Berita Pendidikan
Romo Stef Mau Pimpin SMAK Giovanni Kupang, Ini Pesan Ketua Yaswari KAK
Romo Stefanus Mau, Pr, resmi menjabat menjadi Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Giovanni Kupang Periode 2019-2022.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Apolonia Matilde
"Saat ini kita sudah masuk dalam revolusi industri 4.0, tetapi kelakuan kita masih dalam tingkat Revolusi 1.0. Kami berharap tahun depan semua sekolah sudah tidak lagi ujian manual," ujarnya.
Selain itu, Adelino juga berharap kedua sekolah di bawah kepemimpinan dua kepala sekolah tersebut terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas di NTT.
Ketua Yaswari KAK, Romo Roni Pakaenoni, Pr, dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan tugas yang baru bagi kedua imam tersebut.
Selain itu, pihaknya juga berterima kasih atas kinerja Romo Kristoforus Bano Taslulu, sebagai Kepala SMA Seminari St. Rafael Oepoi selama ini serta mengucap selamat atas jabatan barunya sebagai Praeses Seminari Menengah St. Rafael Oepoi Kupang.
Romo Roni juga bersyukur karena Yaswari Keuskupan Agung Kupang telah turut berkontribusi dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di NTT.
"Kita semua mengambil peranan penting dalam misi mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang pendidikan ini," paparnya.
Menurut Romo Roni, dengan pelantikan dua kepala sekolah tersebut, peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini dilakukan diyakini akan dilanjutkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
• Perjalanan Vanda Astri, Perempuan asal Papua yang Direkrut Garuda Indonesia Jadi Pilot
Pihaknya sangat optimis melalui kemampuan dan pengalaman kedua imam tersebut dapat melakukan inovasi demi pengembangan mutu dan kualitas pendidikan di kedua sekolah tersebut.
Diakuinya, saat ini era kapitalisme dan pasar bebas tengah eksis hingga mencengkeram dunia pendidikan.
"Dalam sistem ini, berlaku 'hukum rimba' di mana yang kuat secara modal akan bertahan hidup dan tetap eksis," katanya.
Dijelaskannya, jika sekolah yang berada di bawah Yaswari tidak kuat, bukan tidak mungkin akan kalah bersaing di dalam sistem kapitalisme ini.
"Jika kita tidak kuat, tidak akan bertahan hidup. Dunia pendidikan tidak terbatas di Indonesia tetapi pendidikan mondial. Maka tidak heran akhir-akhir ini banyak sekolah bertaraf internasional hadir sebagai konsekuensi dari globalisme atau pasar bebas," jelasnya.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya berharap semua sekolah harus melakukan inovasi untuk menghadapi persaingan. (*)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											