Pasca Kerusuhan 22 Mei, UGM Serukan Pesan Damai, Fahmi Radhi: Keprihatinan Akademisi
Pasca Kerusuhan 22 Mei, UGM Serukan Pesan Damai, Fahmi Radhi: Keprihatinan Akademisi
"Informasi beredar dengan cepat kadang memunculkan pemahaman yang salah, diserap dan dimaknai secara berbeda," katanya.
Keprihatinan akademisi
Sementara pengamat ekonomi kerakyatan UGM, Fahmi Radhi, mengusulkan agar tidak terjadi polarisasi selama pemilu, pemerintah dan DPR perlu mengevaluasi UU pemilu.
"Karena dari UU ini muncul hanya dua pasang calon menyebabkan polarisasi yang terjadi dalam waktu lama," kata Rimawan Pradiptyo, salah satu dosen penggagas pesan damai, mengatakan pesan damai disampaikan para dosen UGM ini sebagai bentuk keprihatinan para akademisi.
"Pernyataan ini dibuat dari hasil diskusi 180 orang dosen di grup daring selama kurang dari 48 jam, hal ini menunjukkan besarnya atensi dosen terhadap situasi aksi massa kemarin dan berharap pemerintah dan aparat untuk segera menetralkan situasi," katanya. (Kompas.com/Yohanes Enggar Harususilo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasca Kerusuhan 22 Mei, UGM Serukan Pesan Damai",