itu, Dalam sejumlah literatur, seperti VOA Islam, Amaliyah Istisyhadiyah disebut sebagai operasi syahid.

Sebab, bom bunuh diri adalah aksi bunuh diri untuk kepentingan diri pribadi.

Sedangkan Amaliyah Istisyhadiyah adalah berkorban nyawa untuk agama dan mencari ridha Allah SWT.

Terpapar Dari Medsos

Dikutip dari Kompas.com, Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto mengatakan, ada kemungkinan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11/2019) terpapar paham terorisme dari media sosial.

"Ini kemungkinan adalah, masih belum bisa kita ketahui siapa kelompoknya. Hanya ada kemungkinan mereka dari jaringan yang lain atau mungkin satu jaringan yang belajar dari media sosial," ujar Agus di sela Rapat Koordinasi Nasional Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (13/11/2019).

Wow! Pusat Bahasa Unipa Sediakan Kursus Bahasa Untuk Usia Dini

Begini Cara Siswa-Siswi di Perbatasan RI-RDTL Mengenang Pahlawan

Ini Kronologi Kebakaran di Oepura Kupang yang Menghanguskan Kios Latifah di Jalan Amabi

Live Streaming Indosiar Persebaya Surabaya vs PSM Makassar Liga 1 2019, Kamis 14/11 Jam 15.30 WIB

Ia mengatakan, saat ini Polda Sumut bersama Polres Medan dan Densus 88 Antiteror Polri tengah mendalami penyelidikan perihal kasus bom bunuh diri tersebut.

Selain itu, polisi juga akan memeriksa catatan yang dimiliki pelaku dan keluarga untuk mendalami motif dan potensi jaringan yang ada.

"Kami akan mengembangkan hasil temuan olah TKP ini, kemudian pengembangan dari catatan pelaku dan keluarganya," ujar Agus.

"Kemudian bersama-sama dengan Densus 88 untuk melakukan upaya stabilitas wilayah keamanan Sumatera Utara," kata dia.

Menurut Agus, langkah ini dilakukan karena pelaku bagaimanapun juga tinggal di wilayah Sumatera Utara.

Seperti diketahui sebelumnya, aksi bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 08.45 WIB.

Bom rakitan yang dibawa oleh pelaku yang diketahui berinisial RMN itu meledak di area parkir depan kantin Mapolrestabes Medan.

Akibatnya, sebanyak enam orang terluka dalam kejadian, antara lain sebanyak lima orang polisi dan seorang warga sipil. (dwi)

Daftar Nama-Nama Polisi Korban Bom Medan, Pelaku Diduga Masuk Pakai Jaket Ojek Online

Markas Komando (Mako) Polrestabes Medan yang berada di Jalan HM Said Kota Medan, dikejutkan dengar suara ledakan yang terjadi pada, Rabu (13/11/2019) pagi.

Dalam foto yang beredar tampak pelaku sudah meninggal dan dalam bentuk badan yang sudah hancur di bagian perut.

 Pelaku tampak berada di dekat sebuah mobil berwarna hitam dengan posisi tergeletak di posisi ban depan kiri mobil.

Ledakan diduga dari bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan (Istimewa)
Disinyalir posisi bom diletakkan pelaku di area badan untuk aksi bom bunuh diri tersebut.

Sampai saat ini belum ada pejabat berwenang di Polrestabes Medan yang bisa dimintai keterangan perihal kejadian itu.

Suasana Polrestabes Kota Medan setelah adanya bom bunuh diri, Senin (13/11/2019) (HO/Polrestabes Medan)
Suasana di lokasi masih mencekam. Polisi telah memberikan police line (garis polisi) agar tidak melewati area tempat pelaku bom bunuh.

Sesuai broadcast di grup awak media, diterima pesan sebagai berikut.

Dicantumkan pula anggota polisi yang yang jadi korban luka-luka

Selamat pagi komandan, ijin melaporkan informasi awal telah terjadi Bom bunuh diri di Polrestabes medan, kronologis awal yaitu pelaku menggunakan jaket Ojek Online masuk melalui pintu depan menuju Bag Op, sesampai disana meledakkan diri dan mengakibatkan korban jiwa luka-luka sbb :
1. Kasi propam luka di bagian tangan
2.PHL , sdr J. Purba dibagian wajah
3. Anggota propam
4. Piket Bag Op

Pelaku dinyatakan meninggal dunia dengan tubuh hancur akibat bom bunuh diri, saat ini sedang dilaksanakan pengamanan dan penyelidikan.
Demikian dilaporkan

Untuk sementara Tribun-medan.com masih berupaya mengonfirmasi kebenaran anggota polisi yang jadi korban.

