Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad (UAS) Tegaskan Dirinya Bukan Ustadz Jadi-jadian: Mancing-mancing Saja!
Ustadz Abdul Somad (UAS) Tegaskan Dirinya Bukan Ustadz Jadi-jadian: Mancing-mancing Saja!
Apalagi, kata Armaya, kondisi jalan dari Perdagangan ke Siantar rusak atau kupak-kapik.
Sehingga, tidak mungkin UAS dapat mengejar jadwal di Siantar.
"Jalan dari Perdagangan ke Siantar rusak.
Kita perhitungkan menghabiskan waktu 1 jam ke Siantar.
Maka, tidak mungkin terkejar lagi.
Sementara dia ( UAS ) akan mengisi tausiah juga di Medan," katanya.
Armaya juga mengungkapkan tausiah di Perdagangan lebih diutamakan.
Karena, sempat terjadi pembatalan.
"Perdagangan lebih dipriotitas utama.
Karena, di Perdagangan sempat batal kan.
Jadi, utamakan dulu yang di Perdagangan," ujarnya.
Saat disinggung apakah ada yang menolak kedatangan ustadz asal Asahan itu, Armaya membantah hal tersebut. Katanya, ini murni karena jadwal acara UAS yang padat.
"Bukan. Ini murni karena memang jadwal UAS padat.
Waktu tempuh yang membuat batal di Siantar," katanya.
Seperti diketahui, Panitia Gebyar Tahun Baru Islam dakan dilaksanakan selama seminggu mulai Minggu (25/8/2019) hingga Minggu (1/9/2019). (tmy/tribun-medan.com).
Indahnya Keberagaman Indonesia, Suster dan Ustazah Kompak Bernyanyi Bersama
Ustadz Abdul Somad UAS Batal Gelar Tausiah di Siantar, Suster dan Ustazah Kompak Bernyanyi Bersama
Ditengah maraknya kasus In yang terjadi di Indonesia baru-baru ini, keluarga Fransiskan seluruh Indonesia rangkul umat beragama, peringati 800 tahun Pertemuan Fransiskus dengan Sultan Malik Al-Kamil sebagai wujud perdamaian antar umat beragama yang digelar di Danau Toba Convention Center Jalan Imam Bonjol Nomor 17, Hamdan, Sabtu (24/8/2019).
Suasana haru, penuh perdamaian kala menyaksikan masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda beda dapat duduk berdampingan dan saling menyapa dalam acara tersebut.
Para suster dan ustazah bernyanyi bersama, menyerukan perdamaian.
Bukan hanya umat Islam dan Katolik saja, namun beberapa komunitas Hindu, Budha hingga Protestan ikut memeriahkan kegiatan ini.
Ketua panitia, Pastor Hilarius Kemit, OFMCap mengatakan seharusnya masyarakat dapat belajar dari 800 tahun lalu, meski saat ini berada pada era modern, sebab konflik umat beragama di Indonesia tetap terjadi.
Kemeriahan peringatan 800 tahun Pertemuan Fransiskus dengan Sultan Malik Al-Kamil sebagai wujud perdamaian antar umat beragama yang digelar di Danau Toba Convention Center Jalan Imam Bonjol Nomor 17, Hamdan, Sabtu (24/8/2019).
"Kita perlu mengingat kembali peristiwa luar biasa 800 tahun lalu saat pertemuan Fransiskus dengan Sultan Malik Al-Kamil di Mesir tahun 1219, pada perang salib yang kelima itu Fransiskus justru membawa perdamaian ditengah pertempuran dan peperangan," katanya
Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk menjalin silaturahmi dan persaudaraan melalui dialog perdamaian dengan tema bejalar dari sultan Malik Al-Kamil dan Fransiskus dari Assisi dalam membangun dialog damai di Mesir.
"Kita mengundang dua pembicara dari Fransiskan dan dua lagi perwakilan umat muslim, pembicaraan ini untuk menggali nilai-nikai dalam diri Fransiskus dan Sultan Malik Al-Kamil yang bisa bertemu di kancah peperagan dan membangun perdamaian, semangat itu yang mau kita tarik jadi milik kita," katanya
Ia mengatakan perayaan 800 tahun ini sangatlah penting, sebab mengingat keadaan masyarakat Indonesia yang saat ini sangat mudah diserang isu-isu agama, sehingga masyarakat perlu belajar perdamaian sejati dari masa lalu.
Kemeriahan peringatan 800 tahun Pertemuan Fransiskus dengan Sultan Malik Al-Kamil sebagai wujud perdamaian antar umat beragama yang digelar di Danau Toba Convention Center Jalan Imam Bonjol Nomor 17, Hamdan, Sabtu (24/8/2019).
"Saat ini kita sangat rentan dengan perpecahan, justru seperti saat ini, Fransisikus dahulu menembus kebencian itu dengan perdamaian, karena keinginan berdamai itu dimiliki setiap umat manusia, ketika kita hadir dengan keterbukaan maka perdamaian akan terwujud, karena tidak ada agama yang mengajarkan keburukan," katanya.
Tidak kalah menarik, acara ini juga dilengkapi dengen penampilan teater, musik dan lainnya.
Uniknya pada saat penampilan musik dan teater umat Katolik dan Muslim saling berkolaborasi menciptakan alur cerita yang sangat menarik.(cr21/tribun-medan.com)
Selama berpuasa di bulan Ramadhan, umat Muslim menjaga diri dari hal yang bisa membatalkan ibadahnya.
Ada beberapa hal yang bisa membatalkan puasa.
Melansir dari situs NU, hal yang membuat puasa seorang muslim batal di antaranya makan, minum, atau memasukkan benda dengan sengaja ke lubang yang berhubungan dengan lambung, dan melakukan hubungan seksual.
Selain itu, puasa seorang muslim juga bisa batal bila melakukan pengobatan untuk area kemaluan dan dubur, muntah disengaja, keluar air mani akibat dari bersentuhan, haid, nifas, gila, dan murtad.
Seperti yang diketahui keluar air mani akibat bersentuhan dapat membatalkan puasa.
Bagaimana kalau keluar air mani akibat mimpi basah?
Masih melansir dari situs NU, keluar air mani tanpa bersentuhan seperti mimpi basah tidak membatalkan puasa seorang Muslim.
Mengutip Tribun Bogor, Imam Masjid Baitur Ridwan, M Husen juga menyatakan hal serupa.
Karena mimpi basah tidak dilakukan dengan sengaja sehingga tidak termasuk ke dalam hal yang membatalkan puasa.
Namun, bagi orang yang bermimpi basah harus segera mandi junub.
"Sesuatu yang tidak disengaja itu tidak akan membatalkan puasa. Cuma orang yang mengalami mimpi basah harus melakukan mandi junub," kata M Husen.
Mandi junub dilakukan agar orang tersebut dapat melakukan salat wajib di waktu selanjutnya.
Adapun adab mandi junub, yakni niat dan dilanjutkan membasuh air ke seluruh bagian tubuh.
Sementara untuk membasuh semua lubang tubuh itu hukumnya sunnah dan dilakukan saat kondisi tidak berpuasa.
"Kalau mandi junub saat puasa itu cukup meratakan air ke seluruh tubuh," ujarnya.
"Hanya kalau dilakukan saat sedang tak berpuasa dianjurkan membasuh air ke semua lubang yang ada pada tubuh hukumnya sunnah."
Menurut M Husein, orang yang memiliki hadas besar termasuk makruh.
Namun, untuk menghilangkan kemakruhannya bisa dilakukan dengan berwudu.
"Makanya bila ada yang hadas besar, terutama suami istri yang sudah berhubungan intim pada malam hari.
Ataupun yang mimpi basah, bisa ambil wudu dulu untuk menghilangkan kemakruhannya.
Baru sebelum Subuh bisa mandi besar agar bisa melaksanakan salat," ujarnya.
Adapun pernyataan Ustaz Abdul Somad mengenai mimpi basahketika berpuasa.
Hal tersebut disampaikan Ustaz Abdul Somad dalam sebuah ceramah yang diunggah Fodarama TV pada 9 Maret 2017.
Puasa seorang Muslim ketika bermimpi basah tetap sah.
Sebab, mimpi basah merupakan tindakan di luar keinginan manusia dan tak bisa diatur.
Selain mimpi basah, sperma yang keluar bukan karena sahwat dan penyakit itu tidak membuat puasa batal.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Ustadz Abdul Somad (UAS): Saya Bukan Ustadz Jadi-jadian, Ni Kukasi Tahu!,
Penulis: Nasaruddin
Editor: Nasaruddin