Keluarga Korban Anastasia Minta Pemerintah Cepat Memberantas Wabah DBD di Sumba Timur

Korban sakit sejak tanggal 5 Frebuari 2019 dan meninggal dunia di ruang ICU di RSK Lindimara Waingapu pada tanggal 11 Frebuari 2019 malam.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG. COM/ROBERT ROPO
MERATAP--Ibu kandung korban Ester Umbu Pingge (baju hijau) sedang meratap tangis dengan keluarga saat melayati jenazah korban. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU----Masyarakat sekaligus sebagai keluarga korban Anastasia Clarita Ina (4) yang meninggal akibat terkena demam berdarah dangue (DBD) warga RT 03/RW 01 Kelurahan Lamba Napu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur meminta kepada Pemerintah agar lebih serius menangani wabah penyakit DBD yang terus meraja lelah menyerang warga.

Warga setempat dan juga Paman kandung korban Daniel Raha Mbili Djawa ketika ditemui Wartawan di Rumah Duka tersebut, Selasa (12/2/2019) meminta kepada pemerintah untuk lebih serius atau lebih intensif dalam menangani wabah penyakit DBD yang kian terus menyerang warga Sumba Timur.

Daniel juga mengatakan korban Anastasia yang juga sebagai ponakan kandungnya itu meninggal karena positif DBD. Korban sempat di opname sejak tanggal 8 sampai tanggal 11 Frebuari 2019 malam baru meninggal.

"Korban sakit sejak tanggal 5 Frebuari 2019 dan meninggal dunia di ruang ICU di RSK Lindimara Waingapu pada tanggal 11 Frebuari 2019 malam.

Saat dibawa ke RSK Lindimara, korban tidak sempat rawat di ruang rawat nginap, namun setelah pemeriksaan di UGD korban langsung dibawa ke ICU karena sudah dalam keadaan kritis,"terang Daniel.

kata dia, korban sempat diambil darah di Puskesmas dan mendapat rawat jalan , namun darah yang diambil belum sempat diberitahu jika korban menderita positif penyakit DBD.

Daniel juga mengatakan di lingkungan RT 03/RW 01 Kelurahan Lamba Napu sudah sejumlah warga rata-rata anak-anak yang menderita DBD.

"Di lingkungan tetangga kami ini itu ada empat orang sudah berhasil dirawat, dan satu yang meninggal yaitu ponaanya saya ini,"ungkap Daniel.

Opa Kandung Korban Lorensius D. Pinggi (69) juga kepada Wartawan mengaku menyesal cucu perompuanya yakni korban Anastasia meninggal dunia karena diserang DBD.

"Cucu ini Tuhan berikan kepada kami, tapi kini Tuhan ambil lagi karena DBD ini. Kami berharap agar Pemerintah cepat mengambil sikap dengan bagamana caranya supaya penyakit ini jangan lagi meradang atau meraja lelah lagi, kalau bisa dengan cara fogging atau cara apa yang penting DBD ini segera berakhir,"pinta Lorensius.

Mirisnya lagi di lingkungan RT 03/RW 01 Lambanapu itu bukan hanya mengalami kedukaan atas meninggalnya korban Anastasia saja, namun keluarga di lingkungan itu juga yang juga masih merupakan satu marga dan kerabat terdekat juga masih mengalami duka sebelumnya atas kematian seorang bocoh Deljan Ria Wunu Hiwal (14).

Korban Deljan meninggal pada tanggal 1 Frebuari 2019 di RSK Lindimara Waingapu setelah menjalani rawat nginap selama dua hari sejak tanggal 29 Januari 2019. Jenazah korban pun belum dikuburkan dan direncanakan dalam waktu dekat akan dikuburkan.

Kematian korban ini juga diduga oleh keluarga korban karena terserang DBD pula.

Ayah Kandung Korban Domianus Ndilu Laki Ama kepada Wartawan mengatakan anak kandungnya itu diduga meninggal karena DBD.

Di Lembata, NTT, Jaksa Minta BPK Segera Audit Dana Hari Nusantara

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved