Tak Punya Uang, Wakil Bupati Aloysius Kobes Tak Ikut Pilkada TTU 2020
Mengaku tak punya uang, Wakil Bupati Aloysius Kobes tak mengikuti Pilkada TTU 2020
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Mengaku tak punya uang, Wakil Bupati Aloysius Kobes tak mengikuti Pilkada TTU 2020
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Wakil Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Aloysius Kobes memilih untuk tidak maju mencalonkan diri menjadi salah satu bakal calon baik itu bakal calon bupati maupun wakil bupati TTU periode 2020-2020 pada pilkada tahun 2020 mendatang.
Keputusan untuk tidak maju sebagai salah satu bakal calon bupati atau wakil bupati tersebut telah dipertimbangkan dengan matang oleh Aloysius Kobes. Mulai dari tidak punya uang yang cukup hingga menyadari umurnya yang sudah mulai menua.
• Firasat Lusia Luo Ibunda Aloysius Suban Lejap Sebelum Anaknya Meninggal Tersengat Listrik
Kepada Pos Kupang melalui sambungan telepon, Aloysius Kobes mengungkapkan, bahwa keputusan untuk tidak maju dalam pilkada Kabupaten TTU pada tahun 2020 sudah bulat. Bahkan dirinya juga sudah berdiskusi dengan sang istri beserta anggota keluarganya mengenai konsekwensinya yang akan ditanggung jika nanti maju dalam pikada TTU.
"Saya setelah berdiskusi dengan istri, dan mempertimbangkan juga konsekwensi-konsekwensi, maka saya memutuskan tidak maju," kata Aloysius kepada Pos Kupang saat dihubungi via telepon, Selasa (12/11/2019) sore.
• Kapolda NTT Irjen Hamidin Lantik Pejabat Polda dan Tujuh Kapolres Jajaran
Aloysius mengatakan, dirinya memutuskan tidak maju dalam pilkada TTU karena tak memiliki uang yang cukup. Sebab, dirinya menyadari sungguh, politik sangat membutuhkan kemampuan uang yang cukup untuk bisa melakukan kerja-kerja politik.
"Kedua, karena umur saya yang sudah cukup tua, jadi saya berpikir bahwa sudah cukup saya menjadi wakil bupati TTU selama hampir 10 tahun ini, jadi saya rasa sudah cukup mengabdikan diri kepada daerah ini," ungkapnya.
Selain itu, kata Aloysius, dirinya menyadari betul bahwa fenomena politik di TTU yang sebagian besar pemilihnya sudah dimanja dengan uang, sehingga bagi yang tidak memiliki uang dan berkeinginan untuk maju, maka tidak akan meraih kemenangan.
"Namun alasan utama memang saya tidak punya uang. Selama 10 tahun ini saya hanya melayani saja. Saya tidak siap uang untuk maju, karena uang kita dapat dari mana sampai miliaran rupiah. Dan itu cara kerjanya bagaimana sehingga kita bisa dapat uang sebanyak itu. Jadi saya sudah nekat untuk tidak maju," tegasnya.
Diakuinya, memang selama ini banyak sekali orang baik yang ada di partai politik maupun para tokoh mendorongnya untuk maju menjadi salah satu calon bupati TTU pada pilkasa 2020. Namun dirinya sudah berkomitmen untuk tidak ambil bagian dalam pesta demokrasi tersebut.
"Karena saya sudah pelajari dari pemilu-pemilu sebelumnya, bahwa orang yang punya uang yang akan menjadi pemenang dalam pemilu. Saya tidak mengatakan siapa yang punya uang. Karena rakyat sudah seperti dibius dengan uang," terangnya.
Aloysius mengatakan, dirinya akan mengakhiri karir politiknya dengan menjadi wakil bupati TTU selama dua periode. Setelah itu, dirinya akab lebih fokus mengurus keluarganya.
"Saya akan mengurus anak saya yang akan menikah, kemudian juga mengurus usaha anak-anak," pungkasnya.
Sembari mengurus keluarga, ungkap Aloysius, dirinya juga berencana untuk membentuk sebuah yayasan yang nantinya bergerak di bidang pemerintahan desa sesuai dengan disiplin ilmunya. Dengan mendirikan sebuah yayasan drinya masih tetap berkontribusi bagi daerah dalam bentuk yang lain.
"Jadi saya boleh berpartisipasi dalam bentuk itu, sehingga politik tidak terlalu nampak disitu. Tapi kalau politik dalam konteks meraih kekuasaan konsekwensinya banyak sekali, jadi saya memilih kontribusi melalui yayasan saja," ungkapnya.
Aloysius mengatakan, dengan mengabdi menjadi wakil bupati selama 10 tahun, dirinya merasa sudah cukup untuk mengabadikan diri dalam membangun daerah dan kini saatnya untuk membangun Kabupaten TTU dengan kapasitas sebagai masyarakat biasa. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)