Berita Kota Kupang
Bersiaplah Lurah Liliba Kupang Akan Razia Kos Ini Sanksi Yang Akan Dikenakan Jika Ada Penyimpangan
Bersiaplah Lurah Liliba Kupang Akan Razia Kos Ini Sanksi Yang Akan Dikenakan Jika Ada Penyimpangan.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
Bersiaplah Lurah Liliba Kupang Akan Razia Kos Ini Sanksi Yang Akan Dikenakan Jika Ada Penyimpangan.
POS-KUPANG.COM-KUPANG- Bersiaplah Lurah Liliba Kupang Akan Razia Kos Ini Sanksi Yang Akan Dikenakan Jika Ada Penyimpangan
Lurah Liliba, Viktor Makoni sudah menyurati RT/RW untuk segera menyiapkan jadwal razia kos-kosan yang ada di lingkungan mereka.
Program razia ini sudah menjadi program Kelurahan Liliba di bawah kepemimpinannya.
Ini Butir Pernyataan Sikap FPMP ke Polres TTU dan DPRD TTU
Diler Toyota di Kupang Akan Launching New Avanza dan New Veloz Lebih Mewah dan Stylish
Sebelum Tahun Ajaran Baru, Pakaian Seragam Akan Dibagi
Upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya praktek prostitusi liar di kawasan indekos.
"Dengan penutupan KD masalah di sana selesai, tapi masalah yang baru akan muncul di kelurahan kita.
Mereka datang kos di sini dan satu kos dengan anak-anak mahasiswa sehingga bisa mempengaruhi anak kos," ujar Viktor ketika ditemui di Kantor Kelurahan Liliba, Kota Kupang, Kamis (17/1/2019).
Dalam razia nanti, ia akan menyampaikan kepada pemilik kos untuk menetapkan waktu tamu berkunjung bagi para penghuni kos.
Pada saat gelar razia, ia akan mengikutsertakan ketua RT dan RW, Ketua Karang Taruna, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Liliba.
Program lainnya, lanjut Viktor, para ketua RT dan RW wajib mendata Kepala Keluarga miskin untuk mendapatkan raskin tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Selain itu, ia pun menyurati Walikota Kupang untuk memasang 150 lampu penerangan jalan di Kelurahan Liliba.
Kamu Bisa Saja Hindari Hujan, Tapi Gak Bakalan Bisa Hindari Aku
Diler Toyota di Kupang Akan Launching New Avanza dan New Veloz Lebih Mewah dan Stylish
Untuk Membumikan Literasi di Nusa Tenggara Timur Perlu Gerakan Ini
"Ada yang pasang baru dan ada yang diperbaiki," pungkasnya.
Surat Keputusan (SK) Penutupan Lokalisasi Karang Dempel (KD) di Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, dari aktivitas prostitusi telah ditandatangani Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore.
Jefri mengatakan, penutupan lokalisasi KD sudah final dan tetap dilakukan pada 1 Januari 2019.
Hal itu terkait penutupan KD yang menjadi lokalisasi terbesar di provinsi berbasis kepulauan ini.
Ia menyebutkan SK nomor 176/KEP/HK/2018 tentang penutupan lokalisasi KD yang dihuni lebih dari 300 orang pekerja seks itu mulai berlaku 1 Januari 2019.
"Pemerintah Kota Kupang akan memfasilitasi pemulangan para PSK ke daerah asalnya dengan biaya pemulangan ditanggung pemerintah.
Para pekerja seks juga akan mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp 5 juta/orang sebagai biaya alih profesi bagi para pekerja seks komersial dari lokalisasi KD.
Dana bantuan modal usaha itu akan direalisasikan setelah para PSK tiba di kampung halamannya masing-masing," tuturnya.
Penutupan KD sebagai upaya Pemerintah Kota Kupang dalam mewujudkan Ibu Kota Provinsi NTT yang bebas dari aktifitas lokalisasi prostitusi seperti yang dilakukan Ibu Risma di Surabaya.

Puluhan Pekerja Seks Komersial (PSK) Karang Dempel (KD) yang tergabung dalam Organisasi Pekerja Sosial Indonesia (OPSI) menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan kantor DPRD Provinsi NTT
Isi unjuk rasa tersebut ialah memerotes kebijakan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore untuk menutup lokasi prostitusi di Kota Kupang pada 1 Januari 2019.
Aktivis OPSI, Adelia mengatakan pihaknya sangat tidak setuju dengan rencana penutupan lokalisasi tersebut.
"Konsep penutupannya tidak tepat.
Katanya mau menekan angka HIV, faktanya penderita HIV tertinggi bukan dari kalangan PSK," tegasnya.
Jumlah Pekerja di KD
Survei yang dilakukan Dinas Sosial Kota Kupang bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Kupang, mendapati 145 Pekerja Seks Komersial (PSK) masih beroperasi di Karang Dempel (KD), Kota Kupang.
Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Felisberto Amaral, mengatakan pihaknya telah melakukan survei sekaligus upaya-upaya prapenutupan.
"Ada 145 PSK yang beroperasi di KD," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Rabu (17/10/2018).
Dikatakan, jumlah PSK terbanyak berasal dari Jawa Timur.
"Dari Jawa Timur sebanyak 120 orang," katanya.
Selain itu, ada pula dari daerah-daerah lain.
"Jawa Barat 2 orang, Jawa tengah 2, Kalimantan Tengah 1, Sulawesi Selatan 3, Lampung 1, NTB 5," akunya.
Sementara itu, PSK lokal sebanyak 11 orang.
"Angka ini bersifat fluktuatif. Jadi sesekali bisa bertambah, bisa juga berkurang," katanya.
Amaral mengatakan, timnya hanya turun melakukan survei, dengan menanyakan identitas PSK secara jelas.
"Jadi tidak perlu survei yang ilmiah," jelasnya.
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Diramal Bercerai Tahun 2019, Ini Alasannya!
Big Hit Entertainment Rilis Webtoon BTS Save Me, Seperti Apa?
Meriahkan HUT, Ini yang Dilakukan Persit KCK Cabang XXX Dim 1625/Ngada
Data-data itu, imbuhnya, telah dikirimkan ke Kementrian Sosial (Kemensos).
"Karena segala biaya pemulangan dan pemberian bantuan ditanggung oleh Kemensos. Soal berapa biaya yang disediakan, kami tidak tahu," katanya.
Pemprov Dukung Penutupan KD
Wakil Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A Nae Soi, M.M mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT mendukung langkah Pemerintah Kota Kupang untuk menutup lokalisasi Karang Dempel di Kota Kupang, Sabtu (1/12/2018)
"Salah satu program dari pemerintah Provinsi NTT dimana kami sangat mendukung penutupan lokalisasi Karang Dempel," ungkapnya ketika membuka kegiatan Run For World AIDS Day 2018 di halaman Kantor Gubernur NTT Jalan El Tari Kota Kupang.
Ia mengaku, selama ini tidak mengetahui bahwa terdapat lokalisasi di Kota Kupang.
Bahkan, lanjut Josef, saat ia masih menjadi anggota DPR RI, ia pernah berdebat dengan sesama anggota DPR RI lainnya terkait keberadaan lokalisasi di Kota Kupang.
"Saya tidak tahu tempat itu dan saya pernah berantem dengan sesama anggota DPR lainnya.
Mereka mengatakan bahwa di Kupang ada lokalisasi, saya bantah.
Dan saya marah mereka. Tidak ada. Tapi kemarin saya malu sendiri, memang ada," kisahnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, hingga bulan Juni 2018, tercatat sebanyak 5.773 orang di Provinsi NTT mengidap HIV dan AIDS, "Ini sungguh angka yang tidak sedikit," ungkapnya.

Dia melanjutkan, dari total penderita HIV dan AIDS tersebut, sebanyak 2.769 orang menderita HIV dan AIDS sebanyak 3.003 orang.
Ditengah rintiknya hujan saat itu, ia mengungkapkan, momentum hari AIDS Sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember merupakan momentum penting untuk menggiatkan kampanye terkait pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS
Peringatan itu juga merupakan momentum refleksi untuk semua komponen baik pemerintah dan masyarakat untuk melihat sejauh mana kepedulian dan keberpihakan pada penanganan isu kemanusiaan ini.
Ruhut Sitompul Bilang SBY Setengah Hati Dukung Prabowo, Bukan Dua Kaki
Kepergok Ngamar Dengan Dosennya, Mahasiswi Politani Bilang Tidak Trauma
Ini Butir Pernyataan Sikap FPMP ke Polres TTU dan DPRD TTU
Untuk Membumikan Literasi di Nusa Tenggara Timur Perlu Gerakan Ini
Sebelum Tahun Ajaran Baru, Pakaian Seragam Akan Dibagi
Meriahkan HUT, Ini yang Dilakukan Persit KCK Cabang XXX Dim 1625/Ngada
"Saya berani saya sehat ini merupakan tema tahun ini dan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV dan AIDS dengan cara melakukan tes HIV dan melanjutkan dengan pengobatan AIDS Jika terdiagnosa HIV," ucapnya.
Dengan mengetahui secara dini status kesehatan dan bagi yang positif, kata Josef, maka akan dilanjutkan dengan pengobatan yang konsisten sehingga kualitas hidup akan terus terjaga dan terus bermanfaat dan produktif bagi diri sendiri keluarga dan masyarakat. (Ricko wawo/Yeni Rahmawati Tohri/ Oby Lamaweru/Maria Toda/ Pos Kupang).