BREAKING NEWS: Gadis 15 Tahun Ditemukan Tewas Gantung Diri di Golewa Ngada Flores
Yanuaria Agnesia Fono ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya di Gisi Desa, Ratogesa Kecamatan, Golewa Kabupaten Ngada, sekitar pukul 21.30 Wita.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Agustinus Sape
Yanuaria Agnesia Fono ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya di Gisi Desa, Ratogesa Kecamatan, Golewa Kabupaten Ngada, sekitar pukul 21.30 Wita.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Warga Kampung Gisi, Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Flores NTT dihebohkan dengan kasus bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali.
Korban berjenis kelamin perempuan berusia 15 tahun bernama Yanuaria Agnesia Fono.
Yanuaria Agnesia Fono ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya di Gisi Desa, Ratogesa Kecamatan, Golewa Kabupaten Ngada, sekitar pukul 21.30 Wita.
Buah hati pasangan Kristoforus Longa dan Petronela Moi itu ditemukan tewas gantung diri sebuah gudang dalam rumah mereka oleh tentangga korban.
Kapolsek Golewa, Ipda Stefanus Siga, kepada POS-KUPANG.COM, membenarkan peristiwa yang menimpa warga Gisi Golewa tersebut.
Kasus bunuh diri dengan cara menggantung diri itu terjadi pada Jumat (8/2/2019) sekitar pukul 21.30 Wita di rumah milik Kristoforus Longa di Kampung Gisi Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa.
Ipda Stefanus menerangkan kronologi kasus yang menimpa warga di wilayah hukumnya itu.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar pukul 22.00 Wita, ibu kandung korban bernama Petronela Moi bertamu ke rumah tetangga (saksi).
Ketika saksi yang merupakan tetangga korban pada pukul 21.00 Wita memanggil korban untuk makan malam bersama di rumah milik saksi, korban tidak menjawab.
Pada saat itu juga ibu kandung korban masih di rumah saksi dan saksi bertandang ke rumah korban untuk memanggil korban, namun tak ada respons dari dalam rumah korban.
Lanjut Ipda Stefanus, saksi lalu masuk dan mengecek kamar korban dan korban saat itu tidak ada di dalam kamar.
Saksi pun kembali memeriksa kamar yang lain, namun hasilnya nihil.
Karena tidak ada dalam kamar, saksi kemudian ke gudang yang kebetulan berada dekat dapur. Saksi kaget melihat korban dalam keadaan gantung diri.
Melihat hal tersebut, saksi histeris dan memanggil ibu korban dan mencoba membuka tali yang sedang diikat di leher korban dengan niat menolong korban, namun korban sudah meninggal dunia.
Ipda Stefanus menjelaskan, akhirnya keluarga berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Bajawa untuk divisum.
Dia mengatakan polisi sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Kami masih melakukan penyelidikan," ujarnya.
Pemuda TTS GantunG Diri
Pemuda asal Fatumnasi, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Okber Riwu Djara (28), mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Jasadnya ditemukan ibunya, Wendi Oematan, dalam keadaan tergantung dengan seutas tali nilon di lehernya, Sabtu (2/2/2019) malam.
"Saya datang ke rumah itu maksudnya mau kasih menyalah lampu rumah karena sudah malam," kata Wendi.
"Tetapi belum sempat kasih menyalah lampu saya lihat ada sosok pria dalam posisi tergantung yang ternyata anak kandung saya sendiri. Akhirnya saya keluar kembali sambil menagis," ujar Wendi.
POS-KUPANG.COM menelusuri akun Facebook Okber Riwu Djara, Senin (4/2/2019) malam.
Okber Riwu Djara memiliki akun Facebook, Okber Okber.
Sebelum kematiannya, Okber Riwu Djara, sempat mengunggah postingan bernuansa agamis di Facebooknya.
Ada juga berupa pesan walau tidak secara langsung disampaikan.
Postingan terakhirnya pada 19 Desember 2018.
Okber membagikan sebuah video dan menulis dirinya merasa bersyukur.
Video itu adalah video khutbah Pendeta Gilbert Lumoindong, di Biak, Papua, Indonesia.
Judul video itu adalah Hamba Tuhan, Makanan Rohani 1 Menit, Kerendahan hati, mengalah dan sabar.
Ada sekitar 5 video Pendeta Gilbert yang dibagikan Okber.
Selain video-video pendeta Gilbert, ada juga postingan lain yang diunggah Okber.
Berikut beberapa di antaranya.
Pada 18 Desember 2018, Okber mengutip Amsal 23 : 17.
"Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa," tulis Okber.
Di hari yang sama, Okber juga menulis sesuatu.
"Benar di mata manusia, belum tentu benar di mata Tuhan. Buruk di mata manusia, belum tentu buruk di mata Tuhan," tulisnya.
"Kita lihat saja sapa yang tumbang dluan," tulisnya lagi.
Postingan terkait dengan siapa yang tumbang duluan ini, adalah keterangan dari sebuah kutipan yang dibagikan Okber berjudul KARMA.
Inspirasi Keluarga Sehat
13 Desember 2018
KARMA...
Siapa yang berani menggali lubang, maka harus siap untuk jatuh ke dalamnya.
Ingat karma itu ada.
Orang yang menyakitimu adalah orang yang siap menerima kesakitan yang lebih dari
kesakitanmu di suatu hari nanti.
Kau bisa bersembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dari penyesalanmu.
Kau bisa saja bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu.
Karma adalah cara Tuhan untuk menyadarkan bahwa seseorang yang baik itu tidak boleh disakiti
Apa yang kau tanam, maka itulah yang akan kau petik. Ingat, karma tak pernah salah alamat.
Rahayu?
Empat hari sebelumnya, Okber mengunggah Markus 11: 24.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Aminnnn," tulis Okber.
Pada 9 Desember, Okber merasa bersyukur.
Ia mengutip Matius 25:13, dengan postingan foto dirinya dan seorang perempuan di belakangnya.
"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya," tulis Okber.
Mengutip wikipedia, Gilbert Lumoindong lahir di Jakarta, 26 Desember 1966.
Umur 52 tahun. Ia merupakan seorang pendeta asal Indonesia.
Ia terkenal sebagai salah satu pembawa acara "Penyegaran Rohani Agama Kristen" di RCTI pada tahun 1992-1997.
Saat masih kecil, Gilbert sempat mengalami sakit saraf yang ia derita sampai usia 10 tahun sebelum kemudian ia sembuh dan memutuskan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Pada usia 17 tahun Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.
Gilbert kemudian kuliah di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia dan lulus diploma pada tahun 1990.
Ia kemudian melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.
Gilbert sempat menjadi ketua GO Studio Jakarta pada tahun 1993 sampai 1997, dan juga ia
sempat menjadi jemaat di Gereja Tiberias Indonesia, sebelum akhirnya ia memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry pada tahun 1998.
Saat ini ia masih aktif sebagai pengkhotbah baik di stasiun TV maupun radio dan memimpin sekitar 18.000 jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre.
Sementara itu, tubuh Okber ditemukan Wendi saat hendak menyalakan lampu.
Dalam keadaan syok, Wendi keluar dari rumah almarhum kakaknya dengan berlinang air mata.
Wendi berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Sesampainya di rumah, sambil menangis ia memberitahukan peristiwa tragis tersebut kepada sang suami, Ruben Riwu Djara.
Tangis histeris Wendi menarik perhatian masyarakat yang terus berdatang ke lokasi kejadian.
Bersama masyarakat yang datang, Ruben bergerak menuju lokasi dimana sang anak nekad melakukan aksi gantung diri.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian Polsek Kapan.
Dari hasil olah TKP dan visum yang dilakukan dokter dari Puskesmas Fatumnasi diketahui korban murni meninggal akibat bunuh.
Hal ini ditunjukan dengan adanya sperma yang keluar dari alat kelamin korban, adanya luka lebam pada leher korban akibat militan tali nilon dan lidah korban menjulur keluar.
Selain itu, pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik.
"Kita sudah jelaskan semuanya kepada keluarga korban, dan keluarga menerima kematian korban disebabkan murni karena gantung diri," kata Kasat Reskrim Polres TTS IPTU Jamari, SH MH.
"Keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi sehingga jenazah korban langsung dibawah ke rumah duka guna disemayamkan," ujarnya. (TIM POS KUPANG)