Berita Kabupaten Ngada

Kisah Isak Penyadap Tuak di Aimere: Anak Sulung Saya Sedang Pendidikan Polisi di Kupang

Sesekali ia memantau api dan wadah penyimpan moke. Digubuk sederhana itu terdapat tiga buah periuk tanah tempat memasak moke

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Isak dan sang istri sedang sibuk memasak Moke dibelakang rumahnya di RT 02 Desa Waesae Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada, Jumat (4/1/2019). 

Istri Isak, Nonce Elsiana Minggus (43) mengaku dirinya senang selama kurang lebih 20 tahun, sejak 1998 ia dan sang suami bergelut menyadap tuak di Aimere.

Dengan begitu, dirumah ada penghasilan. Iris tuak dan masak moke merupakan pekerjaan yang sangat menjanjikan.

Nonce begitu ia akrab disapa mengaku jika dirumahnya tidak produksi moke, maka untuk membeli kebutuhan hidup susah.

"Kami tidak tau lagi kalau tidak iris dan masak moke, mungkin anak-anak tidak sekolah," ujar Nonce.

Ia mengatakan penghasilan dalam setiap bulan bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga, bayar kredit di Bank dan Koperasi.

"Uang itu saya pisahkan memang, mana untuk kebutuhan rumah tangga, mana untuk cicilan ke Bank dan Koperasi juga uang untuk anak-anak sekolah," ungkapnya.

Ia mengaku tidak ada kendala jika ada kebutuhan mendesak jika anaknya meminta uang sekolah karena sudah disisikan memang untuk kebutuhan sekolah.

Ia mengungkapkan selama ini memang penghasilan lumayan. Jika setiap hari masak moke berarti menghasilkan satu jerigen jumbo (50 liter) moke dengan harga satu juta rupiah.

Berarti dalam satu bulan menghasilkan 1.500 liter moke dan bisa menghasilkan 30 juta rupiah.

"Ya kalau dihitung misalkan setiap hari satu jumbo (50 liter) dengan harga satu juta berarti satu bulan bisa mencapai itu (30 juta) tapi kadang tidak setiap hari ada waktu istirahatnya," ujarnya.

Ia mengaku senang karena moke yang mereka masak kualitasnya tetap terjaga sehingga pelanggan tetap mau beli moke jenis BM tersebut.

Ia mengaku kebutuhan untuk produksi juga sangat mahal. Misalkan harga kayu dan harga priuk tanah untuk masak moke juga mahal.

"Kalau musim hujan juga agak sulit, mendapatkan kayu bakar juga susah, tapi sebelum musim hujan harus diantisipasi," ujarnya.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved