News
Manggarai Timur Endemik Rabies, Lima Nyawa Melayang pada Tahun 2019, Ini yang Dilakukan Pemda
Kondisi saat ini Kabupaten Manggarai Timur dan Pulau Flores umumnya merupakan daerah endemik rabies.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Aris Ninu
POS KUPANG, COM, BORONG - Rabies merupakan penyakit yang disebabkan lissa virus dan dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Penyakit ini memiliki case fatality rate (CFR) mencapai 100 %. Artinya setiap korban yang terserang virus ini selalu berakhir
dengan kematian.
Kondisi saat ini Kabupaten Manggarai Timur dan Pulau Flores umumnya merupakan daerah endemik rabies.
Demikian Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH, M.Hum dalam sambutan tertulisnya dibacakan Wakil Bupati Matim, Drs. Jaghur Stefanus pada rapat koordinasi pemberantasan rabies tingkat Kabupaten Matim di Aula Setda Matim, (30/10/2019).
Bupati Agas menjelaskan, rabies di Matim telah menelan cukup banyak korban jiwa. Sepanjang Januari hingga Oktober 2019 tercatat 5 orang meninggal dengan diagnosa suspect tinggi rabies dan diketahui memiliki riwayat digigit anjing namun tidak mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).
"Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas penyakit ini. Kegiatan eliminasi pernah dilaksanakan tahun 2009 hingga 2013 dengan jumlah anjing dieliminasi 5.550 ekor. Sejak tahun 2014 sampai sekarang kegiatan eliminasi dihentikan dan hanya vaksinasi masal setiap tahun," ungkap Bupati Agas.
Selain itu, tahun 2010 telah dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penerbitan penanggulangan dan pemberantasan HPR dan didukung dengan dibentuknya Tim Pengendalian Zoonosis tingkat Kabupaten Matim tahun 2013 yang melibatkan pemerintah, TNI-Polri dan tokoh-tokoh agama.
Namun, sampai saat ini rabies tetap mengancam dan menjadi momok yang meresahkan masyarakat Manggarai Timur.
Katanya, selama tiga tahun yaitu sejak tahun 2014 sampai tahun 2016 organisasi dunia FAO (Food Agricultura Organisation) memberi perhatian serius dalam pengendalian penyakit rabies di Pulau Flores dan Lembata, dimana mereka telah memberikan pelatihan penanganan rabies kepada semua vaksinator di seluruh Pulau Flores dan Lembata.
"Salah satu program yang dikedepankan adalah tingkatkan vaksinasi dan pendekatannya melalui pihak gereja dengan membentuk satu Paroki sebagai pilot proyek percontohan untuk setiap Kabupaten di daratan Flores dan Lembata", paparnya.
Untuk Matim, pilot proyeknya Paroki Borong sekaligus menjadi contoh untuk wilayah lainnya. Namun sejak tahun 2017 pilot proyek percontohan dipusatkan di desa atau kelurahan.
Ia mengatakan, sebagai contoh tahun 2017 dilaksanakan di Kelurahan Nggalak Leleng dan Kelurahan Bangka Leleng Kecamatan Poco Ranaka dan Desa Nanga Labang Kecamatan Borong, demikian juga tahun 2018 dan selanjutnya pilot proyek akan dipusatkan di Desa atau Kelurahan di wilayah Kecamatan yang dicantumkan.
Ia menambahkan, pertumbuhan populasi Kabupaten Manggarai Timur yang tidak terkendali ditambah dengan pola pemeliharaan yang kurang tertib merupakan potensi yang besar bagi penyebaran penyakit Rabies. *
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/manggarai-timur-daerah-endemik-rabies-lima-korban-meninggal-dunia.jpg)