Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah Terancam Kekeringan

Ditanya berapa luas lahan yang mengalami ancaman kekeringan, dia mengatakan, untuk di Noelbaki sudah mencapai 70 hektar

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
foto : Edi Hayong
Kondisi air Bendungan Tilong yang debitnya menurun dan warna airnya kuning kehijau-hijauan, Rabu (25/9/2019)   

Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah Terancam Kekeringan

POS-KUPANG.COM I OELAMASI---Musim kemarau yang panjang dalam tahun 2019 ini sungguh dirasakan petani di Kabupaten Kupang.

Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kupang, saat ini telah mendapatkan data ancaman kekeringan dari total 24 kecamatan, ancaman paling parah baru terdeteksi di dua kecamatan yakni Kupang Timur dan Kupang Tengah.

Sekertaris Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kupang, Ir. Bandapotan Sialagam, M.Si, menyampaikan hal ini kepada POS KUPANG.COM di Oelamasi, Jumat (27/9/2019).

Bandapotan mengakui ancaman kemarau panjang saat ini terjadi hampir menyeluruh pada semua daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan juga di Kabupaten Kupang.

Dari laporan yang diterima pihaknya, kata Bandapotan, dari total 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Kupang, baru diperoleh laporan dari dua kecamatan yakni Kupang Timur dan Kupang Tengah.

"Kondisi paling parah terjadi di Kupang Tengah khususnya di lahan sawah petani Noelbaki dan Oelpuah. Kita sudah sampaikan kondisi ini ke Balai Sungai Nusra II karena petani di dua daerah ini, pasokan air dari Bendungan Tilong," katanya.

Faktanya saat ini, demikian Bandapotan, sejak tanggal 6 September aliran air ke irigasi menuju dua daerah ini ditutup. Agar ancaman kekeringan tidak sampai gagal panen maka disepakati aliran air dari Tilong diberikan kesempatan dua kali dalam seminggu.

"Kita sudah sampaikan ke Balai Sungai Nusra II dan Pengairan agar ini diperhatikan. Kita juga minta mesin pompa air ke provinsi agar bisa diberikan ke petani ke dua daerah ini. Kita tahu bersama bahwa lahan sawah di Kupang Tengah itu merupakan lumbung padi di Timor umumnya," jelas Bandapotan yang baru menjabat dua bulan lebih ini.

Ditanya berapa luas lahan yang mengalami ancaman kekeringan, dia mengatakan, untuk di Noelbaki sudah mencapai 70 hektar. Sedangkan wilayah lainnya belum diketahui secara jelas.

Diberitakan sebelumnya, air Bendungan Tilong, Kecamatan Tengah sejak akhir Juli terus mengalami penurunan debit. Sampai akhir September ini debitnya sudah turun mencapai 70 persen dan hanya bisa melayani pasokan air ke irigasi persawahan milik warga Desa Fatukanutu dan Noelbaki.

Pengamat Bendungan Tilong,  Simson Banu, kepada wartawan di kediamannya, Rabu (25/9/2019) menuturkan, tugas yang diembannya ini dilakukan sejak peresmian Bendungan Tilong tahun 2002. Untuk itu, dia sangat mengetahui kondisi pasokan air yang ada di bendungan tersebut.

Dijelaskannya bahwa dalam bataa normal 100 persen, pasokan air bisa sampai meluap dengan intensitas curah hujan tinggi. Namun, pada tahun 2019 ini kondisi pasokan air menurun drastis karena musim kemarau yang cukup panjang.

BREAKING NEWS :Ikut Acara Keluarga Pakai Mobil Plat Merah,Walpri Bupati TTS Alami Kecelakaan Tunggal

Blak-blakkan Mahfud MD Beberkan Fakta Terbaru Soal UU KPK Jokowi Akan Lakukan Ini Segera DPR Bungkam

"Sekarang ini debit air turun sampai 70 persen dan masih sisa 30 persen. Memang kita sudah tutup untuk tidak dialirkan tapi permintaan petani dari Fatukanutu dan Noelbaki karena padi terancam gagal panen maka kita keluarkan ke irigasi. Itupun cuma dua hari dalam seminggu," tutur Simson.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved