NTT Menanti Tetesan Berkat Pertemuan IMF

Wahai Dunia Lihatlah, Kami Punya Surga di Atas Awan

Kita kabarkan juga kepada dunia bahwa di NTT bukan hanya ada Komodo. Ada surga- surga wisata lainnya yang eksotik.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
WAE REBO--Panorama kampung adat Wae Rebo, Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Dilukiskan sebagai Surga yang terpencil, telah mendapat penghargaan dari UNESCO tahun 2012 sebagai salah satu World Heritage. 

"Eksotisme destinasi wisata NTT dilukiskan seperti kepingan-kepingan Surga yang kecil."

POS KUPANG.COM--Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, bersuara lantang. Peserta diskusi di Kantor Redaksi Harian Pos Kupang, Kamis (25/1/2018) sore, menyimak serius.

Begini. "Pesona Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, sudah mendunia. Komodo telah menjadi pintu masuk agar dunia melihat NTT secara utuh. Kita kabarkan juga kepada dunia bahwa di NTT bukan hanya ada Komodo. Ada surga- surga wisata lainnya yang eksotik. Bahkan terindah di dunia," Eliaser menggebu- gebu.

Tepuk tangan bergemuruh. Diskusi bertajuk "Pengembangan Wisata Bahari di NTT," ini digagas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur (NTT). Wadah untuk menyatukan langkah bagaimana NTT menangkap dollar yang 'terbang' rendah di Bali pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia, 8-14 Oktober 2018.

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Sabtu 18 Agustus 2018, Leo dan Libra Dapat Rejeki

Baca: Ramalan Zodiak Tentang Cinta Hari ini, Leo Dapat Kejutan, Virgo Berjuang, Libra Romantis

Berdasarkan rilis media, pertemuan IMF di Bali dihadiri lebih dari 15.000 orang dari total 189 negara anggota peserta, belum termasuk keluarga delegasi hingga pihak terkait lainnya. Dan, perputaran uang selama perhelatan internasional tersebut sangat besar. Angkanya ditaksir mencapai lebih dari 100 juta dollar AS. Itu minimal, belum terjadi dampak multiplier (rentetan).

Pernyataan Bupati Eliaser ini membuka ruang diskusi. "Kita harus bergerak cepat. Kalau setengah dari peserta ini memilih Komodo (Labuan Bajo) sebagai destinasi wisata setelah pertemuan, NTT mendapat berkat yang luar biasa. Saatnya kita viralkan, NTT bukan hanya Komodo, ada juga objek wisata indah lainnya. Ini promosi untuk jangka panjang. Tahun ini mungkin mereka (wisatawan) hanya ke Komodo, mungkin tahun depan atau tahun berikutnya ke spot wisata lain di NTT. Kita siapkan kalender event-nya untuk dikabarkan kepada dunia. Saatnya kita lakukan promosi besar-besaran," Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, memantik pendapat peserta lainnya.

Selain Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, diskusi ini juga dihadiri Bupati Belu, Willy Lay; Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Fernandes; Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore; Wakil Bupati Lembata, Lembata, Thomas Ola Langoday; para kepala dinas pariwisata kabupaten/kota, PHRI NTT, agen travel dan pelaku wisata lainnya.

Bupati Eliaser melukiskan pertemuan IMF di Bali sebagai event dunia. Berkatnya harus menetes ke NTT. "Saatnya NTT tidak hanya fokus membangun pariwisata di Labuan Bajo karena daerah lain memiliki potensi wisata yang sama, bisa menyamai, bahkan menggeser pesona Labuan Bajo," Bupati Eliaser menjelaskan.

Tak sekadar wacana, Bupati Eliaser mengalokasikan dana Rp 15 miliar untuk membangun pariwisata di daerahnya pada tahun 2018. Didukung dana ini, tanggal 22-29 September 2018, Pemkab Lembata menggelar Festival 3 Gunung (F3G) menghadirkan keunikan dari tiga gunung yakni Ile Lewotolok, Ile Batutara dan Ile Werung.

Baca: Big Hit Entertainment Beri Komentar Ini Terhadap Cuitan Joseph Kahn Pada BTS

Baca: Seperti Ini Cara Army Balas Sakit Hati Mereka Ke Prosedur Joseph Khan Yang Hina BTS

"F3G merupakan brand pariwisata baru Lembata. Keunikan yang dimiliki tiga gunung akan menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Lembata. Kami gelar F3G sebelum pertemuan IMF di Bali agar aromanya berembus ke mancanegara. Kita promosikan F3G secara besar-besaran sebagai referensi wisata untuk peserta IMF nanti, selan ikon yang dimiliki Lembata saat ini yakni ritual perburuan ikan paus," ujar Bupati Eliaser.

Pesona Lembata dengan bentangan alamnya yang unik mampu menyedot wisatawan. Tahun 2016 tercatat 6.000-an orang. Tahun 2017 meningkat menjadi 10 ribu lebih wisatawan.

Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore, juga angkat bicara. Politisi Partai Demokrat ini mendukung penuh gagasan mengembangkan wisata bahari di NTT sebagai alternatif Komodo. Dia memastikan investor segera membangun marina di Kota Kupang. "Saya baru saja mengeluarkan izin prinsip kepada pengusaha untuk bangun marina di Kupang dengan investasi Rp 300 miliar sampai Rp 600 miliar," kata Jefri.

Menyambut pertemuan IMF di Bali, Jefri 'mendandani' sejumlah objek wisata andalannya untuk mendulang rupiah, antara lain Pantai Kupang, Gua Kristal, Air Terjun Oenesu, Taman Nostalgia, Pantai Manikin, Pantai Ketapang Satu. "Lancarnya penerbangan langsung Bali-Kupang, bukan tidak mungkin ada peserta IMF berwisata ke Kupang. Saya minta Dinas Pariwisata Kota Kupang gencar melakukan promosi secara terpadu dengan Dinas Pariwisata NTT. Jika perlu menggelar pentas budaya di Bali untuk dijual kepada agen-agen wisata menangkap peluang pertemuan IMF," Jefri menjelaskan.

Bupati Belu, Willy Lay, setuju dengan gagasan membangun pariwisata bahari di NTT karena magnetnya bisa mengalahkan Labuan Bajo. Artinya, NTT membuat spot kunjungan alternatif untuk wisatawan. Dan, pertemuan IMF di Bali sebagai langkah awal untuk promosi karena peserta datang dari berbagai negara. "Dampaknya sangat dahsyat. NTT jangan tidur," tegasnya.

Menyambut pertemuan IMF di Bali, Bupati Willy menggelar Festival Fulan Fehan pada Oktober 2018. "Tahun lalu kami juga gelar. Festival Fulan Fehan menampilkan ribuan penari likurai di lembah Gunung Lakaan. Indah sekali. Sesudah lelah mengikuti pertemuan IMF di Bali, peserta dibugarkan ketika menyaksikan festival musim dingin ini," Bupati Willy promosi.

Bupati Willy mengaku terinspirasi ketika melakukan perjalanan wisata ke New Zealand. Di negeri itu, perjalanan wisata lintas pulau sangat digemari. Dinas Pariwisata NTT, misalnya, bisa merintis perjalanan wisata lintas Timor-Flores. "Sasarannya wisatawan domestik. Setelah domestik mapan, wisatawan mancangera akan ditarik. Dan, moment promosinya pada pertemuan IMF ini. Soal namanya kita sepakati, tapi bisa jadi kawasan maritim," tegasnya.

Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Ray Fernandez, juga sepakat membentuk kawasan wisata bahari di NTT. Jangan fokus ke Labuan Bajo. "Pemkab TTU saat ini gencar menata dan membangun sejumlah objek wisata andalan. TTU merupakan daerah penyanggah di perbatasan Indonesia-Timor Leste, khususnya Oekusi. Kita segera bangun patung Yesus di Kefamenanu. Tertinggi di dunia. Pertemuan IMF di Bali ini sebagai moment yang pas untuk kita promosikan. Ini agenda kita dan hasilnya untuk jangka panjang," Bupati Ray memaparkan.

Baca: Sadis, Usai Membunuh Jenasah Istri Dan Dua Anak Disembunyikan di Ruang Kerja

Baca: Kisah Sedih Denada, Berbohong Agar Dapat Uang Obati Penyakti Leukemia Putrinya

Diskusi selama lima jam ini menyepakati dibentuknya kawasan wisata bahari utara selatan sebagai destinasi unggulan baru di NTT. "Dengan cara ini distribusi kunjungan wisatawan akan merata ke seluruh NTT. Tidak saja fokus ke Labuan Bajo (Komodo) tetapi kita membentuk 'komodo-komodo' lain untuk mencitrakan NTT di level dunia. Ini destinasi unggulan kita untuk jangka panjang. Mulai sekarang kita gencarkan promosinya memanfaatkan moment pertemuan IMF di Bali," Marius Jelamu mengetuk palu.

Empat Event Pariwisata Terbaik NTT
Melengkapi presentasi tiga bupati/walikota, Kadis Pariwisata NTT, Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si, menyebut empat event pariwisata terbaik di NTT, dipilih dari 100 event dalam negeri yang di-highlight menjadi acara unggulan untuk menggaet wisatawan asing. Empat event ini digelar setiap tahun.

Pertama, Tour de Flores. Terinspirasi dari kesuksesan perhelatan serupa seperti Tour de France sejak 1903, Tour de Singkarak sejak 2009, dan Tour de Banyuwangi "Ijen" sejak 2012. Tour de Flores berandil besar mengangkat pariwisata di Negeri Seribu Senyum ini. Tour de Flores mengundang atlet dunia untuk bersepeda dengan jarak 743 kilometer. Tahun ini, Tour de Flores telah digelar 6-16 Mei 2018.

Kedua, Festival Likurai Timor. Festival di lembah Fulan Fehan-Belu, ini memamerkan tari-tarian tradisional Belu. Gerakannya mirip orang berperang. Penari pria membawa pedang. Penari perempuan membawa tihar atau kendang kecil.

Festival Likurai Timor digelar 27-28 Oktober 2018. "Festival ini diharapkan mengangkat potensi pariwisata Belu. Momentnya pas setelah pertemuan IMF di Bali. Kita harus gencar promosikan ini. Jika perlu kita lakukan promosi di Bali," Marius menjelaskan.

Ketiga, Festival Komodo. Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo tercatat sebagai destinasi wisata level dunia. Labuan Bajo beberapa waktu lalu menyabet runner-up snorkeling site terbaik dunia setelah Raja Ampat.

Baca: Mau Awet Muda, Makan Tomat dan 5 Jenis Makanan Ini, Lihat Hasilnya

Baca: Kurang Tidur, Bosan Dan 8 Kebiasaan Ini Bikin Badanmu Gemuk, Bagaimana Bisa?

Posisi ini membawa Labuan Bajo berada satu level di atas Kepulauan Galapagos, Amerika Serikat. Prestasi ini menghipnotis wisatawan membanjiri Labuan Bajo. "Mempopulerkan varanus komodo, Dinas Pariwisata Manggarai Barat menggelar Festival Komodo. Sukses menggelar festival ini pada 5-10 Maret 2018, masyarakat Labuan Bajo kini siap menyambut tamu-tamu IMF," Marius optimistis.

Festival Komodo sebagai ajang pentas seni budaya menampilkan tarian tradisional Flores. Beragam tari dipertunjukkan, hampir dari semua kecamatan di Manggarai Barat. Menakjubkan.

Keempat, Parade Sandelwood dan Tenun Ikat Sumba. Sumba primadona baru dunia. Padang rumput eksotis, perbukitan lepas pandang, kuda-kuda etnik, kampung-kampung adat unik, dan pantai-pantai yang belum banyak terjamah menjadi daya tarik utama wisatawan.

Karena pemandangan alamnya yang bikin mata tak berkedip, belakangan banyak turis berbondong-bondong ke daerah yang tergolong "pelosok" ini. Sumba diviralkan ke publik melalui film-film dan dokumentasi bertemakan eksotisme alam.

