Lampu Mati - Kualitas Udara Jakarta Membaik Setelah Pemadaman Listrik, Lihat Peringkatnya di Dunia

Jakarta heboh dengan kasus mati lampu atau pemadaman listrik selama 7 jam, Minggu (4/8/2019).

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Kendaraan padat merayap dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019). 

Sebelumnya, setidaknya dua kali, lampu dan stabiliser peralatan komputer di kos yang sama sempat meredup. Mbleret, bahasa Jawanya.

Batang penanda sinyal Indosat Oreedo di ponsel Kompas.com sudah lebih dulu berganti menjadi tulisan "no service", bahkan sebelum listrik tumbang. Namun, ini sempat tak jadi hal luar biasa, karena sering terjadi di kawasan ini. 

Saat listrik masih menyala, komunikasi masih bisa berjalan lewat ponsel, berkat jaringan wi-fi. Namun, begitu listrik padam, semua aktivitas di kos ini sontak melambat, sampai akhirnya terpaksa berhenti.

Bunyi gemuruh genset yang otomatis menyala dari menara base tranceiver signal (BTS) salah satu operator telekomunikasi, posisinya tepat di seberang kos, semakin mengonfirmasi gangguan listrik sedang terjadi.

Dan, paling tidak sampai tujuh jam berikutnya, Jakarta redup dan remang-remang. Baik dari arus listrik maupun sinyal peranti telekomunikasi.

Adzan Isya yang kembali bergaung lewat speaker masjid pada pukul 19.09 WIB, menjadi penanda berakhirnya insiden mati lampu dan hilang sinyal, setidaknya di Mampang Prapatan. Sejak dhuhur, gaung adzan hilang dari udara Mampang Prapatan.

Ini sekumpulan cerita kehebohan sepanjang setidaknya tujuh jam Jakarta redup dan remang-remang, dalam pantauan Kompas.com. Penjelasan PLN hingga tulisan ini dimuat, melengkapi sejumlah cerita dari seantero wilayah yang terdampak listrik padam.

MELAMBAT LALU TERHENTI

"DUH, baru mau rajin kerja malah listrik mati. Baterai laptop tak awet pula, mau ngetik saja enggak bisa, kalaupun tak ada internet."

Kalimat ini membuka obrolan sekawanan anak kos di Mampang Prapatan. Nasib mempertemukan kebiasaan kerja dan aktivitas harian. Minggu pun tak selalu waktu berleha-leha.

Mereka yang tadinya berjibaku dengan laptop, akhirnya mencoba aktivitas lain. Mencuci tumpukan pakaian kotor, salah satunya.

"Wah, ngawur kamu. Kalau ini lama matinya, toren air kan enggak keisi lagi. Jangan nyuci dulu lah," keluh salah satu anak kos.

Jawaban yang didapat cuma angkat bahu. "Siapa yang mengira listrik padam juga bakal lama?" tambahannya.

Sebagian dari anak kos ini ada pula yang memutuskan langsung piknik. Keluar kos. Panas dan tidak bisa beraktivitas di kamar dan area kos jadi dasar pemikirannya. 

"Minimal di mal bisa sekalian makan dan lihat-lihat barang bagus."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved