DN Aidit, Begini Nasib Keluarga Pasca Peristiwa G30S

Tanggal 30 September 2018 ini, Indonesia akan memperingati peristiwa Gerakan 30 September atau disingkat G30S/PKI.

Editor: Rosalina Woso
Aidit (wikipedia.org)
Aidit 

Dilansir dari TribunJakarta.com, berikut kisah keluarga DN Aidit pasca peristiwa G30S.

Ayah DN Aidit

Ayah Aidit, yakni Abdullah, menginap di kediaman anaknya ketika malam 30 September 1965.

Saat itu, dirinya melihat DN Aidit dibawa pergi tiga tentara bersama pengawal pribadi bernama Kusno.

Sang ayah melihat massa mendatangi rumah Aidit sembari berteriak-teriak.

Kejadian itu berlangsung saat hari ditemukannya lima jenazah jenderal di Lubang Buaya.

Putra bungsu Abdullah, Murad Aidit menyatakan, sang ayah kemudian terbang ke Belitung dan menetap di sana.

Tiga tahun kemudian, Abdullah jatuh sakit dan meninggal dunia saat rumah kosong karena sang istri menginap di rumah saudara.

Tetangga tak mengetahui kalau Abdullah telah meninggal dunia karena jarang ke rumah tersebut, takut terkena getah peristiwa G30S.

Baca: Nasib Letkol Untung Berakhir Begini, Dianggap Paling Bertanggungjawab pada Gerakan G30S PKI

Baca: Soeharto Beberkan Bukti Mengejutkan Pada Soekarno Pasca G30S/PKI,Tak Disangka Begini Respon Soekarno

Baca: Megawati Sindir Penghina yang Sebut Soekarno dan Jokowi PKI

Akibatnya, baru ketahuan tiga hari kemudian kalau Abdullah sudah meninggal. 

Adik DN Aidit

Adik Aidit, Basri Aidit tengah bekerja di kantor Central Committee PKI Kramat Jati, Jakarta Pusat saat peristiwa 30S terjadi.

Sehari pasca kejadian, Basri ditangkap dan ditahan di penjara Kramat.

Tahun 1969, ia dibuang ke Pulau Buru.

Dirinya keluar dari Pulau Buru pada 1980, lalu membeli rumah di kawasan Bogor, Jawa Barat berkat bantuan dari keluarganya yang di Belitung.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved