Berita Kabupaten Kupang

Warga Desa Oebelo dan Desa Tanah Merah Rindu Kedamaian

Sejumlah warga dari desa Tanah Merah dan Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang mengungkapkan merindukan kedamaian

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Beny Pa (35) Warga Desa Oebelo yang ditemui di lapak garamnya yang terletak di pinggir Jl Timor Raya Km 20 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, (25/8/2018). 

"Kalau masalah berkepanjangan berarti anak-anak tidak sekolah, nah bagaimana mereka mau dapat ilmu kalau tidak sekolah," jelasnya.

Beny juga mengatakan, dirimya mengharapkan pemerintah memcari jalan keluar dengan melakukam mediasi bagi para tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemerintah desa dari dua desa tersebut sehingga dapat duduk bersama dalam satu kesempatan dan memberikan solusi.

Dijelaskanya, pemerintah juga harus menyediakan lapangam pekerjaan bagi warga lebih khususnya para pemuda bagi dua desa tersbut sehingga ada aktivitas yang produktif dan menjalim ikatan emosional dan solidaritas.

"Ada langkah yang harus diambil pemerintah yakni penyediaan lapangan pekerjaan dimana menerima para pemuda dari kedua belah pihak baik warga lokal maupun warga Eks Timtim sehingga dari kebersamaan itu diharapkan tercipta persaudaraan," katanya.

Secara terpisah, Mariano Marthins, Ketua Pemuda Oebelo Peduli Rakyat Tertindas (POPRATER) Oebelo kepada POS-KUPANG.COM di area kompleks WNI Eks Timtim RT 18 RW 007 Desa Oebelo mengatakan, dirinya sangat menyayangkan tidak responsifnya pemerintah daerah sampai hari ini karena hanya sekedar memberi imbauan tanpa ada langkah maju penyelesaian masalah seperti melakukan mediasi atau melakukan pendekatan kepada kedua belah pihak.

"Bagi kami pemuda, sudah menjadi tanggungjawabnya pemerintah untuk secepat mungkin menyelesaikan masalah tersebut," tegasnya.

Menurutnya, pemerintan sebagai representasi dari negara harus menjalankan tugasnya dalam memberikan rasa nyaman dan jaminan keamanan kepada masyarakatnya tak terkecuali warga dari kedua desa tersebut sehingga cukup sudah korban yang terus berjatuhan baik yang meregang nyawa, luka-luka dan trauma psikologis warga karena resah dan khawatir dengan situasi yang mencekam ini.

Selain itu, sebagian besar masyarakat yang berada di desa Oebelo dan Tanah Merah berlatar belakang petani, nelayan, buruh dan pekerja swasta skala kecil dengan adanya bentrokan yang tak kunjung tersesak ini mereka tak dapat bekerja dn menafkahi keluarga serta kebutuhan lainnya seperti kesehatan dan pendidikan anak-anaknya.

Sementara itu, Putry Fahik, seorang mahasiswi Undana Kupang yang tinggal di desa Oebelo mengatakan, bentrok yang terjadi tersebut mempersulit jalannya aktivitas masyarakat secara umum, apa lagi, lanjut Putry, ia dan para mahasiswa dan pelajar lainnya yang sedang bersekolah di berbagai tingkatan pendidikan baik SD, SMP, SMA/SMK maupun perguruan tinggi

"Semoga pihak pemerintah segera menemukan solusi dari masalah ini agar semuanya boleh terselesaikan secara tuntas agar semua aktivitas boleh berjalan dgn baik lagi. Pemerintah kiranya mengusut dan mengambil keputusan yang adil bagi kedua belah pihak," katanya.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved