Berita Kampung Gurusina
Ritual Adat Se Ze'e Kampung Adat Gurusina Pasca Kebakaran, Simak Yuk!
Pria yang mengenakan baju berwarna coklat memakai Boku (penutup kepala) dan kain adat (siwe) tampak siap diseputar mesbah (Nabe).
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Pria yang mengenakan baju berwarna coklat memakai Boku (penutup kepala) dan kain adat (siwe) tampak siap diseputar mesbah (Nabe).
Ia terlihat serius dan fokus saat itu. Memegang sebuah parang khas Bajawa ditangan kanannya ia tampak memandang seekor kerbau jantan didepan mukanya.
Suasana di Kampung adat Gurusina , Jumat (24/8/2018) tampak ramai.
Namun saat seorang pria yang bertubuh kekar itu sedang berusaha menenangkan seekor kerbau suasana menjadi hening.
Ia adalah Liberti Rajo (40) warga Kampung Gurusina Desa Watu Manu Kecamatan Jerebu'u Kabupaten Nagekeo.
Saat itu pria yang akrab disapa Bertin ini dipercayakan oleh tua adat Gurusina untuk membunuh seekor kerbau jantan besar sebagai tanda ritual Se Ze'e (pembersihan kampung dari musibah atau bencana).
Bertin terlihat mengayun parang yang mengkilat dan tajam itu, tak berapa lama, parang itu ia langsung memotong tepat dibagian leher kerbau itu. Kerbau itupun langsung tersungkur dan mati. Rupanya tangan Bertin sudah biasa membunuh hewan kurban. Hanya satu kali ayunan kerbau itu langsung mati.
Rupanya saat itu sedang dilaksanakan ritual adat pembersihan kampung Gurusina atau dengan bahasa setempat biasa disebut Se Ze'e atau Se Mae Da Ze'e. Yang berarti pembuangan semua sial, bencana atau musibah dari kampung itu. Se Ze'e berarti membersihkan segala Sao (rumah) dari bencana lainnya. Sehingga sudah layak ditinggal kembali atau dibangun kembali sebagai tempat tinggal bagi warga.
Ritual itu berlangsung kidmat. Semua hening. Sebelum dilakukan pemotongan kerbau digelar ritual adat Mau Tua (Mencari Tempat Pembuangan Bara Api), Kamis (23/8/2018). Malam itu digelar ritual untuk mengetahui tempat mana yang cocok membuang bara api dan siapa orang yang cocok untuk memotong kerbau dan babi.
Setelah diketahui lewat acara Mau Tua, Jumat (24/8/2018) pagi digelar acara pembuangan bara api ditempat yang sudah ditentukan semalamnya. Yaitu di kali dekat kampung Gurusina. Sebanyak 27 orang warga korban menghantar bara api itu sesuai urutan rumah yang terbakar beberapa waktu lalu.
Dalam perjalanan tidak boleh menoleh kebelakang, kekiri dan ke kanan. Semua fokus kedepan. Begitu juga saat kembali pulang. Semua tidak boleh melanggar dan ikut arahan dari tua adat.
Usai acara pembuangan bara api dilanjutkan dengan acara pemotongan hewan kurban (satu ekor kerbau jantan, dua ekor babi jantan dan satu ekor ayam jantan berbulu putih).
Ayam putih berarti melambangkan. tulus dan suci. Bahwa warga kampung Gurusina dengan penuh tulus ihklas mau membersihakan kampung dan memberi makan para leluhur.
Sedangkan darah kerbau dipercaya untuk disiram dimasing-masing rumah yang terbakar. Sebagai simbol pembersihan. Yakni sejak saat itu sudah diperbolehkan untuk dibuatkan kembali rumah dan memanggil kembali para leluhur dan menetap kembali dikampung Gurusina.