World Clean Up Day 2019, Ribuan Warga Bersihkan Sampah di Kota Lewoleba

Dalam rangka World Clean Up Day 2019, ribuan warga membersihkan sampah di Kota Lewoleba

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
World Clean Up Day atau Hari Bersih Sedunia yang diadakan pada, Sabtu (21/9/2019) pagi di Kota Lewoleba 

Dalam rangka World Clean Up Day 2019, ribuan warga membersihkan sampah di Kota Lewoleba

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Permasalahan sampah di Kota Lewoleba memang tak kunjung usai. Selagi belum ada kesadaran masyarakat, sampah akan terus jadi momok bagi ibu kota Kabupaten Lembata itu.

Banyak relawan pecinta lingkungan dan kelompok peduli sampah yang sudah bekerja. Puncaknya terjadi pada saat kegiatan World Clean Up Day 2019 atau Hari Bersih Sedunia yang diadakan pada, Sabtu (21/9/2019) pagi.

Sotis Hotel Kupang Ambil Bagian World Clean up Day

Setidaknya sekitar seribu warga dilibatkan membersihkan sampah di Kota Lewoleba. Para pelajar SD, SMP, SMA, kelompok pramuka, pihak kecamatan, kelurahan, instansi pemerintah, swasta, komunitas, dan warga bersatu membersihkan sampah di titik yang jadi lokasi fokus pembersihan yakni di sepanjang Pesisir pantai Kampung Nyamuk dan TPI sampai dengan Pantai Wulon Luo atau Lapangan Eks Harnus.

Mereka memungut sampah plastik, membersihkan selokan, dan menyapu jalan. Tumpukan sampah itu kemudian diisi ke dalam karung lalu diangkut dengan truk sampah ke tempat pembuangan akhir.

Koordinator World Clean Up Day Lembata, Theresia Wilybrorda, mengatakan warga yang terlibat dalam aksi bersih sedunia ini mencapai seribu lebih orang.

Lewat PDIP, Pensiunan ASN Manggarai Timur Maju Sebagai Balon Bupati Manggarai

Aksi World Clean Up Day ini dilaksanakan di 157 negara di dunia dan di Indonesia ditargetkan ada 13 juta orang yang dapat terlibat.

"Hari ini bertepatan dengan hari perdamaian dunia. Dengan kebersamaan dan kerukunan kita bisa membangun perdamaian," kata perempuan yang akrab disapa Wilda ini.

Ketua Komunitas Trash Hero Chapter Lembata ini menuturkan kegiatan ini hanya pemicu dan pemantik bagi masyarakat supaya mereka mulai menjaga kebersihan lingkungan. Walau dia mengakui kalau belum semua warga ikut ambil bagian dan belum terlalu antusias, dia tetapi berterima kasih atas bantuan serta dukungan dari semua komunitas, kelompok pramuka, pemerintah dan pelajar sekolah.

Sementara itu, Camat Nubatukan, Maria Anastasia Barabaje justru menyoroti kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Kami berterima kasih, kenapa masih ada orang yang punya hati untuk menjaga lingkungan padahal kebersihan lingkungan itu kembali untuk diri sendiri," ungkapnya di sela-sela aksi pembersihan di Kota Lewoleba pagi itu.
Dia mengapresiasi kegiatan pembersihan serentak itu sehingga dia berharap aksi ini dilakukan secara terus menerus dan tidak bersifat sporadis saja.

Secara tegas dia mengatakan masyarakat seharusnya merasa malu karena ada orang lain yang datang membersihkan rumah mereka sendiri. Efeknya, lanjutnya, kalau masyarakat sudah malu maka dia akan sendiri sadar bahwa orang lain saja memperhatikan kebersihan lingkungan mereka apalagi diri sendiri.

Saat ini, pihak kecamatan juga rutin melakukan kunjungan kerja ke setiap kelurahan untuk mensosialisasikan aturan-aturan yang sudah termaktub dalam perda termasuk salah satunya soal sampah. Dalam Perda Nomor 12 Tahun 2012 sudah dirincikan detail-detail regulasi soal sampah dan limbah rumah tangga dan industri.

"Masyarakat kita mungkin ada yang tahu dan ada yang tidak tahu. Jadi kita sosialisasikan ini sehingga kalau suatu saat kita lakukan penindakan mereka tidak kaget," imbuhnya.

Pihaknya akan menyiapkan peralatan penunjang kebersihan dan sudah dianggarkan dari dana kelurahan tahun depan.

Dikatakannya, pemerintah sudah membahas soal pembagian tugas pengangkutan sampah. Pihak kecamatan bertanggungjawab terhadap sampah dari rumah tangga ke tempat pembuangan sementara. Sedangkan dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir jadi tanggungjawan Dinas Lingkungan Hidup.

"Untuk satu tahun ini kita masih menggalakan kesadaran mereka, sehingga tahun depan mereka sudah mengumpulkan sampah di depan rumah supaya ada yang angkut."

Maria menjelaskan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan mengumpulkan sampah ini harus jadi kebiasaan dan budaya setiap masyarakat dulu. Kalau tidak masalah sampah tidak akan tuntas diselesaikan.
Dia juga berharap tahun depan merekan juga bisa bekerja lebih maksimal. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved