Adu Fisik di Dalam Kelas
Kronologis Siswa SMAN 6 Kupang Dikeroyok di Dalam Kelas Hingga Sempoyongan dan Pingsan
Kronologis Siswa SMAN 6 Kupang Dikeroyok di Dalam Kelas Hingga Sempoyongan dan Pingsan
"Saya tidak tahu berapa orang, mereka pukul saya dan mau lempar saya dengan batu, untuk ada kawan saya yang tahan," jelasnya diamini sejumlah rekannya.
• Dua Kali Setubuhi Mahasiswi Cantik di Oktober 2019, Pria ini Heran Ceweknya Sudah Hamil 5 Bulan
• Selena Gomez Berjuang Melawan Penyakit Lupus, Jadi Korban Body Shamming
• Kisah Pilu Kartika Sari Dewi Anak Seokarno dari Ratna Sari Dewi,yang Meninggal Saat Pertama Bertemu
• Jalani Vonis 20 Tahun Penjara,Penampilan Jessica Kumala Wongso Sekarang Berubah, Mengejutkan Petugas
HT akhirnya melarikan diri ke ruang guru dan sempat diselamatkan oleh pihak sekolah.

Ia selanjutnya dibawa ke ruang guru, sedangkan RLS bersama sejumlah rekannya melarikan diri.
Sementara itu, pihak sekolah baru mengetahui kejadian tersebut saat HT berada di ruang guru.
Pelaku RLS menurut pengakuan rekan HT juga merupakan anak yang nakal di sekolah karena tempat tinggalnya berdekatan dengan sekolah.
"Dia akamsi (anak kampung sini), rumah dekat sekolah," kata seorang rekan HT di Mapolsek Maulafa.
Sementara itu, ibu kandung korban, DS (41) saat menemani anaknya mengaku kaget anak sulungnya dikeroyok hingga pingsan.
"Saya dapat informasi dari sekolah, saya langsung ke sekolah untuk temui anak saya," ungkap janda tiga anak ini.
Saat tiba di sekolah, betapa terkejutnya DS mendapati anaknya tidak sadarkan diri di dalam ruang guru.
"Saya berharap persoalan ini bisa selesai supaya masalah ini jangan panjang, takutnya ada pihak ketiga. Apalagi mereka juga anak sekolah, saya mau anak saya sekolah," katanya.
Pihak Polsek Maulafa Polres Kupang Kota yang mendapatkan informasi tersebut langsung menuju SMAN 6 Kota Kupang dan membawa korban bersama para saksi lainnya.
Para saksi dan korban langsung diambil keterangan terkait kejadian tersebut untuk mengumpulkan informasi awal.
Kapolsek Maulafa Polres Kupang Kota, Kompol Margaritha Sulabesi mengatakan, kejadian kekerasan antar pelajar di sekolah tersebut sering terjadi.
"Kejadian ini bukan baru pertama kali terjadi, tapi sudah sering terjadi," jelasnya.
Ditegaskannya, dibutuhkan ketegasan dari pihak sekolah untuk menegakkan aturan-aturan sekolah bagi para siswanya.