Terduga pelaku bom Medan (Kompas tv)
Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Tim Labfor Periksa Lokasi di Sekitar Warung Bubur Ayam

Sekitar pukul 08.45 WIB Mapolrestabes Medan diteror dengan bom bunuh diri, Rabu (13/11/2019).

Pantauan www.tribun-medan.com dilokasi saat ini tim Labfor Medan sedang melakukan investigasi.

Satu orang diduga pembawa bom tewas ditempat dan seorang polisi mengalami luka dibagian tangan.

Hingga saat ini kawasan disekitaran sudah diamankan dan dijaga ketat oleh kepolisian.

Awak media hanya bisa meliput dari luar kantor karena tidak diberi izin untuk masuk ke dalam.

Tim uji labfor dari Polda melakukan olah TKP di sekitaran lokasi penjual bubur dan mie ayam yang berada tepat di depan kantor Polrestabes Medan.

Olah TKP membuat para warga sekitar menjadi pusat perhatian.

Hingga saat ini, tim uji labfor masih melakukan pengembangan terus.

Pakai jaket Ojek Online

Disebutkan bahwa ada orang yang masuk ke Mako  Polrestabes Medan menggunakan atribut Ojek Online (Ojol).

Tak lama berselang setelah masuk terdengar suara ledakan disekitar Kantin Polrestabes Medan.

Dalam foto yang beredar tampak pelaku sudah meninggal dan dalam bentuk badan yang sudah hancur di bagian perut.

Suasana Polrestabes Kota Medan setelah adanya bom bunuh diri, Senin (13/11/2019) (HO/Polrestabes Medan)
Pelaku tampak berada di dekat sebuah mobil berwarna hitam dengan posisi tergeletak di posisi ban depan kiri mobil.

Disinyalir posisi bom diletakkan pelaku di area badan untuk aksi bom bunuh diri tersebut.

Sampai saat ini belum ada pejabat berwenang di Polrestabes Medan yang bisa dimintai keterangan perihal kejadian itu.

Suasana Polrestabes Kota Medan setelah adanya bom bunuh diri, Senin (13/11/2019) (HO/Polrestabes Medan)
Suasana dilokasi masih mencekam. Polisi telah memberikan police line (garis polisi) agar tidak melewati area tempat pelaku bom bunuh.

Lila Warga yang Urus SKCK Sampai Terhempas

Aksi bom bunuh diri menggegerkan masyarakat yang saat kejadian sedang berada di Mako Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).

Lokasi ledakan diketahui berada di area depan Kantin Intel perbatasan ruangan SKCK.
Salah seorang saksi, Lila Mayasari mengatakan bahwa saat kejadian dia sedang berada di Polrestabes Medan untuk melakukan pengurusan SKCK.
Lila berangkat dari rumah sekitar pukul 08.00 WIB dan sekitar pukul 08.30 WIB, dia sampai dilokasi untuk mengurus SKCK.
Tak berapa lama berselang, betapa terkejutnya Lila saat mendengar suara ledakan yang begitu keras.
Dia sontak terkejut dan langsung melihat kondisi yang terjadi diluar.
"Pas saya keluar, saya enggak lihat korban. Tapi saya dengar suara ledakan kuat sekali," kata Lila dengan nafas terangah-engah.
Saat kejadian, lanjut Lila ada sekitar 50 orang dilokasi. Begitu meledak ada asap putih dan ada yang teriak  bilang bom. Mereka yang panik kemudian berdesak-desakan untuk keluar.
"Ledakan terasa sampai saya terangkat. Pas kejadian Saya lagi nyantai dan tiba-tiba seperti terangkat. Saya langsung engeh ini bom," ungkap Lila.
Diceritakan Lila bahwa saat kejadian dirinya sedang menunggu panggilan. Setelah terdengar suara ledakan yang begitu kuat,  dirinya beserta orang-orang yang sedang melakukan pengurusan SKCK diarahkan untuk keluar menyelamatkan diri.
"Saya ingat anak dan langsung  keluar berdesak-desakan dengan yang lain," jelas Lila. (Tribun-medan.com/Dimaz/Anil Rasyid)

Polrestabes Medan Diteror Bom, Daftar Peristiwa Bom Bunuh Diri di Kantor Polisi dalam 5 Tahun Terakhir

Berikut daftar persitiwa bom bunuh diri yang dilakukan di kantor polisi di sejumlah wilayah di Tanah Air dalam lima tahun terakhir.

