Begini Sambutan Warga Fatuleu Sambut Kedatangan Peserta Pan Indo Hash
Warga Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang menyambut antusias kedatangan peserta Pan Indo Hash, Jumat (2/8/2019)
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Adiana Ahmad
Mereka mengerumi Raja Neno Fredi dan melontarkan berbagai pertanyaan dan silih berganti mengajak raja foto bersama. Raja Neno Fredi pun dengan ramah menyapa para Hasher. Ia pun tak enggan meminjam tongkatnya kepada para Hasher untuk difoto.

Diwawancarai POS-KUPANG.COM, Raja yang sudah berusia 89 tahun ini mengatakan, dirinya merupakan keturunan ke 14 raja Oelbiteno.
• Ramalan Zodiak Cinta Para Jomblo, Sabtu 3 Agustus 2019:Virgo Beruntung, Aqurius Ada Cinta
Lanjutnya, dirinya sudah meramalkan akan ada saatnya orang-orang dari luar NTT bahkan luar negeri datang ke Fatuleu. Ia mengaku senang dengan kedatangan para Hasher dan ia menjamin keamanan dan kenyamanan para Hasher selama berada di Oelbiteno.
Lany, Hasher asal Cirebon mengaku sangat tertarik dengan suasana dan lingkungan alam di Fatuleu. "Sangat menarik dan nyaman berada di sini. Semuanya tampak natural dan orang-orang di sini juga natural dan polos, mereka juga sederhana," ungkap Lany.
Bahkan Lany juga sempat ikut menguyah sirih pinang yang sudah menjadi budaya masyarakat setempat. "Saya pengen coba, kok saya lihat semua ibu-ibu sama bapak-bapak di sini bibirnya pada merah semua, eh ternyata nguyah sirih pinang," ungkapnya.
Hasher dari Palembang, Warga Fatuleu Sopan dan Ramah
Pujian untuk warga Fatuleu diungkapkan oleh para Hasher dari Palembang. Mereka menilai orang-orang Fatuleu sangat ramah dan sopan. Hal itu nampak dari cara dan sikap mereka berkomunikasi.
"Saya sangat nyaman ketika bercerita dengan mereka. Mereka menyapa saya dengan ramah. Ketika saya minta tolong untuk foto juga mereka bersedia dan sangat tulus, tidak minta ini itu," ungkap Hasher Engga Waty.
Menurutnya, kesederhanaan warga menjadi nilai lebih dan patut diapresiasi. Ia pun merasa heran warga mau membantu mereka secara gratis. "Biasanya jaman sekarang serba uang. Eh di sini kita minta tolong foto, minta ditemani berbelanja, gratis. Ini luar biasa," ungkapnya.
Sementara itu, Hasher Neli Waty mengatakan, awalnya ia sempat agak kikuk saat mau bercakap-cakap dengan warga. Namun setelah mencoba, dirinya malah merasa nyaman dan menghabiskan banyak waktu bercerita dengan warga.

"Awalnya memang agak takut. Satu karena baru pertama kali ke sini, terus kan lihat wajah-wajah mereka, maaf ya, kelihatan sangar begitu, tetapi mereka ternyata sangat ramah dan sopan dan saya senang bercerita dengan mereka," ungkapnya.
Hasher Suka Kuliner Lokal
Sejumlah Hasher yang diwawancarai POS-KUPANG.COM, terkait kuliner lokal yang dijual oleh warga, mengaku menyukai ubi ungu rebus, singkong rebus, jeruk dan kacang tanah rebus.
Theresi, Hasher asal Palembang mengatakan, Ubi ungu enak dan manis. Ia suka, apalagi hanya direbus dan tidak dicampur dengan bahan-bahan tambahan.
Ia juga suka singkong rebus dan sambal lua't, sambal khas Timor. Menurutnya, rasa singkong memang hampir sama di setiap daerah, namun sangat berbeda ketika dimakan dengan sambal lua't.