Cerpen
Panggilan Bukit Babel Cerpen : Simpli Ridi
Ya! Suara mereka mampu menembus nirwana dan Sang Khalik mungkin sedang terusik oleh ria yang penuh.(cerpen : Simpli Ridi)
Penulis: PosKupang | Editor: Apolonia Matilde
Siapakah aku ini? Hatinya yang sedang mendung ditutupi awan nestapa, alhasil sirna kembali. Ketulusan cakrawala menembusi jiwanya untuk berbalik.
"Berjuang untuk bangkit dan jadilah pemenang!" Seharusnya ia menjadi orang yang tidak merasa kalah sebelum perang. Di ujung tebing batu yang tinggi itu, ia berlutut dan berteriak dengan suara keras memanggil kedua orang tuanya untuk meminta maaf.
Di tempat itu juga ia berjanji untuk mencari kembali hidup aslinya yang telah ia kuburkan sesaat dalam dunia kegelapan. Berubah!
Berubah...
Menjadi pejuang dan pencari kebijaksanaan adalah misi dan target baru. Sungguh, ia merengkuh kembali ketulusan hati dan kemurnian jiwanya yang masih tersimpan meski di antara cakar-cakar keserakahan yang pernah ia puja.
Kabut duka telah sirna oleh desakan sejuta harapan untuk bangkit. Menjadi manusia baru adalah takdir yang dimulainya. Bryan bertekad memperbaiki hidupnya yang rapuh oleh keserakahannya dulu. Di tepi senja yang dengan warna awan yang buram, ia dibisik oleh jiwanya..lihatlah!
Awan yang berwarna buram itu saja masih diterima oleh langit biru dengan tidak memandang keadaannya. Tersadarlah Bryan bahwa sepanjang hidupnya, kini baru ia mengingat kebaikan Sang Khalik yang sudah mengukirkan sejuta kebaikan dalam hidupnya.
***
Ia memandang ke bukit mungil di sebelah barat dan memilih mengabdikan hidupnya sebagai pertapa. Mengubah jejak langkah! Sang Pertapa di Bukit Babel.
(Penulis, Simpli Ridi, tinggal di Biara St. Familya Vocationary Wairpelit Maumere)