Di tahun 2019 sendiri, tercatat telah terjadi dua kali kasus bom bunuh diri di kantor polisi hingga pertengahan November.

Terbaru, peristiwa bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019).

Sementara pada tahun 2018 dan 2016 terjadi satu kasus bom bunuh diri di kantor polisi.

Berikut daftar rincian peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di kantor polisi dalam lima tahun terakhir.

1. Kantor Polrestabes Medan, (13/11/2019)

Peristiwa bom bunuh diri kembali terjadi, kali ini di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019).

Melansir Kompas Tv, kepulan asap putih tampak membumbung tinggi di Polrestabes Medan.

Menurut pantauan reporter Kompas Tv, Ferry Irawan lokasi titik ledakan tersebut berada di kantin Polrestabes Medan.

"lokasi titik ledakan di halaman Polrestabes Medan, persis di kantin Polrestabes Medan di dalam," ujar Ferry.

Menurut informasi yang didapatkan, pelaku mengenakan seragam jaket Ojek Online.

Akibat peristiwa ini, satu anggota kepolisian menjadi korban dan kini dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu, terduga pelaku aksi bom bunuh diri dikabarkan telah tewas lantaran tubuhnya sudah tak lagi utuh.

Hingga kini, pihak kepolisian masih terus melakukan olah TKP guna mengungkap kejadian ini.

2. Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo (3/6/2019)

Lima bulan sebelumnya, terjadi pula aksi bom bunuh diri di pos pengamanan (Pospam) lebaran 2019 di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada (3/6/2019).

Kejadian itu terjadi di Jalan Jalan Ahmad Yani sekitar pukul 23.00 WIB.

Dari foto dan video yang tersebar, seorang pria yang diduga pelaku tergeletak di depan pos sembari bersimbah darah.

Kendati demikian, pelaku bom bunuh diri diketahui masih hidup setelah melancarkan aksinya tersebut dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Menurut keterangan kepolisian, pelaku mengalami luka parah di tubuh bagian bawah termasuk pinggangnya.

Setelah ditelusuri lebih lanjut melalui sosial media pelaku, diketahui jia ia menerima doktrin dari pimpinan ISIS.

3. Kantor Mapolrestabes Surabaya (14/5/2018)

Pada tahun 2018 lalu, aksi bom bunuh diri juga terjadi di pintu masuk Polrestabes Surabaya pada (14/5/2019).

Detik-detik bom meledak terekam melalui kamera CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian.

Dalam peristiwa ini tercatat empat orang menjadi korban jiwa, sementara sejumlah lainnya termasuk polisi mengalami luka-luka.

"Empat orang pelaku dipastikan meninggal di tempat kejadian. Sedangkan anak kecil selamat," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018).

Kejadian tersebut bermula saat lima orang  (satu anak-anak) dari satu keluarga datang ke pintu masuk Mapolrestabes Surabaya dengan mengendarai dua motor bebek.

Saat diberhentikan dan hendak diperiksa, tiba-tiba bom meledak hingga menewaskan empat orang pelaku dan melukai sejumlah orang.

Sementara anak kecil yang ikut terlibat berhasil diselamatkan oleh polisi.

4. Kantor Mapolresta Surakarta (5/7/2016)

Insiden bom bunuh diri oleh pelaku tak dikenal terjadi di markas Polresta Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016) pagi.

Pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut mengendarai sepeda motor matik.

Pada pukul 07.30 WIB, satu pengendara sepeda motor yang diduga pelaku memasuki halaman Mapolresta Surakarta.

Sempat dihentikan oleh anggota Provos, namun pengendara tetap nekat menyerobot melewati penjagaan.

Hingga akhirnya seorang Provos mengejar pengendara motor tersebut.

Namun tepat di depan SPKT secara tidak diduga suara ledakan keras terdengar dari tubuh pengendara motor tersebut.

Ledakan tersebut turut melukai anggota Provos yang mengejar.

Akibat ledakan tersebut, pelaku bom bunuh diri dikabarkan tewas.

Sementara itu satu anggota kepolisian terluka dan masih mendapat perawatan di rumah sakit terdekat. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul https://wartakota.tribunnews.com/2019/11/14/ferdinand-posting-omongan-uas-soal-perbedaan-gerakan-syahid-dan-bom-bunuh-diri?page=all

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved