WALHI NTT Rilis Pemenang Lomba Caleg Menulis, Siapa Saja Mereka?
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( Walhi ) NTT rilis pemenang lomba caleg menulis
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Direktur Eksekutif Daerah WALHI NTT, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi meminta, publik NTT untuk memilih calon wakil rakyat yang peduli pada pelestarian lingkungan hidup dan perlindungan wilayah kelola rakyat.
"Rakyat NTT harus memastikan adanya kesepakatan dengan para Calon Legislatif dalam mendukung agenda rakyat untuk kelestarian alam dan penghentian alih fungsi lahan di NTT. Lewat lomba menulis ini, rakyat bisa menilai bahwa perhatian para Calon Legislatif pada isu lingkungan seperti apa. Ini penting mengingat NTT tengah mengalami krisis sosial ekologis mulai dari bencana lingkungan hingga penguasaan lahan yang begitu luas oleh korporasi. Ditambah lagi krisis air dan krisis kehutanan yang terjadi bakal mengancam kehidupan warga NTT kedepannya," ujar Umbu.
Umbu juga menambahkan, para pemilih di NTT diharapkan bisa memilih para calon legislatif yang telah ikut dalam lomba penulisan ini, sebab para caleg ini setidaknya sudah menunjukkan itikad baik dan menunjukkan keberpihakannnya pada urusan lingkungan hidup kepada publik.
Selanjutnya, Umbu berjanji, WALHI NTT akan mempublikasikan seluruh tulisan para calon legislatif yang telah mengirimkan tulisannya di media massa. Harapannya publik bisa membaca dan tahu keberpihakan para caleg terhadap pelestarian lingkungan hidup di NTT.
WALHI Eksekutif Nasional mengapresiasi baik lomba Caleg NTT Menulis Artikel yang dilakukan oleh WALHI NTT.
Koordinator Isu Politik WALHI Eksekutif Nasional, Khalisah Khalid memandang, lomba ini dapat menjadi ruang bagi publik untuk mengetahui sejauh mana komitmen, kapasitas dan integritas para caleg di dalam isu lingkungan sehingga publik memiliki referensi untuk menentukan hak pilihnya terhadap caleg yang peduli dengan agenda penyelamatan lingkugan hidup dan sumber-sumber penhidupan.
Akan tetapi, dirinya menyayangkan jumlah pengirim tulisan yang sedikit. Menurut Khalisah, para caleg di NTT tidak cukup antusias untuk merespon agenda ini sebagai agenda pokok mereka.
Menurutnya, ada beberapa poin yang bisa dilihat disini. Pertama, para caleg dengan isu lingkungan dan penyelamatan sumber-sumber penghidupan masih berjarak sehingga ada kemungkingan para caleg tidak terlalu percaya diri untuk menyampaikan pandangannya dalam tulisan terkait isu ini.
Kedua, isu lingkungan belum menjadi isu prioritas bagi para kontestan politik bukan hanya di NTT tetapi juga hampir di seluruh Indonesia.
"Saya kira secara umum memang isu lingkungan hidup masih belum menjadi prioritas bagi mereka yang mengajukan diri sebagai kontestan politik elektoral. Jadi isu lingkungan hidup adalah isu yang masih sub-pinggiran. Demikian juga publik masih belum melihat bahwa isu lingkungan hidup bukanlah sebuah isu politik yang penting untuk dibahas dan diperdebatkan dalam momentum politik elektoral," kata Khalizah.
Ditemui di tempat yang berbeda, Direktris WALHI Eksekutif Nasional, Nurhidayati berharap, para caleg yang sudah menjadi pemenang dalam lomba ini konsisten dalam memperjuangkan agenda politik keadilan ekologis dan memastikan kembalinya kedaulatan pada masyarakat untuk mengelola wilayahnya ketika terpilih.
"Kami berharap, caleg pemenang lomba menulis bisa konsisten memperjuangkan agenda politik keadilan ekologis serta ikut memastikan kembalinya wilayah kelola rakyat kepada komunitas masyarakat lokal dan adat di NTT, jika terpilih sebagai anggota DPRD," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)