NTT Menanti Tetesan Berkat Pertemuan IMF

Wahai Dunia Lihatlah, Kami Punya Surga di Atas Awan

Kita kabarkan juga kepada dunia bahwa di NTT bukan hanya ada Komodo. Ada surga- surga wisata lainnya yang eksotik.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
WAE REBO--Panorama kampung adat Wae Rebo, Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Dilukiskan sebagai Surga yang terpencil, telah mendapat penghargaan dari UNESCO tahun 2012 sebagai salah satu World Heritage. 

Para tamu yang akan datang ke Labuan dan Komodo berkisar antara 15.000 hingga 17.000 orang. Karena itu, Menteri Luhut menginstruksikan Pemprov NTT berkontribusi membantu kesiapan infrastruktur, terutama air bersih.

Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) juga membenahi sarana dan prasarana. Kepala TNK, Budi Kurniawan, akan menyempurnakan tangga di Pulau Padar, memperbaiki dermaga, pembangunan MCK, dan lainnya.

Baca: Parade Foto Member KPOP BTS Bikin Army Makin Cinta, Jangan Lihat Jika Tak Kuat

Baca: Mau Jadi Pacar Member BTS, V? Miliki Kriteria Pasangan Seperti Ini

Otoritas TNK juga membentuk Masyarakat Peduli Sampah (MPS) untuk mengatasi masalah sampah yang selama ini dikeluhkan wisatawan mancanegara. "MPS merupakan masyarakat desa dalam kawasan TNK. Mereka telah mengangkut lebih dari 2,5 ton sampah dari kawasan TNK menuju Labuan Bajo untuk didaur ulang oleh Koperasi Serba Usaha Sampah Komodo," terang Budi di Labuan Bajo, Jumat (3/8/2018).

Apa yang dilakukan Bupati Agustinus Dula? Fokus sektor penginapan. Dengan jumlah belasan ribu orang, dikhawatirkan penginapan belum bisa menampung para tamu. "Pemkab Manggarai Barat membangun dua buah hotel bertaraf internasional di Labuan Bajo mengantisipasi ledakan kunjungan wisatawan," ujar Bupati Dula di Labuan Bajo, Kamis (5/7/2018).

Kondisi penginapan di Labuan Bajo saat ini, diakui Bupati Dula, belum memadai untuk menampung ribuan tamu yang datang sekaligus. Dengan hadirnya Hotel Marina berkapasitas 180 kamar, dan Hotel Ayana berkapasitas 200 kamar dapat meminimalisir masalah ledakan arus kunjungan wisatawan.

"Jika hotel-hotel berbintang yang ada tidak sanggup menampung para tamu dari berbagai negara itu, pemerintah telah menyiasatinya dengan hotel-hotel kelas melati, maupun home stay milik masyarakat lokal. Jika itu pun belum mencukupi, rumah penduduk pun akan dimanfaatkan untuk menampung mereka. Tapi saya optimistis masalah penginapan teratasi. Kita memberikan yang terbaik untuk para tamu dunia itu. Karena untuk jangka panjang, hasilnya dahsyat. Mereka tidak melupakan Labuan Bajo dan Komodo. Tidak melupakan NTT," Bupati Dula sumringah.

Bupati Dula juga mengumpulkan para pelaku wisata seperti agen travel, hotel, restoran, tokoh souvenir, kelompok sadar wisata sebagai pengelola objek wisata untuk meningkatkan kapasitasnya. "Dari sisi atraksi dan obyek wisata, Labuan Bajo telah siap. Yang ditingkatkan sekarang adalah persiapan sumber daya manusia (SDM) untuk menyambut tamu-tamu khusus itu. Selain penguasaan bahas asing di luar Bahasa Inggris, salah satu yang disiapkan pelaku wisata adalah kemampuan mengeksplorasi potensi lokal di Labuan Bajo dan NTT umumnya. Mereka harus menjelaskan potensi lokal NTT secara detail," ujarnya. Bupati Dula juga meminta para pelaku wisata meningkatkan kualitas produk seperti souvenir.

Sementara itu, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Komodo, Intan Gemalapuri, merespons permintaan Bupati Dula untuk meningkatkan kapasitas karyawan hotel agar memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu IMF.

Baca: Ditolong Paska Kecelakaan, Putri Diana Mengatakan Hal Ini Sebelum Meninggal, Foto-Foto

Baca: Berani Sekali, Koki Ini Protes Soal Kondisi Makam Putri Diana, Ini Reaksi Dari Kerajaan Inggris

"Kita telah melakukan ujian sertifikasi profesi kepada 60 karyawan hotel dan restoran di Labuan Bajo. Tahun 2017 lalu kita sertifikasi 285 karyawan hotel. Jadi, tidak ada masalah. Kita siap menyambut tamu-tamu IMF," ujar Intan di Labuan Bajo, Sabtu (11/8/2018).

Entaskan Kemiskinan
Penjabat Gubernur NTT, Drs. Robertus Simbolon, MPA menyatakan keseriusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjadikan NTT sebagai destinasi baru pariwisata diharapkan bisa menekan angka kemiskinan di daerah ini.

"Saya berharap kehadiran tamu-tamu dunia di Bali nanti membawa hujan berkat untuk NTT. Kita bersujud, berdoa, semoga semuanya datang ke NTT, tidak pindah ke lain hati. Kalau saja dari 15.000 peserta pertemuan IMF di Bali, 5.000 orang di antaranya datang ke Labuan Bajo, sungguh luar biasa," ujar Robert ketika memimpin apel perdana di Kupang, Senin (23/7/2018).

Robert berandai-andai jika dalam sehari 5.000 turis itu membelanjakan minimal Rp 1 juta, berapa rupiah yang 'terbang' di Labuan Bajo atau daerah lain di NTT. "Kalau mereka tinggal tiga hari, sudah berapa itu, jumlahnya sangat banyak. Suatu saat kita tidak miskin lagi," Robert berharap.

Selama ini singkatan "NTT" sering dipelesetkan "Nasib Tidak Tentu" atau "Nanti Tuhan Tolong." Tetapi dengan keseriusan mengembangkan pariwisata, NTT menjadi "New Tourism Territory". Menyambut tamu-tamu IMF, NTT harus dicitrakan sebagai "Nusa Tanah Terjanji." Sebab, kata Robert, eksotisme destinasi wisata NTT dilukiskan seperti kepingan-kepingan Surga yang kecil.

Putra Samosir, Sumatera Utara, itu mengatakan, pelesetan singkatan NTT justru menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus berjuang agar sejajar dengan provinsi lain di Indonesia.

"NTT telah membuktikan pengembangan pariwisata, khususnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang menjadi salah satu dari 10 destinasi dunia. NTT yang kini disebut sebagai 'New Tourism Territory' atau kawasan wisata baru akan mengurangi angka kemiskinan di daerah ini," tutur Robert.

Untuk jangka panjang, diakui Robert, kehadiran tamu-tamu IMF di Labuan Bajo dan NTT akan turut memerangi kemiskinan. "Mereka akan mengkampanyekan indahnya NTT kepada dunia sehingga banyak wisatawan datang dan menerbangkan dollarnya di NTT," Robert bangga.

Baca: Capricorn Suka Makanan Rumahan, Aries Suka Makanan Pedas, Zodiak Lain Seperi Apa?

Baca: Ciri Orang Suka Selingkuh, Kamu Termasuk? Pikir 4 Hal Ini Sebelum Berselingkuh Ya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2016 mencapai 1.149.920 jiwa atau 22,19 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut menurun 10.610 jiwa dibanding jumlah penduduk miskin pada September 2015 yang tercatat 1.160.530 orang atau 22,58 persen dari jumlah penduduk. Pada Maret 2016, garis kemiskinan ditetapkan Rp 322.947, sedangkan pada September 2015 Rp 307.224.

"Kami berterima kasih kepada presiden yang menetapkan NTT sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata di Indonesia, yaitu di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Karena itu, NTT sekarang dikenal sebagai New Tourism Teritory," ujarnya.

NTT kini memiliki kurang lebih 1.192 pulau. Sekitar 40 pulau di antaranya berpenghuni, sementara ribuan pulau lainnya merupakan pulau-pulau kecil tanpa penghuni. Pulau-pulau kecil yang belum dimanfaatkan ini sangat cocok untuk pengembangan bisnis pariwisata seperti pembangunan resort, penginapan, dan berbagai wahana pariwisata lainnya. Pulau-pulau kecil di NTT ini menyajikan alam yang asli dan indah dikelilingi laut biru dan bersih dengan potensi wisata baharinya.

"Ini yang kita kabarkan kepada dunia melalui tamu-tamu IMF itu. Sehingga NTT benar-benar menjadi Nusa Tanah Terjanji," pungkas Robert. Wow!!! (benny dasman)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved