Opini Pos Kupang
Catatan Sastra untuk Gubernur Viktor Laiskodat
Pembangunan karakter adalah pembangunan jiwa yang mengintegrasikan persoalan moral dan keluhuran budi pekerti.
Orang NTT pertama itu adalah Gerson Poyk (1931-2017). Sampai dengan akhir hayatnya 2017 Gerson Poyk telah menerbitkan minimal 30 judul buku sastra.
Bila dihitung sejak 1955, maka tahun 2018 ini sastra NTT sudah berusi 63 tahun. Dalam kurun waktu 63 tahun itu telah terbit minimal 176 judul buku sastra (pendataan sampai pertengahan 2018) karya para sastrawan NTT. Adapun perinciannya: 72 judul buku novel, 46 judul buku kumpulan cerpen, dan 58 judul buku puisi. Jumlah sastrawan NTT yang dapat diidentifikasi lebih dari 40 orang, baik yang tinggal di NTT maupun di luar NTT.
Sastra NTT memiliki potensi besar dalam pembangunan karakter bangsa. Karakter tokoh-tokoh dalam karya sastra NTT dapat menjadi contoh, idola, teladan, pedoman, panduan dalam pembangunan karakter bangsa. Berikut diberikan sejumah contoh tokoh berkarakter dalam sastra NTT yang bisa menjadi idola atau panutan.
Pertama, tokoh Rosa Dalima, seorang bidan desa kelahiran Bajawa, yang terdapat dalam novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (2015) karya Dr. Maria Matildis Banda.
Bidan Rosa adalah bidan desa berusia muda berkarakter, tabah, sopan, cerdas, ulet, beriman, dan profesional. Dia berpegang teguh pada filosofi bunga "wijaya kusuma" (lambang bakti husada). Ia berhasil menyelamatkan banyak nyawa ibu hamil dari kematian sia-sia. Ia mampu menyadarkan kaum pria dan wanita di wilayah Lio bagian Timur Kabupaten Ende, tentang pentingnya memeriksa ibu hamil dan melahirkan anak di fasilitas kesehatan, bukan periksa ke dukun beranak. Atas prestasinya itu Bidan Ros berhasil meraih penghargaan sebagai Bidan Desa Teladan Tingkat Provinsi NTT.
Kedua, tokoh Enu Molas kelahiran Borong dan suaminya Dr. Paul Putak kelahiran Rote dalam novel Enu Molas di Lembah Lingko (2015) karya Gerson Poyk. Dua tokoh utama novel ini berkarakter kuat, mempunyai visi jauh ke depan membangun pariwisata khas NTT. Suami-istri ini sukses membangun kampung wisata berbasis budaya dan kearifan lokal di sebuah dataran rendah di dekat Labuan Bajo, Menggarai Barat.
Kampung wisata didesain berbentuk lodok-lingko, seperti jaring laba-laba, sistem perladangan orang Manggarai. Kampung wisata ini dikelilingi jalan melingkar yang indah dan unik, diapit dengan restoran dan kafe, diisi dengan kuliner lokal NTT. Kampung wisata adat ini menyerap ribuan sarjana pengangguran lulusan perguruan tinggi di NTT.
Ketiga, tokoh Cendana dalam novel Perempuan dari Lembah Mutis (2012) karya Mezra E. Pellondou. Cendana adalah seorang gadis yatim piatu penggembala sapi di lembah Gunung Mutis dataran sungai Benanain, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Meskipun anak peternak miskin, dia punyai cita-cita setinggi langit.
Berkat keuletan dan gemar membaca koran/buku bekas hangutan sungai Benanain, Cendana meraih prestasi gemilang dari SD sampai SMA mengantarnya menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITB Bandung, beasiswa dari Pemda. Cita-citanya dari kecil tercapai menjadi tenaga teknisi perusahaan satelit terbesar di Indonesia.
Meskipun sukses besar di kota, dia tidak lupa membangun kampungnya. Dia membuka cabang perusahaan satelit, mendirikan sekolah, dan membangun SDM masyarakat di lembah Gunung Mutis.
Bagaimana mengembangkan sastra NTT untuk pembangunan karakter anak bangsa di Provinsi NTT? Berikut sejumlah tawaran kepada Gubernur Laiskodat untuk pengembangannya.
Pertama, gencarkan terus program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang kini tengah berlangsung. Program GLS harus dikendalikan langsung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan Kabupaten/Kota di NTT. Buku-buku yang dibaca dalam GLS adalah buku-buku sastra karya para sastrawan NTT.
Kedua, Pemprov NTT menyiapkan anggaran untuk membeli buku-buku sastra karya para sastrawan NTT dan dibagikan gratis ke semua perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah di seluruh wilayah NTT.
Ketiga, Pemprov NTT sering menyelenggarakan berbagai kegiatan festival sastra, perlombaan penulisan karya sastra, lomba pementasan drama, atau lomba resensi buku-buku sastra. Keempat, Pemprov NTT menyiapkan anggaran untuk menggubah karya sastra NTT ke layar lebar, misalnya novel, cerita pendek, atau cerita rakyat, digubah ke dalam bentuk film, sinetron, dan drama.
Perlu ditiru langkah cerdas Pemprov Bangka Belitung beberapa tahun lalu yang menyiapkan anggaran khusus menggubah cerita novel Laskar Pelangi (2005) karya Andrea Hirata menjadi film Laskar Pelangi yang sangat sukses di pasaran.
Pulau Belitung yang menjadi latar novel akhirnya menjadi sasaran napak tilas para wisatawan yang berkunjung ke Bangka Belitung. Kini Bangka Belitung menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. *