VIDEO: Racun Ikan Buntal 10.000 Kali Lebih Berbahaya Dari Zat Zianida. Simak Videonya

VIDEO: Racun Ikan Buntal itu 10.000 Kali Lebih Berbahaya Dari Zat Zianida. Kalau korbannya tidak segera ditolong, maka risikonya sangat fatal.

Editor: Frans Krowin

VIDEO:  Racun Ikan Buntal itu 10.000 Kali Lebih Berbahaya Dari Zat Zianida. Simak Videonya

POS-KUPANG.COM – VIDEO:  Racun Ikan Buntal itu 10.000 Kali lebih berbahaya dari Zat Zianida. Simak Videonya

Kandungan zat racun pada ikan buntal itu dikenal dengan istilah tetrodotoxin (Ttx). Racun itu bahanya 10.000 kali daripada zat zianida.

Kandungan racun ikan buntal ini, lebih parah dari zianida. Untuk itu jangan sekali-kali makan ikan buntal ini.

VIDEO: Ibu, Anak dan Cucu, Tewas Bersamaan Akibat Racun Ikan Buntal. Intip Videonya

VIDEO: Aliansi Mahasiswa Kupang Gelar Demo, Tolak Revisi UU KPK. Tonton Videonya

VIDEO: Surya Batara Mahkota Kupang dan Maumere, Berikan Service Gratis Mobil Suzuki. Ini Videonya

Di Indonesia ini, belum ada satu pun chef atau koki yang memiliki sertifikat sebagai ahli dalam memasak ikan buntal atau ikan kembung atau ikan fugu.

Racun pada ikan buntal itu terletak pada hati, telur dan organ pencernaannya.

Oleh karena itu, jika saat ikan ini hendak dimasak, tiga organ tersebut harus dibuang.

Saat proses mengambi tiga organ ini, Anda harus ekstra hati-hati supaya tidak rusak dan terkontaminasi dengan organ yang lainnya.

Kalau racunnya terkontaminasi sedikit saja dengan organ yang lain, maka racun ikan itu seketika akan menyebar baik daging atau organ lainnya.

Apabila racun ikan itu telah menyebar ke daging atau organ yang lain, maka racunnya itu jauh lebih berbahaya.

Gejala keracunan ikan buntal itu diawali oleh rasa mual, muntah-muntah, mati rasa dalam rongga mulut selanjutnya muncul gangguang fungsi saraf yang ditandai dengan rasa gatal di bibir, kaki dan tangan.

Gejala selanjutnya, adalah terjadinya kelumpuhan dan kematian akibat sulit bernafas dan serangan jantung. Gejala itu muncul setelah 10 menit pertama hingga 30 menit setelah mengonsumsi ikan beracun itu. Setelah itu akan menimbulkan kematian.

Oleh karena itu, apabila Anda mengalami gangguan setelah mengonsumsi ikan buntal atau ikan fugu, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit.

Dengan begitu, perut Anda akan segera dipimpa untuk mencegah racun yang masuk lebih dalam melalui pencernaan.

VIDEO: Anak-anak Fatusene Asyik di Dekat Parabola untuk Akses Internet. Lihat Videonya

VIDEO: Dwiprogram di TTU Dinilai Gagal, PMKRI Kefamenanu Gelar Mimpar Bebas. Ini Videonya

VIDEO: Ke Desa Gheogoma, Deputy Bidang KBKR BKKBN Disambut Tarian Adat. Ini Videonya

Langkah ini harus dilakukan sebelum 30 menit setelah makanan beracun itu masuk ke dalam tubuh.

Jika perut Anda sudah dipompa keluar, Anda masih harus selalu waspada, karena terkadang racun dapat bereaksi kemali setelah 6 jam pertama seusai makanan beracun itu dipompa keluar.

Di Asia, kasus yang timbul akibat mengonsumsi ikan buntal, telah beberapa kali terjadi. Salah satunya di Singapura, beberapa tahun lalu.

Peristiwa di Singapura itu menimpa salah satu restoran Jepang. Dalam kasus tersebut, seorang chef hampir saja merenggang nyawa ketika mencoba masakan ikan buntal yang dibuatnya sendiri di restoran tersebut.

Dan, kasus yang fatal pernah terjadi di Thailand sekitar 20-an tahun lalu, tepatnya tahun 2004 – 2007 ada ratusan orang masuk rumah sakit dan belasan lainnya meninggal dunia akibat mengonsumsi daging ikan buntal ini.

Sedangkan kasus ikan buntal di Indonesia, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tak terbilang jumlahnya. Sudah banyak kasus menimpa warga daerah ini.

Kasus terakhir, menimpa tiga warga Desa Oni, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS, pada Kamis (26/9/2019) malam.

Dalam kasus tersebut, seorang ibu, bersama anak dan cucunya tewas bersamaan akibat keracunan ikan buntal.

VIDEO: Dandim TTU Tanam Pohon di Desa Dekat Perbatasan Indonesia-Timor Leste. Tonton Videonya

VIDEO: Sawah di Sumba Timur Ini Mengering Akibat Kemarau Panjang. Tonton Videonya Ya

VIDEO: Lihat Aksi Ibu-Ibu Ini, Goyang Zumba Saat Festival Wonderful Indonesia di Motaain

Peristiwa nan malang tersebut  berawal ketika Lorens Banamtuan, memasang pukat di lalut dan mendapatkan seekor ikan buntal yang dalam bahasa daerah, disebut ikan teke.

Ikan tersebut lantas diberikan kepada istrinya, Nance Kase untuk dimasak untuk makan malam sekeluarga. Setelah menyerahkan ikan itu, Lorens lantas pergi mengambil air.

Setelah pulang, Lorens mendapati  istrinya Nance Kase bersama anak dan cucunya dalam kondisi yang mencemaskan.

Mereka mengalami mual-mual dan muntah-muntah, sehingga Lorens lalu menceritakannya kepada tetangga tentang kejadian tersebut.

Saat itu, warga berusaha memberikan air kelapa muda kepada ibu dan anak-anaknya. Namun usaha itu tidak membuahkan hasil.

Akhirnya, ibu dan anak-anaknya dilarikan ke Puskesmas Kualin untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sayangnya, dalam usaha tersebut, nyawa Nance Kase (43) bersama anaknya Erni Kase (17) dan Rolan Banamtuan (1) tak bisa diselamatkan.

Sedangkan tiga korban lainnya yang juga sama-sama keracunan ikan buntal, selamat dari bahaya tersebut. Tiga korban selamat itu, saat ini masih dirawat di Puskesmas Kualin.

Tiga korban selamat itu, masing-masing Jensi Banamtuan, Marci Banamtuan dan Marto Boimau.

"Hari Rabu (25/9/2019) malam, suami korban, Lorens Banamtuan, pasang pukat di laut dan dapat ikan satu ekor. Ikan ini selanjutnya diolah oleh korban Nance lalu dimakan oleh keenam korban. Habis makan ikan ini, semua di dalam rumah pusing dan muntah-muntah," cerita Kepala Desa (Kades) Oni, Charles Hauteas. (POS-KUPANG.COM)

Nonton Videonya Di Sini:

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved