Breaking News

Berita Kabupaten Kupang

Warga Desa Oebelo dan Desa Tanah Merah Rindu Kedamaian

Sejumlah warga dari desa Tanah Merah dan Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang mengungkapkan merindukan kedamaian

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Beny Pa (35) Warga Desa Oebelo yang ditemui di lapak garamnya yang terletak di pinggir Jl Timor Raya Km 20 Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, (25/8/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sejumlah warga dari desa Tanah Merah dan Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang mengungkapkan merindukan kedamaian.

Pasalnya, pasca bentrokan yang terjadi sejak Kamis (23/8/2018) sore mengakibatkan keadaan di kedua desa tersebut mencekam dan diselimuti ketakutan yang hebat, Sabtu (25/8/2018).

Hal tersebut diungkapkan Edwin Oematan S.Sos, seorang pemuda warga Desa Tanah Merah yang ditemui POS-KUPANG.COM di depan gereja GMIT Emaus Oebelo yang juga dijadikan sebagai tempat pengungsian sementara ratusan warga Desa Tanah Merah.

Baca: Ini Promo Tiket Pesawat di Garuda Indonesia Online Travel Fair

Dijelaskannya, warga desa Tanah Merah sangat mengharapkan keamanan kembali kondusif seperti biasa sehingga mayoritas warga yang berprofesi sebagai petani dan nelayan dapat kembali bekerja dan menyambung hidupnya.

Selain itu, lanjut Edwin, anak-anak usia sekolah pun harus terhenti sekolahnya karena selama dua hari terakhir rasa takut terus terbayang dalam benak orangtua dan anak-anak. Mereka takut saat bersekolah dan bentrokan kembali pecah.

Ia mengaku, banyak warga yang tak tahu jelas duduk persoalan tersebut tapi terseret dalam situasi yang mencekam.

Oleh karena itu, dia mengungkapkan, pemerintah harus hadir untuk menyelesaikan persoalan tersebut sehingga tidak berlarut-larut karena bentrokan tersebut bukan kali pertama terjadi.

"Pemerintah harus memediasi pihak yang berkonflik ini supaya ada kesepakatan dan penyelesaian. Artinya ada penyelesaian entah dari jalur hukum. para tokoh adat dan tokoh masyarakat harus berembuk dan membangun suatu kesepakatan bersama sehingga kedepan tidak terjadi lagi," tegasnya.

Untuk keadan sekarang ini, kata Edwin, beredar isu-isu bahwa akan terjadi lagi bentrokan yang membuat masyarakat semakin tenggelam dalam rasa takut, cemas dan tentunya hal tersebut sangat merugikan masyarakat.

Hal senada disampaikan oleh Beny Pa (35) Warga Desa Oebelo yang ditemui di lapak garamnya yang terletak di pinggir Jl Timor Raya Km 20. Ia menjelaskan, situasi mencekam yang dialami pasca bentrok tersebut sangat dirasakan oleh semua warga desa.

Semua warga desa merasa cemas dan was-was karena persoalan tersebut belum terselesaikan. Bahkan dirinya yang bekerja sebagai penjual garam terpaksa harus menjual garamnya saat siang hari dimana saat tersbut dirasa kondusif dan cukup aman.

"Kami yang biasa cari uang dengan jualan garam sampai malam hari sekarang terpaksa harus berhenti berjualan, degan begitu pendapatan masyarakat berkurang. Kalau tidak ditanggapi secara serius oleh pemerintah masyarakat yang hidupnya susah ini makin susah lagi nantinya," keluh Beny.

Ia mengatakan, pemerintah jangan diam, harus cepat menanggapi bentrok antar warga dari dua desa tersebut dengan serius serta jangan menunggu sampai ada banyak korban jiwa yang berjatuhan.

Persoalan tersebut, lanjut Beny, juga berdampak pada anak-anak dari desa Oebelo yang setiap harinya bersekolah. Sekarang mereka sudah dua hari tidak masuk sekolah.

"Kalau masalah berkepanjangan berarti anak-anak tidak sekolah, nah bagaimana mereka mau dapat ilmu kalau tidak sekolah," jelasnya.

Beny juga mengatakan, dirimya mengharapkan pemerintah memcari jalan keluar dengan melakukam mediasi bagi para tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemerintah desa dari dua desa tersebut sehingga dapat duduk bersama dalam satu kesempatan dan memberikan solusi.

Dijelaskanya, pemerintah juga harus menyediakan lapangam pekerjaan bagi warga lebih khususnya para pemuda bagi dua desa tersbut sehingga ada aktivitas yang produktif dan menjalim ikatan emosional dan solidaritas.

"Ada langkah yang harus diambil pemerintah yakni penyediaan lapangan pekerjaan dimana menerima para pemuda dari kedua belah pihak baik warga lokal maupun warga Eks Timtim sehingga dari kebersamaan itu diharapkan tercipta persaudaraan," katanya.

Secara terpisah, Mariano Marthins, Ketua Pemuda Oebelo Peduli Rakyat Tertindas (POPRATER) Oebelo kepada POS-KUPANG.COM di area kompleks WNI Eks Timtim RT 18 RW 007 Desa Oebelo mengatakan, dirinya sangat menyayangkan tidak responsifnya pemerintah daerah sampai hari ini karena hanya sekedar memberi imbauan tanpa ada langkah maju penyelesaian masalah seperti melakukan mediasi atau melakukan pendekatan kepada kedua belah pihak.

"Bagi kami pemuda, sudah menjadi tanggungjawabnya pemerintah untuk secepat mungkin menyelesaikan masalah tersebut," tegasnya.

Menurutnya, pemerintan sebagai representasi dari negara harus menjalankan tugasnya dalam memberikan rasa nyaman dan jaminan keamanan kepada masyarakatnya tak terkecuali warga dari kedua desa tersebut sehingga cukup sudah korban yang terus berjatuhan baik yang meregang nyawa, luka-luka dan trauma psikologis warga karena resah dan khawatir dengan situasi yang mencekam ini.

Selain itu, sebagian besar masyarakat yang berada di desa Oebelo dan Tanah Merah berlatar belakang petani, nelayan, buruh dan pekerja swasta skala kecil dengan adanya bentrokan yang tak kunjung tersesak ini mereka tak dapat bekerja dn menafkahi keluarga serta kebutuhan lainnya seperti kesehatan dan pendidikan anak-anaknya.

Sementara itu, Putry Fahik, seorang mahasiswi Undana Kupang yang tinggal di desa Oebelo mengatakan, bentrok yang terjadi tersebut mempersulit jalannya aktivitas masyarakat secara umum, apa lagi, lanjut Putry, ia dan para mahasiswa dan pelajar lainnya yang sedang bersekolah di berbagai tingkatan pendidikan baik SD, SMP, SMA/SMK maupun perguruan tinggi

"Semoga pihak pemerintah segera menemukan solusi dari masalah ini agar semuanya boleh terselesaikan secara tuntas agar semua aktivitas boleh berjalan dgn baik lagi. Pemerintah kiranya mengusut dan mengambil keputusan yang adil bagi kedua belah pihak," katanya.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved