Lampu Mati - Kualitas Udara Jakarta Membaik Setelah Pemadaman Listrik, Lihat Peringkatnya di Dunia
Jakarta heboh dengan kasus mati lampu atau pemadaman listrik selama 7 jam, Minggu (4/8/2019).
Penasaran, kami berhenti di jalur putar di bawah jalan layang non-tol (JLNT) di kawasan Jalan Profesor Dr Satrio, Jakarta Selatan. Ada sederet driver ojek online di situ.
"Bang, masih bisa dapat dan bawa penumpang? Dapat sinyal?" tanya Kompas.com kepada salah satu driver ojek online, di seberang mal Lotte Shoping Avenue.

Yudha, nama driver itu, mengiyakan. "Masih dapat, tapi sinyal suka muter-muter lama," kata dia sembari memperlihatkan order yang didapat.
Yudha pun menyebut jaringan operator yang dia pakai. Ternyata pakai layanan enterprise.
Dari tampilan order yang Yudha perlihatkan, penumpangnya berangkat dari salah satu penginapan di kawasan itu. Oh, orangnya masih dapat sinyal dari wi-fi dan listrik yang menyala karena pakai genset kali ya....
Sepanjang penjelajahan Kompas.com, Jakarta memang tak jadi gelap gulita. Tidak terjadi black out. Meredup dan remang-remang, iya. Setidaknya sepanjang rute dari Mampang Prapatan, Jalan Setiabudi, Jalan Prof Dr Satrio, Jalan Sudirman, dan Jalan Gatot Subroto.
Masih ada banyak cahaya. Ini karena ada banyak hotel, kantor kementerian, proyek pembangunan gedung yang selama ini pun berjalan 24 jam, serta kawasan bisnis dan perbelanjaan dengan dukungan genset.
Bicara pusat perbelanjaan, mereka menuai berkah. Setidaknya bila ditengok keramaiannya, terutama yang punya ragam tempat makan.
Warung-warung makan di permukiman dan pinggir jalan tetap melayani pembeli, meski dalam remang-remang cahaya lilin atau paling moncer lampu darurat portable.
Meski begitu, karena nyaris semua layanan online dan berteknologi tinggi macet karena insiden ini, warung dan layanan offline kelimpahan sebagian berkah.
Sumber: kompas.com