Abdul Muni Lari Terbirit Lihat Massa Bawa Parang dan Senso, Detik-Detik Mencekam Kerusuhan Wapena
Abdul Muni Lari Terbirit Lihat Massa Bawa Parang dan Senso, Detik-Detik Mencekam Kerusuhan Wapena
POS-KUPANG.COM - Abdul Muni Lari Terbirit Lihat Massa Bawa Parang dan Senso, Detik-Detik Mencekam Kerusuhan Wapena Papua
Abdul Muni, warga Dusun Durbugen, Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, merupakan salah satu korban Kerusuhan Wamena Papua yang berhasil lolos dari kejaran massa.
Abdul Muni menceritakan momen mencekam saat Kerusuhan Wamena Papua dari massa yang bersenjatakan senajata tajam hingga rumah-rumah warga yang masih dihuni dibakar.
• Kapolda Papua Pastikan Wamena Aman & Kondusif, Pengungsi Mulai Kembali Ke Rumah, Penyelidikan Tetap
• VIDEO: Dengarkan Suara Hati Warga NTT di Wamena-Papua. Mereka Minta Dipulangkan. Simak Videonya

1. Kerusuhan di Wamena Pada 25 September 2019
Abdul Muni menceritakan Kerusuhan yang terjadi di Wamena pada 25 September 2019.
Saat itu pukul 09.00 WIT, ia sedang berada di dalam kios miliknya, Kampung Hom-Hom, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
• TERKUAK Ruben Onsu Suami Sarwendah Pilih Tanggal 5 Prosesi Adat Adopsi Betrand Peto, Ini Maknanya?
• Isu Selingkuh Raffi Ahmad Ayu Ting Ting Panas Lagi, Peramal Ini Sebut Duda Kaya Nagita Slavina Syok
• Pencuri Masuk ke Kamar 5 Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kupang, Ini Barang-barang Mahal yang Hilang
2. Massa Bersenjatakan Panah, Parang dan Gergaji Rantai
Tiba-tiba, sejumlah massa datang dengan membawa panah, parang dan gergaji rantai ( senso).
Lalu massa menebang sejumlah pohon yang tumbuh di pinggir jalan Kampung Hom-Hom dan menutup jalan dengan pohon yang sudah ditebang.
3. Membakar Rumah Pendatang
Mereka juga membakar semua bangunan di Kampung Hom-Hom sembari berteriak akan membunuh semua warga pendatang.
Mendengar teriakan itu, Abdul Muni langsung keluar dari dalam kiosnya bersama temannya.
Ia juga tidak sempat membereskan barang-barang berharga yang berada di dalam kiosnya tersebut.
Ketika dirinya keluar, tiba-tiba kios miliknya, sebagian sudah terbakar dan di luar banyak massa yang menunggu.
"Lalu saya bersama teman saya itu keluar dari dalam kios dan saya bilang ke massa itu kalau di dalam masih ada dua warga pendatang lagi," katanya, Selasa (8/10/2019).
• Luas Lahan Yang Digugat 312 Hektar, Awal Proses Pembangunan Pemerintah Tidak Minta Permisi
4. Massa Kepung Pemukiman dan Ancam Akan Bunuh Pendatang