NTT Terasa Lebih Dingin, Berikut Penjelasan Lengkap BMKG Kupang

Berdasarkan pengamatan BMKG NTT, ada penurunan suhu di beberapa kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Ini penyebabnya

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Adiana Ahmad
World of Buzz/Oriental Daily
Cuaca dingin ekstrem 

Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki tekanan udara minimum dan wilayah selatan (kawasan Benua Australia) memiliki tekanan udara maksimum. Kondisi global ini menyebabkan angin berhembus dari daerah bertekanan tinggi (Benua Australia) ke daerah bertekanan rendah (Benua Asia).

Gerakan udara ini menimbulkan angin monsoon timur (monsoon Australia). Selain itu terdapat pola sirkulasi angin di samudera Hindia barat kep.Mentawai serta terdapat pusat tekanan rendah 1008 hPa di samudera Pasifik Utara papua. 

Pola angin di wilayah Nusa Tenggara Timur umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 6 – 27 knot. Kecepatan angin tertinggi terjadi di Pulau Timor, Rote, Sabu dan juga Sumba.

Kondisi ini lah yang menyebabkan peningkatan tinggi gelombang disekitar wilayah tersebut. Dari perkiraan yang dikeluarkan BMKG Kupang tanggal 27 Juni 2019 pukul 07.00 WITA hingga 30 Juni 2019 pukul 07.00 WITA, terdapat potensi gelombang 1.25 meter - 2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Flores, Selat Lamakera - Selat Boling, Selat Alor dan selat Ombai.

Tinggi Gelombang 2.5 meter - 4.0 meter terjadi di Selat Sape, Perairan selatan Kupang Pulau Rote, Laut Timor selatan NTT dan laut Sawu. sedangkan Tinggi Gelombang 4.0 meter - 6.0 meter terjadi di Selat Sumba, Perairan selatan P. Sumba, dan Samudera Hindia selatan NTT.

Dengan suhu dingin yang terjadi, masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan akibat perbedaan suhu pada siang dan malam hari. Pada malam hari gunakan jaket dan selimut tebal dan siang hari gunakan pelembab kulit agar tidak terasa kering," ujarnya.

Selain itu dampak angin kencang juga harus diwaspadai masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi harus tetap waspada dan dihimbau untuk memperhatikan risiko terhadap keselamatan pelayaran dimana untuk perahu nelayan waspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1.25 m, untuk kapal tongkang waspadai angin dengan kecepatan lebih dari 2.5 m sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo waspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot serta ketinggian gelombang lebih dari 4 m.

Dengan angin kencang yang terjadi, BMKG juga mengimbau agar pemerintah serta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terutama daerah yang rawan kebakaran lahan dan hutan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved