Breaking News

Dulu Tukang Demo Sekarang Didemo, Ini 3 Sosok Anggota DPR RI yang Jadi Sorotan Karena Bermulut Pedas

Dulu Tukang Demo Sekarang Didemo, Ini 3 Sosok Anggota DPR RI yang Jadi Sorotan Karena Bermulut Pedas.

Editor: maria anitoda
KOMPAS.com/Ryana Aryadita
Dulu Tukang Demo Sekarang Didemo, Ini 3 Sosok Anggota DPR RI yang Jadi Sorotan Karena Bermulut Pedas 

Dulu Tukang Demo Sekarang Didemo, Ini 3 Sosok Anggota DPR RI yang Jadi Sorotan Karena Bermulut Pedas

POS-KUPANG.COM - Dulu Tukang Demo Sekarang Didemo, Ini 3 Sosok Anggota DPR RI yang Jadi Sorotan Karena Bermulut Pedas

Membahas soal demo, mahasiswa memiliki peran yang sangat besar dalam gerakan ini.

Semangat yang berapi-api, pemikiran kritis, hingga keberanian yang tinggi membuat mahasiswa tak boleh dianggap enteng.

Mau Tahu Kenapa Sering Lemot Saat Main Game Online

Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 28 September 2019 Gemini Tak Sabar Scorpio Dibenci Bos Pisces Lebay

Jangan Hirup Bahan Kimia dari Rexona Kaleng Bisa Sebabkan Ketergantungan

Aksi demo yang baru-baru ini terjadi menjadi bukti bahwa gerakan mahasiswa yang masif bisa mencuri perhatian seluruh elemen.

Dan setiap demo, nama-nama aktivis selalu menjadi sisi lain yang banyak dicari orang.

Termasuk saat demo tahun 1998 lalu.

Ada beberapa nama yang ikut aksi tahun 1998 yang kini justru jadi sasaran para pendemo.

Adalah sosok Fahri Hamzah, Fadli Zon, dan juga Adian Napitupulu.

Tiga sosok ini adalah anggota DPR RI yang ternyata pernah jadi seorang aktivis.

Ketiganya pernah ikut turun ke jalan dan memperjuangan aspirasi rakyat.

Potret saat ketiganya demo pun baru-baru ini kembali beredar.

Melansir laman Twitter @dianakimaulana, beredar foto-foto saat Fahri Hamzah, Fadli Zon dan Adian demo.

Penasaran seperti apa potret lawas anggota dewan RI ini dulu saat masih jadi mahasiswa?

Berikut potret-potretnya :


 

Tak Banyak yang Tahu Masa Kecil Fahri Hamzah Rekan Fadli Zon, Ada Hubungan Sama Sri Mulyani Loh

Rancangan Undang-undang yang akan segera disahkan oleh DPR RI kini terus mengalami penolakan dari berbagai macam pihak.
Salah satunya kumpulan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang melakukan demonstrasi di berbagai daerah.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, menanggapi aksi tersebut, wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah mempertanyakan aksi demo mahasiswa.

"Itu (KUHP lama) mazhab lalu. Itu yang kita lawan. KUHP ini adalah KUHP demokrasi, negara batasi segala bentuk tindakan yang sifatnya represif terhadap rakyat.

"Kok kita pengin balik kolonial, ada apa?," kata Fahri, Selasa (24/9/2019), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Fahri mengatakan kalau beberapa pasal seperti unggas yang masuk ke pekarangan orang lain dan tentang gelandangan sebenarnya sudah ada di KUHP lama.

Jangan Hirup Bahan Kimia dari Rexona Kaleng Bisa Sebabkan Ketergantungan

Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah Terancam Kekeringan

Blak-blakkan Mahfud MD Beberkan Fakta Terbaru Soal UU KPK Jokowi Akan Lakukan Ini Segera DPR Bungkam

"Itu ada di KUHP lama, bukan KUHP baru. Di KUHP baru dijadikan denda. Masalahnya apa? Kita ini ingin dianiaya negara. Memang mentalitas kita jelek. Kita ini sebenarnya feodal. Kita ini ingin ada Ratu Adil, ada yang menyiksa, ada yang mengontrol kita," ujarnya.

Komentarnya mengenai RUKHP selalu mendapatkan kritikan dari masyarakat.

Bahkan perannya di DPR RI beberapa kali menjadi kontroversi.

Meski sering mendapatkan kritikan panas, Fahri Hamzah bukanlah sosok sembarangan.

Dikutip Gridhot dari Tribun WIKI, Fahri lahir di Utan, Sumbawa. Nusa Tenggara Barat pada 10 November 1971 dari keluarga yang sederhana.

Orangtuanya bekerja sebagai pembuat kopi tepal khas Sumbawa yang kemudian dijual Fahri ke pasar.

Bahkan saat SD Fahri juga sudah sering menjual permen di sekolahnya.

Fahri terkenal sebagai siswa yang cerdas dan selalu menjuarai kelas sejak SD sampai SMA.

Lulus dari SMA, Fahri Hamzah kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Mataram (Unram) mengambil jurusan pertanian.

Belum selesai kuliahnya di Unram, Fahri Hamzah mengambil cuti di semester keenam ketika masuk masa penerimaan mahasiswa baru.

Fahri Hamzah yang sudah bertekad untuk masuk Universitas ternama di Jakarta akhirnya diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1992.

Fahri yang sibuk menjadi aktivis di kampusnya membuat dia sering bolos kuliah.

Di UI, Fahri Hamzah merupakan mahasiswa Sri Mulyani, menteri keuangan di era Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.

Dalam sebuah tayangan di Youtube melalu channel pribadinya, Fahri mengaku kalau dirinya tidak disukai oleh Sri Mulyani.

"Dia (Sri Mulyani), paling nggak suka karena saya paling nggak fokus," kata Fahri Hamzah.

Lalu kemudian Sri Mulyani pergi ke Amerika Serikat, dan ketika pulang Fahri Hamzah sudah menjadi politisi.

Saat itulah Fahri Hamzah mendatangi Sri Mulyani dan mengejeknya. "Bu, tahu kan apa sebabnya (saya tak fokus). Kalau saya fokus saya cuma jadi dosen di tempat ibu," kata Fahri Hamzah lalu tertawa.

Semasa menjadi politisi dirinya cukup kontroversial.

Fahri Hamzah yang menjadi anggota DPR berkat Partai Keadilan Sejahtera (PKS ) tersebut pernah tersandung kasus dana Nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).

Fahri Hamzah pernah menerima uang dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhimin Dahuri.

Bahkan Fahri beranggapan KPK harus dibubarkan karena menjadi lembaga yang sangat kuat.

Fahri Hamzah juga sempat berseteru dengan para petinggi PKS hingga dirinya dipecat dari partai tersebut.

Tak terima, Fahri Hamzah kemudian mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas pemecatannya dari PKS.

Fahri Hamzah menuntut PKS untuk membayar ganti rugi materiil Rp 1,6 juta dan imateriil senilai lebih dari Rp 500 miliar.

Melawan partainya sendiri, Fahri Hamzah tak gentar bahkan berhasil memenangkan gugatannya.

Majelis hakim akhirnya mengabulkan gugatan Fahri Hamzah dan memerintahkan PKS untuk membayar kerugian materiil sebesar Rp 30 miliar.

Fahri Hamzah akhirnya jadi anggota parlemen tanpa partai bahkan mampu menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua di DPR RI.

Fahri Hamzah Cibir Esemka Sebut Presiden Jokowi Ditipu, Gugat Produk Anak Bangsa hingga Kontrak Rahasia

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mencibir mobil Esemka yang pabriknya baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).

Cibiran politisi PKS Fahri Hamzah itu diungkapkan di akun Twitter miliknya, #ArahBaru2019.

Berikut beberapa cuitan Fahri Hamzah:

1. Presiden Ditipu

"Kasihan presiden ...Ditipu kok semangat sekali yak...#ESEMKA #BukanPerseroTapiSekolah," tulis Fahri Hamzah.

2. Pidana Presiden

"Mungkin kalian mengira presiden gak bisa salah atau dipidana...terserah..tapi kalau presiden kita ditipu orang kita sebagai warga negara wajib mengingatkan...apalagi jika di dalamnya ada kerugian negara...kita membela kepentingan negara.. #Esemka," tulis Fahri Hamzah

3. Colek KPK

"Swasta tidak boleh mendapatkan privilege apapun untuk menjual produk asing yang diberi nama nasional padahal faktanya dia swasta murni 100%," tulis Fahri Hamzah.

"Presiden dilarang mengistimewakan satu perusahaan di atas perusahaan lain...tapi selama
@KPK_RI diam ya aman.." tulis Fahri Hamzah.

4. Anak Bangsa

Fahri Juga mempertanyakan kalau Esemka sebagai produk anak bangsa.

"Anak bangsa?" tulis Fahri Hamzah seraya menyematkan sebuah berita online di mana Presiden Jokowi Mengajak untuk membeli Esemka yang merupakan produk anak bangsa.

5. Sentil Menperin

"@Kemenperin_RI bisa memberikan penjelasan??? #Esemka #BukanPerseroTapiSekolah," tulis Fahri Hamzah.

6. Penggunaan Merek

Yang dipertanyakan Fahri Hamzah

Pertanyaan adalah:

1. Penggunaan merek #Esemka apakah ada kaitannya dengan yg lama.

2. Merek #Esemka yg lama itu dikaitkan dengan sekolah SMK milik negara. Apa hak PT.SMK atas merek itu?

3. Apa beda #Esemka dgn #Toyota #SUZUKI ? Kenapa PT. SMK dapat fasilitas khusus?

4. Dll

7. Perjanjian Rahasia

"Pasti ada perjanjian rahasia yang kita gak tahu...sehingga merek #ESEMKA bisa pindah ke tangan swasta yg mobilnya mirip buatan asing. Lalu disebut buatan anak bangsa.. #Sudahlah," tulis Fahri Hamzah.

Jokowi, Esemka, dan Polemik Politiknya...

Di Gedung Balai Kota Solo pada 2012 silam, Joko Widodo antusias memamerkan mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) Kiat Esemka, yang menjadi mobil dinasnya, kepada awak media.

Mobil itu adalah rakitan siswa SMK di Surakarta.

Adapun, Jokowi merupakan Wali Kota Surakarta.

"(Silakan) naik sendiri, cek sendiri, interiornya, (body) samping, cat mulus, mesinnya halus. Apalagi? AC-nya dingin. Harganya murah, cuma Rp 90 juta," kata Jokowi saat itu.

Lewat mobil karya anak bangsa itu, nama Jokowi melambung ke kancah perpolitikan nasional.

Tak menunggu waktu lama, pengusaha mebel itu kemudian diusung oleh partainya PDI-P sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama keluar sebagai pemenang.

Belum genap lima tahun menjabat di Ibu Kota, Jokowi lalu langsung diusung sebagai calon presiden pada Pilpres 2014.

Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla sukses mengalahkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Terkendala Namun, moncernya karier politik Jokowi tidak dibarengi dengan mulusnya rencana produksi massal mobil Esemka.

Jokowi sendiri hanya menggunakan mobil Kiat Esemka sebagai mobil dinas wali kota Solo selama dua hari saja.

Setelah itu, mobil itu dikandangkan karena kelengkapan surat-suratnya belum ada.

Mobil tersebut sempat mengalami kendala terkait uji emisi hingga masalah permodalan.

Pengembangan Esemka menjadi mobil nasional pun akhirnya sudah tidak lagi terdengar sejak Jokowi meninggalkan Solo.

Kritik Oposisi Tak kunjung terealisasinya peluncuran Esemka pun sempat membuat Jokowi kerap diserang lawan politik.

Ini terjadi saat Jokowi dua kali maju pada Pilpres 2014 dan 2019.

Susah Tidur Malam Hari ? Metode 4-7-8, Bisa Tertidur Kurang dari 60 Detik

Mau Tahu Kenapa Sering Lemot Saat Main Game Online

Jokowi dianggap hanya menggunakan mobil Esemka untuk membonceng popularitas. Salah satu kritik datang dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

"Ini (Esemka) kebohongan. Ini yang namanya politik kebohongan ya yang begini ini contohnya," kata Fadli Zon menjelang Pilpres 2019 lalu.

Senasib dengan Esemka Presiden Jokowi pun memberi klarifikasi.

Jokowi menceritakan mobil Esemka merupakan produk uji coba dari prototipe anak-anak SMK yang dibantu beberapa teknisi perusahaan besar.

Jokowi yang saat itu menjabat wali kota Solo mendorong para anak SMK itu berkarya.

Namun, Jokowi menegaskan produksi mobil esemka bukan kewenangan dirinya dan pemerintah.

Pemerintah hanya bertugas mendorong uji emisi serta uji laik jalan sebelum akhirnya diturunkan ke pasar.

"Saya urusan apa dengan produksi Esemka. Enggak ada urusan pemerintah. Itu dikerjakan penuh oleh industri, dikerjakan penuh oleh swasta. Pemerintah tidak ikut campur di situ," kata Jokowi, Oktober 2018 lalu, dilansir dari Antara.

Akhirnya Diluncurkan Pada Jumat (16/9/2019) hari ini, mobil Esemka yang sempat menuai polemik akhirnya siap diluncurkan.

Artinya butuh waktu tujuh tahun untuk mobil karya anak bangsa ini benar-benar dirilis ke publik setelah diperkenalkan Jokowi pada 2012 lalu.

Proses peluncuran mobil yang diproduksi oleh PT Solo Manufuktur Kreasi (Esemka) itu dijadwalkan akan dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi.

Peluncuran tersebut sekaligus memperkenalkan fasilitas produksi dari pabriknya yang berada di Jalan Raya Demangan KM 3.5 Sambi-Boyolali, Jawa Tengah.

Mobil karya anak bangsa itu akan dijual dengan kisaran harga tak lebih dari Rp 150 juta.

Untuk tahap awal Esemka akan fokus pada produksi kendaraan niaga ringan alias pikap karena memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Esemka, yakni menggerakan perekonomian daerah-daerah, khususnya wilayah pinggiran.

Bima 1.2 dan 1.3 yang sama-sama menggunakan mesin bensin akan menjadi model pertama yang dilepas ke pasar.

  (*)

 Artikel ini telah tayang di https://hype.grid.id/read/431866351/beda-dari-sekarang-intip-potret-lawas-fahri-hamzah-adian-napitupulu-dan-fadli-zon-berdemo-saat-masih-jadi-mahasiswa?page=all

 

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved