Berita Kabupaten Nagekeo Terkini
Ini Permintaan Warga Desa Bidoa kepada Pemkab Nagekeo
Pemkab Nagekeo melalui Dinas Pariwisata setempat mengadakan sosialisasi upaya peningkatan fungsi lahan Terminal Aegela
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | MBAY - Pemkab Nagekeo melalui Dinas Pariwisata setempat mengadakan sosialisasi upaya peningkatan fungsi lahan Terminal Aegela sebagai Zona Ekonomi Kreatif Pariwisata.
Sosialiasi yang digelar di Aula Kantor Desa Bidoa Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo itu dihadiri oleh beberapa stakeholder. Di antaranya Dispar, perwakilan dari Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Bappeda, Sekcam Nangaroro, Ketua PHRI Nagekeo, DPRD Nagekeo, tokoh masyarakat, tokoh adat, pelaku usaha dan warga desa Bidoa.
Sosialisasi berjalan aman dan lancar. Semua tampak aktif dalam sesi diskusi. Beberapa warga dan pelaku usaha tampak menyampaikan permintaannya kepada Pemda melalui Dinas Pariwisata Nagekeo.
Baca: Bernad Fansiena: Di Aegela Harus Ada Sesuatu yang Khas dan Unik
Pemilik Lahan, Stefanus Ngange, sangat menpresiasi upaya Dispar Nagekeo dalam rangka peningkatan terminal Aegela.
Ia mengapresiasi sejak awal mulai dari negosiasi lahan dengan Pemda, identifikasi, proses penyerahan lahan. Sampai dengan tahapan penyiapkan dokumen.
Baca: Viktor Laiskodat: PR Besar Saat Ini adalah Atasi Kemiskinan di NTT
"Ini bagian dari representasi Pemda Nagekeo melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan terutama masyarakat desa Bidoa. Rata -rata dibawa standar. Masyarakat hari ini sebagai obyek dan mengambil bagian dalam pembangunan. Ini diharapkan tidak sebatas pada konseptual, harus implementasi praktis. Mengembangkan ekonomi rakyat. Secepatnya apa yang dijadikan konsep diimplemntasikan. Terkait dengan revitalisasi terminal yang sudah 20 tahun tidak terpelihara," papar Stefanus, saat sesi diskusi, Senin (1/10/2018).
Ia mengaku pihaknya sudah menyerahkan tanah tersebut kepada Pemda secara cuma-cuma dan diharapkan Pemda tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengembangkan dan menata lahan terminal tersebut.
"Kami dengan iklas tulus menyerakan lahan 30x30 meter tersebut sesuasi dengan identifikasi untuk kepentingan masyarakat . Kami tidak mengharapkan imbalan dari Pemda Nagekeo. Kami pegang teguh pada apa yang dibuat oleh orangtua kami. Pesan kami manfaatkan lahan itu secara baik, tidak boleh berlama-lama. Desain teknis tentu sudah dalam konsep," jelas Stefanus.
Perwakilan masyarakat, Ambrosius Wasa, mengatakan, selama ini lahan terminal Aegela tidak diperhatikan. Sehingga pihaknya memberikan apresiasi kepada pihak Dispar Nagekeo.
"SDM kami terbatas. Perlu ada pelatihan dari dinas. Untuk mama-mama yang memanfaatkan lahan itu. MCK harus ada," ujar Ambrosius.
Warga lain, Agnes, mengaku SDM warga memiliki keterbatasan. Kami tidak tau apa-apa.
"Siapkan kami stan yang baik untuk jualan. Mungkin kami bisa juga sewa dan kami usulkan itu memgenai terminal untuk kami lebih maju dekat pinggiran jalan," ujar Agnes.
Warga lain, Kasianus Gani, mengatakan, kalau bisa buka jalan.
Trayek Aegela-Mbay harus ada
Sementara Kadispar Nagekeo, Andreas Ndona Corsini, pada kesempatan tersebut menjelaskan, banyak orang berpikir membangun pariwisata itu gampang.
Padahal sangat susah karena butuh anggaran. Jika anggarannya banyak dan cukup akan diperjuangankan pembangunan destinasti Pariwisata.
Ia mengatakan hal-hal untuk pengembangan pariwisata di Nagekeo, Dispar Nagekeo mulai melakukan hal-hal kecil. Yang mendorong kemajuan pariwisata.
Pengembangan zona kreatif di Aegela merupakan salah satu yang diupayakan oleh Pemda Nagekeo melalui Dispar.
Upaya peningkatan fungsi lahan terminal Aegela sebagai Zona Ekonomi Kreatif Pariwisata bagian dari upaya untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Ia mengatakan memang tidak mudah. Tidak cepat, butuh waktu dan proses. Tidak seperti Bali. Kalau di Bali pengembangannya sejak sebelum Indonesia merdeka.
"Jangan bapa-mama maunya langsung seperti di Lamongan dan Bali. Jadi kedepan itu Aegela akan menjadi tempat singgah. Tempat usaha akan dibuka disana," ujar Andreas.
Ia mengatakan kedepan kawasan terminal Aegela akan dijadikan tempat kuliner dan pusat informasi wisata.
Ia menjelaskan Aegela merupakan tempat strategis lintas Flores, Aegela merupakan pintu masuk menuju kota Mbay, hawa sejuk, sebagai tempat persinggahan dan banyak warung-warung kecil.
"Kalau saya tidak berpikir PAD untuk Nagekeonya. Yang terpenting sejahtera dulu masyarakat. Masyarakatnya buka usaha disana, tingkatkan penghasilan masyarakat," ujar Kadis Corsini.
Ia menjelaskan manfaat zona ekonomi kreatif terhadap masyarakat Aegela diantaranya,
menciptkan lapangan pekerjaan, menciptakan masyarakat yang kreatif, peluang bisnis yang kompetitif, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas produk.
Pantauan POS-KUPANG.COM, hadir saat itu pimpinan DPRD Nagekeo, Kris Dua, Plh Sekda Nagekeo, Bernad Fansiena, Pjs Kepala Desa Bidoa Yosep Mosa, Para pimpinan SKPD, Perwakilan Dinas Perhubungan Nagekeo Stefanus Nangaroro, Sekcam Nangaroro, Wilibrodus Mutu, Ketua PHRI, Dorus Goa, Sekretaris Bappeda Hildagardis Muta Kasi.
Kegiatan melibatkan puluhan warga Desa Bidoa Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo. (*)