Pada tahun 2017, dunia menatap Sumba. Pulau dengan luas 10.710 km2 itu menyimpan kekayaan wisata melimpah ruah. Dari sajian alam padang rumput sabana membentang luas, pantai-pantai eksotis, hingga kekayaan megalitik dan keaslian budaya yang unik. Tak heran jika pesona pulau di selatan Indonesia itu dinobatkan sebagai pulau terindah di dunia (The best beatiful Island in the World) versi Majalah Focus terbitan Jerman.

Lembaga Internasional Bird Life juga menetapkan kawasan Taman Nasional Matalawa di Sumba sebagai important bird area. Sepuluh jenis burung endemik hidup di pulau yang disebut 'Tanah Humba' itu. Mempercepat strategi promosi wisatanya, Sumba menggelar Wonderful Sumba Island Festival (WSIF) pada Juli 2018 lalu.

"Empat event ini kita harus viralkan di media sosial menjelang pertemuan IMF di Bali. Masyarakat NTT harus 'perang' di medsos kampanyekan ini. Kita berharap peserta pertemuan IMF nanti tidak hanya ke Labuan Bajo tetapi juga ke destinasi lainnya di Flores, Lembata, Sumba, Timor, Alor dan Rote Ndao," Marius berharap.

Tiga dari empat event ini, diakui Marius, telah digelar tahun 2018 dan digelar lagi tahun 2019 mendatang. "Mungkin saat itu wisatawan bisa datang jika mulai sekarang kita gencar promosi. Pertemuan IMF di Bali merupakan momentnya," tegas Marius.

Baca: 6 Deretan Zodiak Yang Licik, Waspada Jika Berteman Dengan Mereka

Baca: V BTS Menangis Pasca Bertengkar dengan Jin BTS, Gimana Hubungan Mereka Sekarang?

Marius juga menyebut pesona lain pariwisata NTT selain Labuan Bajo. NTT sebagai 'Nusa Serpihan Surga' mempunyai sejumlah objek unggulan yang mendunia. Untuk kategori wisata terpopuler kebersihannya (Most Popular Cleanliness), Pantai Nihiwatu di Sumba Barat, sudah mendunia. Mengusung konsep ecotourism, Nihiwatu menerapkan harmoni antara hotel dengan masyarakat asli dan budaya Sumba. Majalah travel internasional Travel+Leisure juga merilis Nihiwatu Resorts sebagai hotel terbaik dunia tahun 2016.

Untuk kategori situs sejarah terpopuler, situs Bung Karno di Ende menjadi pilihan wisatawan. Bung Karno seakan masih hidup di Ende. Penasaran tempat menyelam terpopuler? Alam bawah laut Alor di Kabupaten Alor, sangat eksotik, menggoda. Ssssst...jangan abaikan Teluk Maumere di Sikka. Destinasi ini juga tercatat sebagai tempat menyelam terpopuler di Indonesia.

Pantai Nemberala di Rote Ndao terpatri sebagai Most Popular Surfing Spot. Primadonanya sunset. Eksklusif. Pantai pasir putih yang asri, dan deretan pohon kelapa berbuah segar mengundang kekaguman.

Pasola, atraksi budaya terpopuler di Sumba Barat Daya, pantas untuk dinikmati. Aksi saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok berlawanan. Mendebarkan!!!

Mau berkelana di dataran tinggi? Ende favoritnya. Panorama Danau Tiga Warna di Gunung Kelimutu, yang sudah mendunia itu, penuh pesona. Pulau Gunung Batutara di Lembata juga tercatat sebagai tempat wisata unik. Penasaran? Jadwalkan perjalanan Anda ke Pulau Lomblen itu. Pun jangan lupa berselancar di Pantai Tarimbang, Sumba Timur. Anda pasti puas.

Di Kota Kupang, ada daging se'i, makanan tradisional terpopuler (Most Popular Traditional Dishes). Silakan dicicipi. Wow, nikmat! Tinggalkan Kupang, jangan lupa singgah di Kampung Adat Bena, Kabupaten Ngada. Berarsitek tradisional, alami. Mampir juga di Taman Laut 17 Pulau Riung, Kawah Wawomuda, Air Terjun Ogi, Mawar Laut. Indah.

Oease budaya NTT di Desa Wae Rebo, Manggarai, jangan dicoret dari jadwal perjalanan Anda. Wajib dikunjungi. Wae Rebo merupakan desa adat terpencil nan misterius. Terletak di ketinggian 1.200 mdpl yang selalu diselimuti kabut tipis. Wae Rebo kerap dilukiskan sebagai Surga terpencil di atas awan. Benar-benar keindahan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Desa adat dengan atap rumbia menjulang tinggi berada di tengah bentangan perbukitan hijau. Termasuk salah satu desa tertinggi di Indonesia.

"Wae Rebo telah mendapat penghargaan dari UNESCO tahun 2012 sebagai salah satu World Heritage. Desa terindah di Indonesia, bahkan dunia. Di desa ini sama sekali tidak ada sinyal handphone. Ini yang kita kabarkan kepada dunia. Wahai dunia, datang dan lihatlah, kami punya Surga di atas awan. Tak dijumpai di dunia lainnya," Marius berpromosi.

Baca: Tiga Zodiak Ini Paling Jahat, Kejam Dan Menakutkan, Kamu Termasuk?

Baca: Zodiak Mana Yang Jika Marah Paling Brutal, Siapapun Termasuk Kamu Tak Bisa Menenangkannya

Marius meyakinkan wisatawan bahwa semua daerah wisata di NTT sudah terkoneksi dengan layanan penerbangan memanfaatkan sekitar 14 bandara aktif yang ada. Selain konektivitas antardaerah, jalur penerbangan regional dari berbagai provinsi lainnya ke NTT juga sudah terkoneksi.

Dia mencontohkan, layanan penerbangan langsung dari Denpasar, Bali menuju Pulau Sumba melalui Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya dan Waingapu, Sumba Timur. Selain itu, dari Denpasar menuju sejumlah daerah tujuan wisata di Pulau Flores seperti Labuan Bajo, Ende, dan Maumere, maupun penerbangan langsung Jakarta-Labuan Bajo.

"Kemudian melalui pintu timur dari Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar, menuju Kupang, yang sudah terkoneksi pula dengan penerbangan menuju daerah-daerah. Jadi, para tamu IMF jangan ragu ke NTT," Marius menegaskan.

'Dandani' Labuan Bajo
Masyarakat Labuan Bajo dan NTT umumnya sudah kebelet mendapatkan dollar para tamu IMF. Persiapan pun tidak main-main. Setelah bertemu dengan para bupati/walikota untuk menyiapkan destinasi wisata, Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Jelamu, juga intens melakukan pertemuan dengan Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dulla.

Kota Labuan Bajo dipercantik. Memperbaiki fasilitas air bersih. Perhotelan dan sampah sebagai persoalan utama harus segera diselesaikan. "Kami kucurkan dana Rp 1,5 miliar membangun infrastruktur air bersih di Labuan Bajo. Pasalnya Labuan Bajo dan Komodo merupakan satu paket wisata yang ditawarkan kepada para peserta annual meeting IMF-WB, selain enam objek unggulan lainnya di Indonesia. Kita berharap destinasi wisata lain di NTT juga dilirik tamu-tamu dunia ini," terang Marius di Kupang, Jumat (10/8/2018).

Marius juga secara maraton rapat dengan para menteri dari lintas kementerian, dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Agenda utamanya 'nendandani' Labuan Bajo dan Komodo.

Para tamu yang akan datang ke Labuan dan Komodo berkisar antara 15.000 hingga 17.000 orang. Karena itu, Menteri Luhut menginstruksikan Pemprov NTT berkontribusi membantu kesiapan infrastruktur, terutama air bersih.

Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) juga membenahi sarana dan prasarana. Kepala TNK, Budi Kurniawan, akan menyempurnakan tangga di Pulau Padar, memperbaiki dermaga, pembangunan MCK, dan lainnya.

Baca: Parade Foto Member KPOP BTS Bikin Army Makin Cinta, Jangan Lihat Jika Tak Kuat

Baca: Mau Jadi Pacar Member BTS, V? Miliki Kriteria Pasangan Seperti Ini

Otoritas TNK juga membentuk Masyarakat Peduli Sampah (MPS) untuk mengatasi masalah sampah yang selama ini dikeluhkan wisatawan mancanegara. "MPS merupakan masyarakat desa dalam kawasan TNK. Mereka telah mengangkut lebih dari 2,5 ton sampah dari kawasan TNK menuju Labuan Bajo untuk didaur ulang oleh Koperasi Serba Usaha Sampah Komodo," terang Budi di Labuan Bajo, Jumat (3/8/2018).

Apa yang dilakukan Bupati Agustinus Dula? Fokus sektor penginapan. Dengan jumlah belasan ribu orang, dikhawatirkan penginapan belum bisa menampung para tamu. "Pemkab Manggarai Barat membangun dua buah hotel bertaraf internasional di Labuan Bajo mengantisipasi ledakan kunjungan wisatawan," ujar Bupati Dula di Labuan Bajo, Kamis (5/7/2018).

Kondisi penginapan di Labuan Bajo saat ini, diakui Bupati Dula, belum memadai untuk menampung ribuan tamu yang datang sekaligus. Dengan hadirnya Hotel Marina berkapasitas 180 kamar, dan Hotel Ayana berkapasitas 200 kamar dapat meminimalisir masalah ledakan arus kunjungan wisatawan.

"Jika hotel-hotel berbintang yang ada tidak sanggup menampung para tamu dari berbagai negara itu, pemerintah telah menyiasatinya dengan hotel-hotel kelas melati, maupun home stay milik masyarakat lokal. Jika itu pun belum mencukupi, rumah penduduk pun akan dimanfaatkan untuk menampung mereka. Tapi saya optimistis masalah penginapan teratasi. Kita memberikan yang terbaik untuk para tamu dunia itu. Karena untuk jangka panjang, hasilnya dahsyat. Mereka tidak melupakan Labuan Bajo dan Komodo. Tidak melupakan NTT," Bupati Dula sumringah.

Bupati Dula juga mengumpulkan para pelaku wisata seperti agen travel, hotel, restoran, tokoh souvenir, kelompok sadar wisata sebagai pengelola objek wisata untuk meningkatkan kapasitasnya. "Dari sisi atraksi dan obyek wisata, Labuan Bajo telah siap. Yang ditingkatkan sekarang adalah persiapan sumber daya manusia (SDM) untuk menyambut tamu-tamu khusus itu. Selain penguasaan bahas asing di luar Bahasa Inggris, salah satu yang disiapkan pelaku wisata adalah kemampuan mengeksplorasi potensi lokal di Labuan Bajo dan NTT umumnya. Mereka harus menjelaskan potensi lokal NTT secara detail," ujarnya. Bupati Dula juga meminta para pelaku wisata meningkatkan kualitas produk seperti souvenir.

Sementara itu, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Komodo, Intan Gemalapuri, merespons permintaan Bupati Dula untuk meningkatkan kapasitas karyawan hotel agar memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu IMF.

Baca: Ditolong Paska Kecelakaan, Putri Diana Mengatakan Hal Ini Sebelum Meninggal, Foto-Foto

Baca: Berani Sekali, Koki Ini Protes Soal Kondisi Makam Putri Diana, Ini Reaksi Dari Kerajaan Inggris

"Kita telah melakukan ujian sertifikasi profesi kepada 60 karyawan hotel dan restoran di Labuan Bajo. Tahun 2017 lalu kita sertifikasi 285 karyawan hotel. Jadi, tidak ada masalah. Kita siap menyambut tamu-tamu IMF," ujar Intan di Labuan Bajo, Sabtu (11/8/2018).

