BMKG dan su-re.co Bantu Petani Kembangkan Kopi dan Kakao Bajawa
BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang dan PT Sustainability Resilience (su-re.co) berkolaborasi membantu petani mengembangkan Kopi dan Kakao Bajawa
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Adiana Ahmad
Takeshi Takama, CEO dari su-re.co, menyebut Su-re.co beserta SEI Asia melihat peluang yang sangat besar pada tanaman perkebunan komoditas ekspor Indonesia, antara lain kopi dan kakao, sehingga, bekerja sama dengan BMKG. Kemudian sejak tahun 2018 di Jembrana, Bali, dilakukan proyek pilot SLI Kopi Kakao, yang diteruskan di Nusa Tenggara Timur.
“Dari pengalaman sebelumnya, sebagai peneliti pengembangan masyarakat dan perubahan iklim, saya berkali-kali melihat pelatihan masyarakat yang berakhir begitu saja setelah acara selesai. Pelatihan petani tidak bisa berjalan sendiri, harus ada yang membeli produk yang dihasilkan petani tersebut. Su-re.co memberikan bantuan pemasaran kepada petani yang berkontribusi untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui green business kami su-re.coffee yang dipasarkan di Bali, Eropa, Jepang dan Amerika.” Jelasnya.
Ia mengatakan tidak hanya pelatihan, su-re.co, sebagai salah satu penyelenggara SLI Kopi menekankan pentingnya usaha pengembangan petani agar dihubungkan dengan pasar yang akan membeli produk hasil pertanian.
Proyek SLI Kopi Kakao, kata dia, akan terus berjalan selama tahun 2019 di Bali dan Nusa Tenggara Timur selama periode Juni hingga September 2019.
Ia berharap program ini akan diadopsi sebagai program nasional dan diimplementasikan ke berbagai komoditas lainnya. Maka dari itu, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari pihak peneliti, pemerintah dan industry untuk mendukung perkembangan Indonesia ke arah Climate Smart Agriculture.(*)