Opini Pos Kupang
Opini Pos Kupang, 7 Oktober 2019, NTT Terancam ASF, Penyakit Mematikan pada Babi
Penyakit tersebut sebagaimana dilaporkan oleh FAO telah menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara
Gejala Klinis ASF
Penyakit ASF dapat dikenali dari tanda-tanda klinisnya antara lain demam tinggi (40.5 C-42 C), kematian mendadak pada babi yang terinfeksi, hilangnya nafsu makan secara tiba-tiba, muntah,
perdarahan pada kulit dan organ dalam, diare berdarah, keguguran dan kematian pada anak baru lahir, mata merah, batuk berdarah, hidung berlendir, serta lemas dan gangguan keseimbangan alat gerak.
Namun gejala-gejala tersebut tergantung dari manifestasi dari penyakit tersebut (perakut, akut, subakut dan kronis).
Pada bentuk perakut, babi terlihat kehilangan nafsu makan, lesu dan sesak nafas serta kematian tiba-tiba pada babi yang terinfeksi.
Pada bentuk akut dan subakut hampir sama yakni demam tinggi, kehilangan nafsu makan, lesu, dan muncul gejala pencernaan termasuk muntah dan mencret, namun gejala pada yang bentuk subakut tidak separah bentuk akut.
Sedangkan gejala klinis untuk bentuk kronis menunjukkan gejala-gejala pernafasan dan kepincangan.
Virus demam babi Afrika dulu terjadi terutama di Afrika seperti diungkapkan oleh Costard dan beberapa peneliti lainnya di tahun 2013.
Kadang-kadang ada serangan ke Eropa atau Amerika yang terlepas dari situasi endemik di Pulau Sardinia yang selalu berhasil dikendalikan.
Tetapi setelah tahun 2007, penyakit tersebut telah memperluas distribusi geografisnya ke Kaukasus dan Eropa Timur di mana ia belum dapat dikontrol, hingga saat ini.
Demam babi Afrika memengaruhi spesies babi domestik dan liar, dan dapat melibatkan hewan pembawa (vector) kutu sebagai pembawa penyakit ini.
Kemampuan virus untuk bertahan hidup dalam ekosistem tertentu ditentukan oleh ekologi populasi inangnya yang liar dan karakteristik sistem produksi ternak, yang memengaruhi kepadatan dan hubungan spesies inang dan vektor.
Demam babi Afrika memiliki angka kesakitan (morbiditas) yang tinggi pada populasi babi dan dapat menyebabkan angka kematian yang sangat tinggi (100 persen).

Cara Penularan Penyakit ASF
Perlu diketahui masyarakat bahwa Virus ASF dapat ditularkan dengan tiga siklus penularan utama yakni siklus sylvatic, siklus caplak babi, dan siklus domestik.