Entaskan Kemiskinan
Penjabat Gubernur NTT, Drs. Robertus Simbolon, MPA menyatakan keseriusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjadikan NTT sebagai destinasi baru pariwisata diharapkan bisa menekan angka kemiskinan di daerah ini.

"Saya berharap kehadiran tamu-tamu dunia di Bali nanti membawa hujan berkat untuk NTT. Kita bersujud, berdoa, semoga semuanya datang ke NTT, tidak pindah ke lain hati. Kalau saja dari 15.000 peserta pertemuan IMF di Bali, 5.000 orang di antaranya datang ke Labuan Bajo, sungguh luar biasa," ujar Robert ketika memimpin apel perdana di Kupang, Senin (23/7/2018).

Robert berandai-andai jika dalam sehari 5.000 turis itu membelanjakan minimal Rp 1 juta, berapa rupiah yang 'terbang' di Labuan Bajo atau daerah lain di NTT. "Kalau mereka tinggal tiga hari, sudah berapa itu, jumlahnya sangat banyak. Suatu saat kita tidak miskin lagi," Robert berharap.

Selama ini singkatan "NTT" sering dipelesetkan "Nasib Tidak Tentu" atau "Nanti Tuhan Tolong." Tetapi dengan keseriusan mengembangkan pariwisata, NTT menjadi "New Tourism Territory". Menyambut tamu-tamu IMF, NTT harus dicitrakan sebagai "Nusa Tanah Terjanji." Sebab, kata Robert, eksotisme destinasi wisata NTT dilukiskan seperti kepingan-kepingan Surga yang kecil.

Putra Samosir, Sumatera Utara, itu mengatakan, pelesetan singkatan NTT justru menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus berjuang agar sejajar dengan provinsi lain di Indonesia.

"NTT telah membuktikan pengembangan pariwisata, khususnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang menjadi salah satu dari 10 destinasi dunia. NTT yang kini disebut sebagai 'New Tourism Territory' atau kawasan wisata baru akan mengurangi angka kemiskinan di daerah ini," tutur Robert.

Untuk jangka panjang, diakui Robert, kehadiran tamu-tamu IMF di Labuan Bajo dan NTT akan turut memerangi kemiskinan. "Mereka akan mengkampanyekan indahnya NTT kepada dunia sehingga banyak wisatawan datang dan menerbangkan dollarnya di NTT," Robert bangga.

Baca: Capricorn Suka Makanan Rumahan, Aries Suka Makanan Pedas, Zodiak Lain Seperi Apa?

Baca: Ciri Orang Suka Selingkuh, Kamu Termasuk? Pikir 4 Hal Ini Sebelum Berselingkuh Ya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2016 mencapai 1.149.920 jiwa atau 22,19 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut menurun 10.610 jiwa dibanding jumlah penduduk miskin pada September 2015 yang tercatat 1.160.530 orang atau 22,58 persen dari jumlah penduduk. Pada Maret 2016, garis kemiskinan ditetapkan Rp 322.947, sedangkan pada September 2015 Rp 307.224.

"Kami berterima kasih kepada presiden yang menetapkan NTT sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata di Indonesia, yaitu di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Karena itu, NTT sekarang dikenal sebagai New Tourism Teritory," ujarnya.

NTT kini memiliki kurang lebih 1.192 pulau. Sekitar 40 pulau di antaranya berpenghuni, sementara ribuan pulau lainnya merupakan pulau-pulau kecil tanpa penghuni. Pulau-pulau kecil yang belum dimanfaatkan ini sangat cocok untuk pengembangan bisnis pariwisata seperti pembangunan resort, penginapan, dan berbagai wahana pariwisata lainnya. Pulau-pulau kecil di NTT ini menyajikan alam yang asli dan indah dikelilingi laut biru dan bersih dengan potensi wisata baharinya.

"Ini yang kita kabarkan kepada dunia melalui tamu-tamu IMF itu. Sehingga NTT benar-benar menjadi Nusa Tanah Terjanji," pungkas Robert. Wow!!! (benny dasman)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved