Viral Media Sosial
Fakta Terbaru Prostitusi Online di Kupang NTT, Tawarkan Gadis Lulusan SMA Hingga Aksi Saling Lapor
Fakta Terbaru Prostitusi Online di Kupang NTT, Tawarkan Gadis Lulusan SMA Hingga Aksi Saling Lapor.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: maria anitoda
"wait kak. dya masih siap2. Kamar no berapa kak,"
Dalam bukti chatting di WhatsApp lainnya, disebutkan ada stok seorang gadis tamatan SMA.
"papi ketemu yuk,"
"Udah malam ni. Ada teman nga,
"Saba b sah. Adda cuman anak sma bru tamat. mau,"
• Barcelona Ingin Perpanjang Kerja Sama dengan Lionel Messi
• Link Streaming Drama Korea Touch Your Heart Episode 3-4 Subtitle Indonesia: Yeon Seo Cemburu?
• Prostitusi Online Kupang, Akun Instagram Ini Tawarkan Cewek Lulusan SMA 500 Rb, Harga Pas
"Ah kmu lain kali juga bisa. Teman kamu siapa, mana fotonya,"
"Ini malam minggu papi. Besok buka be kamar di ******* lagi ya. mau renang sama teman pi. Sabar be kirim. Tapi 500 pas tidak bisa turun lagi nih. Soalnya dia baru lulus SMA,"
"Liat fotonya dulu ya,"
"Mana fotonya,"
Pada bukti percakapan WA lainnya, terlihat dialog.
"La, kemana kaka,"
"Mana teman kamu yang kemaren.
Bawain aku yang kecil itu,"
"N***? atau. Skrng lagi di mana kak,"
"Bukan. tapi yg ini (sambil menyertakan foto seorang perempuan).
N*** kayaknya sudah ada anak tu. Perutnya melek,"
Dari bukti percakapan tersebut, diduga dialog terjadi antara mucikari online dengan pelanggannya.
Bahkan sang pelanggan sudah sangat hafal dengan masing-masing perempuan yang ditawarkan.
Siswi SMA Dijual
Melati (bukan nama sebenarnya), siswi salah satu SMA Negeri di Lewoleba, Kabupaten Lembata, dijual Rp 300 ribu kepada Sumirah, seorang mucikari di Maumere, Ibukota Kabupaten Sikka.
Melati (17) kemudian dipekerjakan di salah satu tempat karaoke di Maumere untuk melayani pria hidung belang.
Kasus trafficking itu sedang ditangani penyidik Polres Lembata.
Sang mucikari telah dijebloskan ke sel Mapolres Lembata.
Sementara Jalil alias Bregi, oknum pemuda yang menjual Melati kepada Sumirah, masih dalam pengejaran aparat keamanan.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang di Lewoleba, kasus trafficking itu terkuak ketika teman kosnya Melati di Lusikawak, menelepon orang tua Melati untuk mengabarkan bahwa Melati telah meninggalkan tempat kos tanpa kabar sejak 3 September 2014.
Mendapat kabar tersebut, orang tua Melati langsung melacak keberadaan anak gadisnya di Lewoleba.
Setelah menggali banyak informasi, akhirnya ditemukan bahwa terakhir kali Melati bepergian bersama seorang oknum pemuda bernama Jalil alias Bregi yang berdomisili di Kampung Nyamuk, Wangatoa.
Saat itu juga keluarga korban mendatangi Bregi di kediamannya di Wangatoa, dan memberi ultimatum agar segera mengembalikan Melati.
Bregi menyanggupi tuntutan itu, namun dengan syarat, orang tua korban harus menyerahkan uang Rp 800 ribu sebagai biaya untuk mencari Melati.
Permintaan itu tidak dikabulkan orang tua Melati.
Namun kepada Bregi, orang tua Melati meminta nomor Hp Sumirah, wanita yang disebut-sebut berada bersama Melati.
Bregi pun menyerahkan nomor HP Sumirah, kemudian menghilang.
Kasat Reskrim Polres Lembata saat itu, Iptu Abdul Rahman Aba, melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Brigpol Mirani Mukhlis, membenarkan adanya kasus trafficking tersebut.
Ia menyebutkan bahwa kasus tersebut sedang ditangani.
• Jelang Pemilu, KPU Kabupaten Kupang Gelar Rakor Bersama PPK
• Mutasi di Pempov NTT , Viktor Bungtilu Bilang Pejabat yang Dilantik Tidak Dukung Victory Joss
• ini Jumlah Kebutuhan Tenaga P3K Serta Formasi Kabupaten Mabar
Ditemui Pos Kupang di Mapolres Lembata, Selasa (16/9/2014) siang, Mirani mengungkapkan, kasus perdagangan orang itu terkuak ketika keluarga Melati menjebak Sumirah, sang mucikari yang mempekerjakan Melati sebagai pekerja seks di salah satu tempat karaoke di Maumere.
Drama menjebak Sumirah, tutur Mirani, berawal ketika orangtua Melati berusaha mendapatkan kembali anaknya, dengan menyamar sebagai penyedia jasa wanita di Lembata yang hendak dijual kepada pihak yang membutuhkan.
Siasat itu dilancarkan orangtua Melati pada Rabu (10/9/2014).
Saat itu mereka menghubungi Sumirah melalui telepon seluler lalu menyampaikan bahwa ada lagi dua wanita ABG yang bisa dijemput untuk dipekerjakan dalam bisnis lendir tersebut.
Tergiur dengan kabar tersebut, Sumirah langsung meninggalkan Maumere menuju Larantuka hari itu juga, Rabu (10/9/2014).
Selanjutnya dari Larantuka, Sumirah menuju Lewoleba dengan pelayaran kapal motor pada sore hari.
Setelah tiba di Lewoleba, Sumirah terlebih dahulu melepas lelah setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam dari Larantuka.
• Bendahara Ditangkap Polisi Terkait Narkoba, Pertanggungjawaban Keuangan di PUPR Sikka Tertunda
• Rayakan Valentine Day, Ini Yang Dilakukan SMA NCIPS Kupang, Bikin Trenyuh
Sumirah adalah warga asal Lembata, yang berdomisili di Kampung Nyamuk, Wangatoa, Lewoleba.
Tak menyangka akan drama penjebakan dirinya, malam itu Sumirah menanti kedatangan orangtua Melati yang telah berjanji membawa dua wanita untuk diserahkan kepadanya.
Saat orangtua Melati datang, Sumirah tak berkutik.
Karena malam itu orangtua Melati membawa serta beberapa aparat keamanan.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang menyebutkan, malam itu Sumirah hendak berusaha melarikan diri.
Awalnya ia tak mengakui perbuatannya, telah membeli Melati seharga Rp 300 ribu dari tangan Jalil alias Bregi.
Pasalnya, ia mendapatkan Melati dari tangan Bregi.
Apalagi sebelum dibawa ke Maumere, Melati telah dua malam tidur bersama Bregi di Kampung Nyamuk, Wangatoa.
Meski sempat bersilat lidah, akhirnya Sumirah mengaku bahwa Melati telah dipekerjakan di salah satu tempat untuk memuaskan dahaga pria hidung belang.
• Kisah ABK Selamat Dalam Peristiwa Tenggelamnya KM Rahmat Ilahi
• Gencarkan Operasi Gabungan, 110 Ranmor Terjaring
Mendapat pengakuan itu, pada Kamis (11/9/2014), keluarga langsung menjemput Melati di Maumere.
Setelah Melati dibawa ke Lewoleba, keesokan harinya, Jumat (12/9/2014), keluarga langsung melaporkan kasus traffiking itu ke Mapolres Lembata.
Menurut Brigpol Mirani, setelah menerima laporan tersebut, Jumat (12/9/2013), pihaknya langsung melakukan pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan itu, Sumirah mengakui semua perbuatannya, membeli Melati seharga Rp 300 ribu dari Jalil alias Bregi.
Saat ini Bregi sedang dalam pengejaran aparat keamanan.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, tutur Brigpol Mirani, polisi langsung menahan Sumirah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sumirah dijebloskan ke sel sejak Sabtu (13/9/2014). (TIM POS KUPANG.COM)