SMPN 13 Kota Kupang Harap Pemkot Bantu Pembangunan Pagar Demi Keamanan Sekolah

Pagar sekolah sepanjang 20 meter yang terletak di belakang sekolah roboh akibat bencana angin dan hujan deras yang terjadi pada akhir 2018 lalu.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Pagar SMPN 13 Kota Kupang yang roboh pada Desember 2018 akibat bencana angin dan hujan deras yang terjadi pada akhir 2018 lalu, Senin (7/10/2019). 

Kepada sekolah SMPN 13 Kota Kupang, Maria Theresia Roslin Lana di Mapolsek Maulafa mengatakan, kelompok pemuda itu melakukan penyerangan terhadap sekolah sebanyak dua kali.

"Serangan kedua sekitar 20 menit setelah kejadian pertama, saat itu barulah kaca sekolah dipecahkan hingga tidak bisa digunakan lagi," katanya.

Diakuinya, akibat serangan kelompok pemuda ini, keadaan sekolah mencekam dan para guru serta ratusan siswa histeris karena merasa ketakutan.

Mereka melakukan penyerangan dari arah belakang sekolah dan terus menghujani atap sekolah dengan batu dan kayu.

Sebelumnya, salah seorang pelaku yakni HD sempat melakukan pemukulan terhadap seorang siswa.

Setelah itu, HD memasuki area sekolah dengan melompati pagar sekolah dan merusak meja kelas.

Dikesempatan itu, salah seorang guru bernama Warmansyah mendapat kabar dari para siswa bahwa HD telah memasuki ruang kelas IX C dan merusak fasilitas kelas.

Ia pun hendak menegur pelaku yang juga mantan anak muridnya, namun pelaku malah mencaci maki dan hendak melempar Warmansyah menggunakan batu.

"Jadi saya meloi (lihat), dia (pelaku) kan tanda saya. Saat lihat saya, dia bilang 'lu (kamu) lihat apa puk****', lalu ambil batu untuk lempar saya makanya saya lari," kata Warmansyah saat diwawancarai di Mapolsek Maulafa.

Diakuinya, pelaku saat masih bersekolah merupakan murid yang dikenal nakal dan sering membuat masalah.

"Dia selalu buat masalah dan lulus juga dengan belas kasihan," katanya.

Sementara itu, pelaku sempat diamankan oleh satpam sekolah, Dasto Tonu Bes.

Namun demikian, pelaku melarikan diri dan sempat melakukan penganiayaan terhadap satpam sekolah dengan menendang dan melempari satpam menggunakan batu berukuran besar.

Satpam sekolah, Dasto Tonu Bes mengaku, saat itu pelaku sempat diamankan untuk selanjutnya dibawa ke ruang guru.

"Saya sempat tangkap dan tanya dia (pelaku) kenapa lempar sekolah. Lalu saat saya bawa dia, dia mungkin takut lalu berontak terus tendang saya. Dia terus lari dan ambil batu terus lempar saya pakai batu besar. Dan itu dilihat oleh semua guru dan siswa," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved