Breaking News

Bencana Tanah Longsor di TTU

Longsor Ancam Rumah Warga, Kepala Desa Kiuola Pastikan Telah Melapor ke BPBD TTU 

Menurutnya, dalam laporan tersebut Primus juga menyertakan dokumentasi proses evakuasi mandiri oleh warga.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
TERDAMPAK LONGSOR - Lokasi rumah milik Fransiskus Satban dan Bernadus yang terdampak longsor, Minggu1(16/11/2025) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM Dionisius Rebon 

POS-KUANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Desa Kiuola, Primus Rusae memastikan dirinya telah melaporkan tentang evakuasi mandiri yang dilakukan warga di Bantaran Kali Noemuti lantaran diancam longsor.

Laporan tersebut disampaikan di dalam grup Desa Siaga Bencana dan mendapat respon dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTU.

Menurutnya, dalam laporan tersebut Primus juga menyertakan dokumentasi proses evakuasi mandiri oleh warga.

Selain laporan di grup, Pemdes Kiuola akan menindaklanjuti laporan melalui surat resmi kepada BPBD TTU.

Sebenarnya, kata Primus, sebanyak 3 kepala keluarga yang melakukan evakuasi mandiri. Namun, seorang korban bencana tanah longsor lainnya bernama Hironimus telah mendapatkan bantuan rumah layak huni dari Bupati TTU.

Baca juga: Korban Tanah Longsor Sebut Nyaris 6 Kali Dikunjungi Pegawai Pemda TTU

Sebanyak 16 kepala keluarga di bantaran kali tersebut yang terdampak longsor. 2 orang telah melakukan evakuasi mandiri, 1 keluarga mendapat bantuan rumah dari Bupati TTU dan 13 kepala keluarga lainnya belum melakukan evakuasi mandiri. Lantaran belum memiliki pilihan lokasi evakuasi.

Primus mengatakan, dirinya telah mengeluarkan imbauan kepada 13 kepala keluarga lainnya agar segera melakukan evakuasi mandiri dalam waktu dekat.

Ia meminta 13 kepala keluarga tersebut agar segera pindah sebelum banjir terjadi di Kali Noemuti yang melintas tepat di jantung Desa Kiuola.

Sementara itu, warga RT 002/001, Dusun 1, Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT bernama Bernadus Ratrigis menyebut, lokasi bencana tanah longsor tersebut telah ditinjau langsung oleh pemerintah kecamatan dan Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Kabupaten TTU. Nyaris 6 kali kunjungan tersebut dilaksanakan sejak pertama kali fenomena longsor melanda pemukiman mereka.

Meskipun demikian, kunjungan dari Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab TTU tersebut tak kunjung menuai hasil alias nihil hasil.

Dikatakan Bernardus, dirinya telah dan keluarga lainnya yang bermukim di bantaran kali tersebut telah bosan dan nyaris tidak percaya lagi jika mereka akan melakukan kunjungan berikutnya.

Beberapa waktu lalu, lanjutnya, ia dan keluarganya telah melakukan pemindahan rangka rumah ke lokasi baru. Sementara perabot rumah tangga telah dipindahkan terlebih dahulu.

"Saya paling pertama kasih pindah rumah. Karena saya lihat kondisi tanah semakin parah," ujarnya, Minggu, 16 November 2025.

Selain itu, kondisi retakan tanah yang perlahan mulai terjadi di lantai rumah mereka menjadi salah satu alasan mereka terpaksa melakukan relokasi rumah. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved