Keluarga Korban Anastasia Minta Pemerintah Cepat Memberantas Wabah DBD di Sumba Timur

Korban sakit sejak tanggal 5 Frebuari 2019 dan meninggal dunia di ruang ICU di RSK Lindimara Waingapu pada tanggal 11 Frebuari 2019 malam.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG. COM/ROBERT ROPO
MERATAP--Ibu kandung korban Ester Umbu Pingge (baju hijau) sedang meratap tangis dengan keluarga saat melayati jenazah korban. 

"memang di dalam Lab memang tidak dapat dia punya DBD, tetapi modelnya kaya DBD begitu, diduga DDB,"ungkap Domianus.

Domianus juga mengatakan korban meninggal pada tanggal 1 Frebuari 2019 di RSK Lindimara Waingapu setelah menjalani rawat nginap selama dua hari sejak tanggal 29 Januari 2019.

Domianus juga mengkisahkan gejala awal anaknya dikasih minum obat karena katanya malaria biasa. Seusai minum obat badan korban agak ringan sedikit, namun setelah itu kembali meledak panas tinggi.

Kemudian kembali memberi minum obat lagi dan panas menurun, namun setelah itu panas kembali meledak sehingga ia melarikan anaknya ke rumah sakit, namun nyawa anaknya tidak tertolong setelah dua hari menjalani rawat nginap di Rumah Sakit.

Domianus juga berharap agar Pemerintah dengan caranya untuk bagaimana menghentikan wabah DBD tersebut, karena DBD kini terus menyerang warga masyarakat khususnya di Lambanapu.

"Memang sudah banyak yang diserang DBD tapi masih bisa tertolong, hanya kami punya anak termasuk korban Anastasia anak dari keluarga kandung saya yang juga baru meninggal itu karena DBD yang tidak bisa selamat. Sehingga kami minta bagaimana caranya pemerintah untuk berantas penyakit ini sehingga tidak ada korban lain lagi"ungkap Domianus. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved