Berita Pendidikan
70 Persen Kekerasan Anak Terjadi Pada Ruang Privat, P2TP2A Lakukan Ini di SMAN 5 Kupang
P2TP2A Provinsi NTT melakukan Talkshow di Sekolah Menangah Atas (SMA) Negeri 5 Kupang, Selasa (23/7/2019).
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Apolonia Matilde Dhiu
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Perlindungan Perempuan dan Anak dan Pemberdayaan Perempuan (P2TP2A) Provinsi NTT melakukan Talkshow di Sekolah Menangah Atas (SMA) Negeri 5 Kupang, Selasa (23/7/2019).
Talkshow tersebut bertujuan memberikan sosialisasi tentang kekerasan terhadap anak kepada para guru dan siswa.
P2TP2A Provinsi NTT merilis 70 persen kekerasan terhadap anak di Kota Kupang terjadi pada ruang privat.
• Luna Maya Ketus Saat Ditanya Kenapa Gak Balas Chat Ariel Noah, Masih Memendam Cinta?
Dimana pelaku kekerasan anak baik fisik, verbal maupun kekerasan seksual dilakukan orang terdekat, baik orang tua, paman, bibi, kakek dan orang di lingkungan terdekat.
Talkshow tersebut dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Anak Nasional Tahun 2019 tanggal 23 Juli dan mengusung tema 'Peran Keluarga Dalam Perlindungan Anak'.
Hadir pada Talkshow tersebut, Kepala SMA Negeri 5 Kupang, Veronika Wawo, Kepala P2TP2A Provinsi NTT, Fatimah Daniel, para guru dan para siswa SMA Negeri 5 Kupang.
• INNALILLAH! Kabar Duka dari Okie Agustina, Mantan Istri Penyanyi Pasha Ungu, Sedih Ayah Mertua Wafat
Tampil sebagai nara sumber, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Kupang, Ewalde Taek, dan P2TP2A, Margareta Bhubhu.
Kegiatan Talkshow di SMA Negeri 5 Kupang berlangsung alot dan meriah. Para guru dan siswa sangat antusias untuk memberikan pertanyaan.
Guru SMA Negeri 5 Kupang, Rasydi, mengatakan, kekerasan terhadap anak terjadi karena pola hidup dan pola pikir dari keluarga dan lingkungan, dan sekolah hanya imbasnya saja.
Semoga ilmu dan pembinaan karakter yang dibuat di sekolah bisa terbawa sampai di rumah.
Siswa SMA Negeri 5 Kupang, Rense Mansula, mengatakan, dirinya prihatin karena banyak orang tua yang berpikir mendidik anak dengan kekerasan akan berhasil.
Ia berharap, P2TP2A bisa melakukan sosialisasi kekerasan terhadap orang tua sampai ke tingkat orang tua dan lingkungan.
• Intip Rumah Mewah Ahok dan Istri Barunya, Puput Nastiti Devi, Lebih Luas dari Rumah Veronica Tan?
Siswa lainnya, Jereri, mengatakan, di era moderen, anak terjebak dengan media sosial dan anak bisa mengakses informasi apa saja dari media sosial yag mampu meracuni perilaku anak dan menjadi faktor pemicu kekerasan terhadap anak.
Dia berharap, para pengambil kebijakan dan P2TP2A bisa merumuskan strategi dengan baik agar anak-anak bisa menghindari media sosial.

Kepala SMA Negeri 5 Kupang, Veronika Wawo pada kesempatan tersebut, mengatakan, sekolah adalah lembaga pendidikan, lembaga untuk membentuk karakter peserta didik yang cerdas, terampil dan berkarakter.