TERUNGKAP Setelah 20 Tahun Referendum, Australia Tadinya Ingin Timor Leste Tetap Jadi Bagian NKRI

Dokumen Intelijen Amerika Serikat yang baru saja dideklasifikasi mengungkap sejumlah fakta terkait kerusuhan pasca Referendum Timor Leste 1999

Editor: Agustinus Sape
Reuters/Lirio Da Fonseca
John Howard selalu menyebut kemerdekaan Timor Leste sebagai salah satu pencapaian yang membanggakan baginya sebagai perdana menteri Australia. Nyata? 

"Dukungan TNI untuk milisi (pro-inmtegrasi) sangat jelas dan sama sekali tidak bisa diterima," kata Menteri Cohen saat itu.

"Milisi harus dilucuti. Para pengungsi di Timor Barat harus dibiarkan pulang dengan selamat. Interfet harus diizinkan melakukan tugasnya tanpa dilecehkan."

20 Tahun Referendum, Sejarah Lepasnya Timor Timur dari Indonesia

Kisah Muhammad Zainuddin Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Noelbaki Setelah 20 Tahun Referendum

20 Tahun Referendum, Apa Kabar Warga Timor Leste yang Mengungsi ke Timor Barat

Nasib Timor Leste Kini: Mimpi Menjadi Negara Makmur Lewat Cadangan Migas, Mungkinkah?

Kabel diplomatik AS lainnya menunjukkan bahwa ternyata Australia tidak siap untuk mendukung misi penjaga perdamaian, bahkan ketika pasukan Interfet berangkat ke Timor Leste pada September 1999.

Satu dokumen menyebutkan di saat pasukan Interfet dikerahkan, Australia justru masih berusaha mencari 4.000 jaket antipeluru, dan terpaksa meminjam dari AS.

Sumber: ABC Indonesia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved