Jejak Keluarga Abusur dari Belu Hingga Pulau Kisar
Nenek moyang mereka berasal dari Maubesi di Kerajaan Wehali, Laran di Belu Selatan. Kerajaan Wehali, seturut legenda
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Dion DB Putra
Ia mengatakan, acara syukuran ini merupakan saat yang tepat untuk mempresatukan anak cucu Abusur yang sudah menyebar kemana mana.
"Kadang-kadang saking banyaknya kita tidak saling kenal," katanya.
Ia tidak ingin anak cucu keluarga Abusur tak mengetahui identitas diri dan darimana mereka berasal. Hubungan kekeluargaan ini, katanya, harus tetap terjalin erat demi menjaga marwah Keluarga Besar Abusur di Kota Kupang.
Walau punya hubungan erat dengan tanah Timor, Keluarga Abusur tetap memiliki adat istiadat dan budayanya sendiri. Mereka juga adalah orang Kisar sejati.
Malam itu, Marthen dan tiga pimpinan keluarga (Soa) mengenakan pakaian adat Abusur secara lengkap. Ia mengakui motif dan warna kain tenun Abusur memang mirip dengan kain tenun masyarakat Belu, tetapi tetap memiliki keunikan tersendiri. Ia menjamin semua keluarga Abusur selalu mendukung program pemerintah dalam upaya memajukan Provinsi NTT. Komitmen ini adalah sebuah kewajiban.
Dalam setiap pertemuan keluarga, ia selalu menegaskan bahwa keluarga Abusur adalah warga NTT asal Pulau Kisar. "Kita ini warga NTT, cuma asalnya saja dari Kisar," tegasnya.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan pentingnya menjaga identitas daerah masing-masing. Setiap manusia menurutnya ditandai dengan dua identitas yaitu identitas biologis dan ideologis. Apapun identitas itu, setiap manusia perlu memiliki visi hidup yang baik dan berkualitas.
Di samping itu, ia mengajak Keluarga Besar Abusur untuk mendukung program pembangunan pemerintah Provinsi NTT selama lima tahun masa kepemimpinannya. Ia mengatakan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari masyarakat.
Hadir dalam acara itu, sesepuh Keluarga Abusur, Chris Mboeik, Veky Lerik dan ratusan keluarga Abusur di Kota Kupang. (ricko wawo)