Berita Kabupaten Belu Terkini
Ini Ungkapan Hati Anggota Komunitas Tenun Ikat Timor Atambua Pasca Peresmian Galeri Tenun
Galeri Tenun di Haliwen, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu telah diresmikan Kepala BI, Naek Tigor Sinaga
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas
POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Galeri Tenun yang berlokasi di Haliwen, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu telah diresmikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI), Naek Tigor Sinaga, Senin (3/12/2018).
Peresmian gedung galeri ini menyisihkan kisah haru di kalangan anggota Komunitas Tenun Ikat Timor. Pasalnya keberadaan galeri ini telah mengesampingkan jasa dan usaha mereka sejak awal.
Ketua Umum Komunitas Tenun Ikat Timor, Albertina Da Gama mengatakan hal itu kepada wartawan di Haliwen, Selasa (4/12/2018).
• Perkuat Ekonomi dan Penuhi Hak Anak TKI, Pemkot Gelar BKTKI
Menurut Albertina, tahun 2015, komunitas tenun ikat Timor bertemu dengan Kepala BI, Naek Tigor Sinaga di Haliwen.
Kala itu, anggota kelompok tenun berinisiatif meminta bantuan kepada BI untuk membangun rumah kecil sederhana sebagai tempat mereka menenun dan mamasarkan hasil tenun. Kemudian sekaligus kantor untuk mereka rapat berkaitan dengan kepentingan kelompok.
• Cegah Perampokan, Kapolres Imbau Warga Segera Lapor Polisi, Jangan Tunggu Pencuri Kabur
Permintaan itu direspons baik oleh kepala BI dan berjanji membangun rumah bagi kelompok komunitas tenun ikat Timor.
Menurut Albertina, dalam perjalanan waktu, BI membangun gedung mewah yang dinamakan galeri tenun.
Besar harapan anggota komunitas saat itu adalah galeri tersebut akan dimanfaatkan oleh anggota komunitas untuk beraktivitas menenun dan memasarkan hasil tenun mereka sebagaimana yang mereka harapkan sebelumnya.
Namun saat peresmian galeri, Senin (3/12/2018) mereka mendapat kabar yang kurang mengembirakan. Pasalnya galeri tersebut tidak dikelola oleh kelompok komunitas tetapi dikelola oleh Dekranasda Kabupaten Belu. Di lokasi galeri itu juga tidak disediakan tempat untuk aktivitas menenum tetapi hanya tempat untuk memasarkan produk tenun dari berbagai daerah di Kabupaten Belu.
Kabar ini sungguh mengecewakan dan menyayat hati anggota komunitas. Karena permintaan awal mereka yang sudah respons oleh BI ternyata hasil akhirnya tidak seperti yang mereka harapkan.
Albertina mengaku, mereka tidak menuntut lebih. Mereka hanya membutuhkan tempat untuk mereka bisa pasarkan hasil tenun. Terkait kondisi ini, ia bersama anggota tidak patah semangat. Mereka tetap berusaha dengan apa yang mereka miliki.
Hal senada diutarakan Sekretaris Kelompok Satu, Maria Gomes. Dikatakannya, sejak awal galeri ini akan dikelolah oleh komunitas tenun ikat sebanyak 60 orang.
"Galeri ini dipercayakan kepada kepada ibu-ibu untuk mengelola sebagai tempat untuk tenun dan memajang hasil tenun," kata Maria.
Menurut Maria, mereka tidak sedang melawan pemerintah namun mereka menyanyangi kebijakan pemerintah yang lupa akan jasa mereka yang notabene sebagai tuan rumah.
"Kami tidak membutuhkan lebih, kami membutuhkan bagian kami," ungkap Maria
Menurut Maria, sejak awal pembangunan, mereka biasa dilibatkan namun saat peresmian hanya ketua komunitas dan perwakilan enam orang yang diundang.
Kemudian, saat acara peresmian, mereka ingin peralatan tenun dan hasil tenun dipajang di galeri sebagai bentuk promosi namun tidak disediakan tempat.
"Pas acara peresmian, alat tenun kami dan hasil tenum kami mau pajang disana tapi disaat kami tanya, tempat kami tidak ada," ungkap Maria.
Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Ny. Viviana Lay ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (4/12/2018) menjelaskan, galeri tenun akan dijadikan tempat promosi kain-kain motif dari semua daerah di Kabupaten Belu dan ornamen budaya Belu seperti ukiran khas Belu serta anyaman.
Menurut Viviana Lay, di galeri tenun ada dua bangunan. Bangunan yang satu sebagai galeri dan bangunan yang satu lagi untuk para ibu memasarkan hasil tenunnya.
Saat peresmian galeri ini, Bupati Belu Willybrodus Lay menyampaikan bahwa Galeri tenun ini sangat bermafaat dan membantu para penenun dalam mempromosikan hasil tenunnya.
Galeri tenun juga akan menjadi titik berkumpulnya para penenun yang tidak saja dari Belu tetapi juga dari Malaka dan TTU.
Bupati Willy meminta kepada pengguna gedung tersebut agar menjaga dan merawat dengan baik sebagai asset bersama. (*)