Ustadz Abdul Somad
Para Artis Ini Berduka untuk Ustadz Abdul Somad! Dari Syahrini, Ifan Seventeen, Melly Goeslaw
Awalnya, Ustadz Abdul Somad menceritakan detik-detik terakhir sebelum Ibundanya wafat di akun instagram miliknya.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
"Andai kau biarkan dia merepet, andai kau biarkan dia merepet," kata Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad tidak sanggup melanjutkan ceritanya, saat menjelaskan, dia tidak sempat memeluk erat ibunya selagi masih ada.
"Karena itu, kalau ibu kalian masih ada, peluk dia, cium keningnya," katanya.
Karena itu, Ustadz Abdul Somad menjelaskan, saat takziah kepergian ibundanya, meski berduka, Ustadz Abdul Somad tampak tegar dan biasa saja menyampaikan kenangannya.
Ustadz Abdul Somad menyampaikan takziah di malam ketiga, kepergian ibu kandungnya, Rohana menyisakan kenangan, yang berpulang tanggal 18 Maret 2019.
Sejumlah pejabat dan mantan pejabat sampai Kapolda Sumatera Utara turut hadir.
Dalam acara itu, Arie Untung hadir sebagai pembawa acara.
Acara itu juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.
Dalam haditz, yang dikenang yang baik-baik.
"Maukah maafkan kalau ada salah ibu saya," katanya.
Rumahnya, kata kosong, naik mobil 12 jam, hanya sanggup mengantar setahun sekali, tapi acara kenduri dilaksanakan dua kali setahun.
"Dibelinya dua baskom kecil, naik bus Makmur ke Kisaran, kalau dihalang pergi sendiri, kalau diantar tidak cukup waktu," katanya.
Rupanya, kata Ustadz Abdul Somad, banyak razia, saat mengemudi, lewat perbatasan.
Ibunya takut krna razia.
Asal keluar perbatasan ada salah kaca mobil pasang 80 persen,
"Lama saya berpikir, saya cari acara, foto saya print, kalau ada razia, tunjukkan foto, saya tunjukkan, foto bersama Pak Tito Karnavian, segala polisi, ini induknya."
"Setelah meninggal, baru menyesal, mangkuk kecil, dari polisi 3000 kotak snack, 40 boks air minum, polisi, pemkab Asahan, sound system, Bang Ijek iring-iringan mobil dari Meda, 500 kotak nasi, malam kedua 1000 kotak nasi, 1000 kotak snack, malam ini, 3000 kotak nasi, 500 snack."
"Selalu bertanya, zakat sawit," katanya.
Sebelum melakukan ceramah sekitar 1 jam ini, Ustadz Abdul Somad juga pernah menangis di saat ceramah.
"Mau kubelikan sepeda tukang cuci, ada mualaf baru masuk Islam, dalam hati, mualaf kerjanya mengumpulkan kara-kara, jalan kaki, kalau pakai kereta, lebih banyak, berapa lagi kurangnya, segini."
Rumah yang di ujung janda, cucunya 5, anak kandungnya mengusir tidak dikasih makan, rumah ngontrak, aku sudah menolong sedikit, kau sedikit lagi.
Minta duit untuk tukang cuci, sewa rumah, habis, tak cerita.
"Itu sisi pertama, sedekah."
Ustadz Abdul Somad mengenang, kampung ini, dia yang buka, semua orang menumpang, aku punya tanah ini.
"Waktu balik dari Mekkah, datang Sultan Asahan, tanah sampai tepi laut, ambil."
"Jadi, tengok rumah, kami bukan orang susah, orang kaya."
"Dia cerita itu ke kami, bukan ke orang, supaya jangan kami miskin, jangan kami susah."
Yang ketiga, kata Ustadz Abdul Somad, ibadahnya, usai Maghrib hingga Isya.
"Kalau masih hidup, tidak boleh diceritakan, habis Isya, emak tidur, 5 jam tidur, bangun, tahajud, witir, habis itu, mandi."
"Emak makan sahur, sempat tengok YouTube, rupanya, kalau saya pergi, ditonton, habis mandi jatuh, dibawa ke rumah sakit, makin lemah jantung, meninggal," katanya. (*)